Nipa Shah, Senior Brand Manager Wall's Paddle Pop - Bekerja dari Hati

Judul di atas memang terdengar agak klise. Tetapi begitulah kenyataannya, kunci sukses ini mampu membuat wanita berdarah India, Nipa Shah, sukses mengarungi karirnya di bidang marketing. Kini, Nipa sapaan akrabnya menjabat Senior Brand Manage Wall’s Paddle Pop.

“Ya, kita harus tahu keinginan pasar seperti apa? Keinginkan konsumen kita seperti apa? Setelah itu, kita posisikan diri kita sebagai konsumen. Dengan demikian, kita tahu kalau produk kita memang yang mereka inginkan,” sarannya.

Ternyata benar, di bawah arahannya penjualan perusahaannya mengalami peningkatan cukup berarti. Khususnya produk-produk yang menjadi tanggungjawabnya, seperti Paddle Pop dan Cornetto. “Tahun lalu penjualan Paddle POP naik 30% sementara penjualan Cornetto naik 16%,” kata dia.

Kenaikan penjualan dua produk tersebut tak lepas dari pengalaman yang ia peroleh di perusahaan sebelumnya. Maklum, sudah hampir 11 tahun dia berkarir di dunia marketing. Sebelum berkiprah di Unilever, dia sempat menjajal berkarir di perusahaan coklat Cadbury, di sana dia pun menjabat Brand manager dan sukses memasarkan produk-produk coklat Cadbury.

Tetapi, keinginannya untuk tak hanya sukses di India saja, membuat dia akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Milan, Italia, untuk bergabung dengan Unilever pada 2009 lalu. Alasannya, dia ingin mengeksplor kemampuannya di dunia secara global, dengan kata lain tak hanya berkarir di India saja.

“Saya ingin menjangkau yang lebih luas lagi, kalau Cadbury kan hanya untuk India saja, sementara saya ingin terus mengeksplor kemampuan saya. Makanya, saat ada kesempatan ke Milan saya pun ke sana karena dorongan ingin berkarir lebih global lagi,” sebut dia.

Benar saja, dengan cara kerja yang diterapkannya, di perusahaan barunya, Unilever, dia mampu mengulang sukses kala bekerja di Cadbury. Menurutnya, dimana pun orang bekerja, asalkan dia bekerja dengan baik kesuksesan pun pasti akan diraih.

Dan capaiannya yang luar biasa adalah membawa sebuah brand pembersih dari Unilever dengan merk Cif, produk ini tak lagi hanya bisa diaplikasikan di Eropa saja, tetapi seluruh dunia dapat memakai produk ini. Karena pada awalnya, produk ini di desain khusus untuk warga Eropa. “Awalnya kan produk itu hanya dapat digunakan di Eropa saja, kini tidak lagi, semua tahu produk pembersih tersebut, dan itu cukup sulit,” kata dia.

Ya, Nipa memang sangat mengerti bagaimana seluk beluk dunia marketing. Apalagi untuk Indonesia, menurutnya pasar Indonesia cukup potensial untuk dikembangkan. Buktinya, kata dia, saat ini banyak produk luar negeri yang ingin masuk ke pasar Indonesia karena melihat potensinya yang sangat luar biasa.

Maka dari itu dia pun berharap dapat terus mengekslporasi kemampuannya untuk merebut pasar Indonesia. Pasalnya, pasar yang cukup potensial ini belum tergarap dengan sempurna. Dengan kata lain, peluang untuk sukses di Indonesia sangat besar. “Indonesia memilki jumlah penduduk yang sangat besar, kurang lebih 240 juta jiwa, dan itu belum tergarap dengan baik, makanya banyak yang ingin masuk ke sini,” tegas dia. 

 Cinta Milan

Sebagai seorang yang sering berkelana dari sebuah negara ke negara lainnya tentu saja membuat Nipa mempunyai kenangan berbeda-beda terhadap suatu negara yang pernah dia kunjungi. Seperti Italia dengan Milannya, menurutnya kota Milan adalah kota yang sangat berkesan dalam perjalanan hidupnya.

“Di sana semua nampak baik, ya penduduknya ya makanannya dan anggurnya sungguh luar biasa. Makanya, sempat saya berbicara dengan suami jika harus kembali ke sebuah kota kami menginginkan kembali ke Milan, selain Milan kami juga suka Barcelona, ” jawab dia.

Lantas, bagaiman dengan Indonesia? Secara saat ini dia berkarir di Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki beberapa kesamaan dengan negara asalnya India. Makanya, datang ke Indonesia mengingatkannya akan kampung halamannya. Tetapi satu yang pasti, penduduk Indonesia sangat ramah terhadap orang dari luar. “Saat pertama ke sini, saya heran kenapa orang-orang yang tidak saya kenal begitu baik,” kenang dia.

Ya, Nipa merasakan suasana tanah kelahirannya ketika mendatangi Indonesia. Karena baik secara kultur dan budaya yang dimiliki hampir sama. Dan Jakarta, menurut dia tak ubahnya dengan Mumbai. “Jakarta sudah seperti Mumbai, kehidupan masyarakatnya sama-sama dinamis, dan aktif,” tegas wanita pemilik hobi nyanyi ini. (ahmad)

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…