Awal Pekan, Penguatan IHSG Tidak Tergoyahkan

NERACA

Jakarta – Sepanjang perdagangan akhir pekan kemarin, transaksi saham di Bursa Efek Indonesia berada di zona hijau ditengah bursa Asia yang sebaliknya terkoreksi. Mengakhiri perdagangan Jum’at akhir pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 12,947 poin (0,26%) ke level 4.937,210. Sementara Indeks LQ45 menguat 1,958 poin (0,24%) ke level 834,124.

Kata analis e-Trading Securities, Adrew Argado, penguatan indeks BEI Jum’at akhir pekan kemarin ditopang dari penguatan saham lapis dua, “Indeks menguat karena masih diburu aksi beli, dimana investor asing masih melakukan beli bersih di pasar reguler sebesar Rp249 miliar,\" katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Dia mengemukakan, saham yang cukup banyak dibeli pelaku pasar asing antara lain Bank Mandiri (BMRI), Gudang Garam (GGRM), Semen Indonesia (SMGR), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).

Menurutnya, secara teknikal kenaikan IHSG BEI akhir pekan kemarin menghasilkan sinyal tren penguatan pada indikator stochastic. Oleh karena itu, dirinya menyakini, indeks BEI Senin awal pekan diperkirakan akan naik dimana hal itu juga dikonfirmasi oleh indikator lainnya yang menghasilkan sinyal \'bullish\' di kisaran 4.850-4.985 poin dengan saham-saham yang dapat diperhatikan Bank mandiri (BMRI), Gudang Garam (GGRM), Semen Indonesia (SMGR).

Pada perdagangan akhir pekan kemarin, hampir seluruh indeks sektoral di lantai bursa berhasil menguat meski poin yang dicetaknya tidak terlalu tinggi. Masih ada dua sektor yang melemah, yaitu sektor aneka industri dan manufaktur.

Tercatat investor asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 181,37 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 139.513 kali pada volume 4,979 miliar lembar saham senilai Rp 5,603 triliun. Sebanyak 144 saham naik, sisanya 109 saham turun, dan 106 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia yang diawal masih kompak bergerak di zona hijau, diakhir perdagangan malah semuanya melemah di zona merah. Pergerakan bursa regional membuat anomali karena bursa global semalam positif, bahkan Wall Street mencetak rekor tertinggi baru.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 5.000 ke Rp 1.025.000, Lion Metal (LION) naik Rp 1.400 ke Rp 15.000, Nipress (NIPS) naik Rp 1.250 ke Rp 8.450, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 800 ke Rp 27.900.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Bank Mega (MEGA) turun Rp 325 ke Rp 3.900, Hero Supermarket (HERO) turun Rp 200 ke Rp 4.500, BFI Finance (BFIN) turun Rp 200 ke Rp 2.400, dan PGN (PGAS) turun Rp 150 ke Rp 5.750.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup menguat 14,555 poin (0,30%) ke level 4.938,818. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,094 poin (0,25%) ke level 834,260. Delapan sektor berhasil menguat, dipimpin sektor konstruksi. Dua sektor masih melemah gara-gara aksi jual, yaitu sektor aneka industri dan finansial.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 89.843 kali pada volume 3,002 miliar lembar saham senilai Rp 2,795 triliun. Sebanyak 135 saham naik, sisanya 94 saham turun, dan 104 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 5.000 ke Rp 1.025.000, Lion Metal (LION) naik Rp 2.350 ke Rp 15.950, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 800 ke Rp 54.250, dan Lionmesh (LMSH) naik Rp 600 ke Rp 15.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain BFI Finance (BFIN) turun Rp 200 ke Rp 2.400, Unilever (UNVR) turun Rp 150 ke Rp 22.750, PGN (PGAS) turun Rp 150 ke Rp 5.750, dan Inti Bangun (IBST) turun Rp 150 ke Rp 6.150.

Kondisi yang sama juga terjadi diawal perdagangan, dimana indeks BEI dibuka naik 1,61 poin atau 0,03% ke posisi 4.925,87. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,40 poin (0,05 persen) ke level 832,57,”Aksi beli saham oleh investor kembali dilakukan akhir pekan sehingga mengangkat indeks BEI,\" kata analis HD Capital, Yuganur Wijanarko.

Dia menambahkan, secara teknikal indeks BEI berada di atas level psikologis 4.900 poin, kondisi itu memicu ekspektasi IHSG BEI bakal melanjutkan \"rally\" penguatan ke 4.950-4.985 poin.

Sementara analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono menambahkan, investor menyambut positif dipertahankannya tingkat acuan suku bunga (BI rate) pada level 5,75%,”BI juga optimis tekanan inflasi akan menurun. Karena itu, indeks akhir pekan diproyeksikan akan bergerak \'mixed\' dengan kecenderungan menguat di kisaran 4.904-4.943 poin,”ungkapnya.

Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng, Jum’at kemarin dibuka menguat 38,57 poin (0,17%) ke level 22.139,84, indeks Nikkei-225 turun 66,21 poin (0,49%) ke level 13.482,95, Straits Times menguat 3,52 poin (0,11%) ke posisi 3.312,32. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…