Produksi Ikan Hias Tembus 978 Juta Ekor

NERACA

 

Jakarta - Perkembangan produksi budidaya ikan hias Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan sangat siginifikan. Bahkan target tahun 2012 yang dipatok Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebesar 850 juta ekor, dari catatan sementara sudah mencapai 978 juta ekor atau 115,16% dari target semula.

“Sampai dengan tahun 2011, Indonesia menduduki ranking ke-5 ekportir ikan hias dunia setelah Rep. Ceko, Thailand, Jepang dan Singapura. Potensi ekspor ikan hias Indonesia sendiri diperkirakan mencapai US $ 60 juta  sampai dengan US$ 65 juta,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Slamet Soebjakto, dalam keterangan resmi yang dikutip, kemarin.

Slamet menjelaskan, prospek bisnis ikan hias memang sangat menjanjikan. Apalagi ikan hias Indonesia memiliki keragaman baik bentuk tubuh dan warna yang indah sehingga dipercaya dapat mengurangi stress oleh para pencinta ikan hias atau para hobbies  baik di Indonesia maupun di dunia. Tingginya minat terhadap ikan hias Indonesia saat ini, membuat semakin banyak pembudidaya ikan ataupun para pemasar yang mengusahakan ikan hias sebagai komoditas andalan, sehingga memiliki potensi peningkatan ekonomi nasional.

“KKP sangat serius mengembangkan ikan hias baik air tawar maupun air laut. Salah satunya diwujudkan melalui pengembangan kawasan Minapolitan ikan hias pada tahun 2011 yang lalu di Kabupaten Blitar, Jawa Timur,” katanya.

Potensi ikan hias Indonesia, menurut Slamet sangat besar, baik dari segi produksi maupun jenisnya. KKP mencatat jumlah species ikan hias air tawar sebanyak lebih dari 450 species dari total 1.100 species ikan hias air tawar di dunia. Untuk ikan hias air laut Indonesia memiliki lebih dari 700 jenis species. Potensi ini memeberi peluang Indonesia akan mampu berbicara banyak di pasar Internasional dan menjadi eksportir terbesar didunia.

“Perlu adanya kesatuan visi dan misi antara pemerintah, asosiasi dan stakeholder ikan hias dalam mendukung industrialisasi ikan hias dan sekaligus menggalang komitmen untuk menyusun satu strategi nasional dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar ikan hias pada tahun 2015,” tegas Slamet.

Mulai dari teknologi, produksi, sarana dan prasarana hingga masalah pemasaran. “Termasuk menciptakan pola-pola kemitraan yang sehat antara pengusaha/swasta dan masyarakat pembudidaya ikan, pemasar, hobbies dan eksportir,” jelasnya.

Teknologi Budidaya

Slemet menjelaskan, KKP melalui Dirjen PB telah mengembangkan teknologi budidaya ikan hias. Program ini untuk memenuhi kebutuhan para pembudidaya dalam mengembangkan usaha ikan hias. Dimana melalui BBPBAT Sukabumi, telah dikembangkan ikan hias jenis koi, koki, arwana, cupang, manfish, sumatra, balasark dan coridoras. BBPBL Lampung BBPBAP Jepara secara khusus mengembangkan kuda laut dan clown fish. BBAT Jambi telah berhasil mengembangkan ikan arwana, botia, belida, benih jelawat dan benih kapiat.  BBAP Situbondo khusus mengembangkan benih kerapu tikus.

Sedangkan BBL Ambon, berhasil mengembangbiakan ikan hias jenis angel piyama, banggai cardinal, blue devil, siklid, clown fish dan zebra. “Hal serupa juga dilakukan BBAT Mandiangin yang secara khusus berhasil mengembangkan jenis koi, komet, arwana dan belida. Termasuk yang kini dilakukan BBAT Tatelu yang telah mengembangkan ikan hias jenis siklid, komet, koki, platy koral, guppy, cupang, black molly, manfish dan black ghost,” paparnya.

Menurut Slamet, beberapa daerah di Indonesia juga sudah berhasil mengembangkan serta memasarkan komoditas ikan hias dengan harga cukup baik. Diantaranya jenis  arowana, discus, cupang, koi, louhan, guppy, koki, dan jenis ikan hias air tawar lainnya. Sementara jenis ikan hias laut seperti : clown fish, damsel, chromis, marine angel, scorpion, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, beaked coral fish, sea horse, cardinal, sudah berhasil dibudidayakan oleh masyarakat.

Selain itu, tambah Slamet, potensi tanaman hias air Indonesia juga cukup besar. Berdasarkan data dari pelaku tanaman hias air bahwa ekspor tanaman hias air pada tahun 2008 sebanyak 1,5 juta batang dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebanyak 3 juta batang, dimana trendnya setiap tahun mengalami peningkatan permintaan ekspor.

Tujuan ekspor tanaman hias air  Indonesia umumnya kepada negara-negara yang mempunyai 4 dan 2 musim seperti negara-negara di Eropa, Amerika dan Asia antara lain: Spanyol, New Zealand, Turki, Belanda, Jerman, Denmark,Portugis, Hawaii, Jepang, Singapura dan beberapa negara lain. “Namun tujuan utama ekspor sampai saat ini adalah negara-negara di Eropa dan Amerika,” katanya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…