Mahalnya Perselingkuhan

Ingat kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Itu adalah contoh perselingkuhan penguasa dan pengusaha yang menghabiskan dana negara lebih dari Rp 600 triliun. Bentuk perselingkuhan itu berupa kucuran dana besar dari pemerintah ke bank-bank yang kolaps dan nyaris mati. Imbas dari perselingkuhan tersebut tak hilang meski sudah terjadi belasan tahun silam terjadi. Saat ini, borok perselingkuhan tersebut masih juga dikorek-korek dan memunculkan luka lama yang menyakitkan.

Dalam kasus BLBI, perselingkuhan yang terjadi bukan saja antara penguasa era orde baru dengan para konglomerat yang membuat Indonesia jatuh dalam tumpukan hutang. Tapi juga perselingkuhan antara penguasa pasca orde baru dengan pengusaha. Salah satu bentuk perselingkuhan itu adalah munculnya skema pembebasan utang pengusaha terhadap negara. Boleh dibilang, pengusaha dua kali membodohi penguasa dalam aksi perselingkuhannya. Sudah membobol uang negara, negara juga yang membebaskan pengusaha dari kewajiban membayar utang. Padahal, utang mereka jumlahnya sangat besar. Tapi penguasa memberikan diskon dan berbagai macam kemudahan hingga pengusaha pengutang itu tak perlu membayar semua kewajibannya. Brengseknya, alat pembayar utang pengusaha pengutang itu hanya berupa aset busuk yang sampai sekarang tak bisa dijual pemerintah. Ini contoh perselingkuhan yang merugikan rakyat dan bangsa ini.

Tak cukup disitu saja penguasa berselingkuh dengan pengusaha. Perselingkuhan berikutnya muncul saat penguasa mengucurkan bantuan dana talangan atau bailout bagi Bank Century yang sekarang sudah berganti nama menjadi Bank Mutiara.

Kalau meminjam syair lagu Cakra Khan, perselingkuhan tersebut menimbulkan luka dalam, teramat dalam. Bahkan memunculkan berjatuhannya korban. Sri Mulyani misalnya, ekonom yang sekarang menjadi Managing Director World Bank, terlempar dari kursi Menteri Keuangan Republik Indonesia akibat kasus perselingkuhan antara pengusaha, penguasa dan politikus.

Target berikut yang tampaknya bakal terkena dampak dari perselingkuhan pemberian bailout terhadap Bank Century adalah Boediono, Wakil Presiden RI.

Boediono berulang kali disebut-sebut oleh media dan jadi sasaran tembak politikus partai politik sebagai salah satu aktor dalam perselingkuhan penguasa dan pengusaha yang menghabiskan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tak kurang dari Rp 6,7 Triliun.

Perselingkuhan memang nikmat. Memberikan suatu sensasi dan pengalaman spektakuler bagi pelakunya. Tapi perselingkuhan membutuhkan banyak biaya. Terkadang biaya yang harus dikeluarkan diluar jangkauan kemampuan pelaku selingkuh. Tapi itu harga yang harus dibayar untuk bisa mendapat sebuah sensasi. Hanya masalahnya, kalau jangan sampai perselingkuhan itu punya imbas negatif yang merugikan banyak orang, apalagi membuat rakyat menderita. Seperti yang terjadi pada kasus perselingkuhan bailout BLBI dan Bank Century. Kalau itu yang terjadi, dosanya bakal berlipat-lipat. Bukan begitu?

 

BERITA TERKAIT

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

BERITA LAINNYA DI

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…