Permintaan Besar Dari China dan Philipina Ancam Stok Global - Panen Nyaris Selesai, Harga Beras Malah Naik

NERACA

Jakarta – Harga beras dan gabah malah mulai merangkak naik sepanjang bulan Juni 2011 seiring akan berakhirnya masa panen raya padi di sentra-sentra produksi padi.

Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, kenaikan harga beras biasa terjadi setelah panen raya, antara bulan Juni sampai Juli. “Bulan depan harus diwaspadai. Yang harus dijaga stoknya supaya aman melalui pengadaan beras oleh Bulog,” kata Mendag kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Mendag menyebut, pemerintah melalui Perum Bulog berusaha mengoptimalkan pembelian beras dari petani untuk menambah stok beras nasional guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan harga beras. Apalagi, di sejumlah daerah masih ada panen gadu padi sampai beberapa bulan ke depan.

“Kuartal akhir sampai bulan pertama tahun depan adalah masa paceklik, tidak ada panen, ini mesti diwaspadai dengan menjaga stok. Diupayakan stok cukup untuk memenuhi kebutuhan beras akhir tahun ini dan awal tahun depan untuk menjaga harga,” jelas Mendag.

Pada bulan Juli nanti, imbuh Mari, pemerintah akan mengevaluasi produksi beras nasional dan menyiapkan stok beras untuk masa paceklik.

Dia juga menjelaskan, Pemerintah tengah menyiapkan langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas harga beras menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran karena selama kurun waktu itu biasanya terjadi kenaikan harga akibat peningkatan permintaan.

Menurut dia, selama bulan Ramadhan dan Lebaran permintaan komoditas bahan pokok termasuk beras biasanya naik sekitar 20% dan menyebabkan harga naik antara lima persen hingga 10%.

“Satu atau dua pekan menjelang bulan puasa nanti ada rapat dengan pemangku kepentingan terkait untuk melakukan persiapan menjelang puasa dan Lebaran, termasuk dengan pihak perhubungan dan bagian logistik untuk memastikan keamanan distribusi,” terang Mendag.

Bbiasanya, imbuh Mendag, menjelang Ramadhan dan Lebaran pemerintah melakukan operasi pasar beras dan pasar murah untuk meredam kenaikan harga bahan pokok. Pemerintah juga akan menyiapkan langkah antisipasi untuk menekan gangguan pendistribusian barang kebutuhan pokok antar wilayah akibat anomali cuaca.

Menurut laporan perkembangan harga bahan pokok Kementerian Perdagangan, sampai pada 15 Juni 2011 lalu, harga rata-rata nasional beras medium Rp7.126 per kilogram. Sementara harga rata-rata nasional beras medium selama Juni 2011 sebesar Rp7.107 per kilogram, naik 0,95% dari harga rata-rata pada Mei yang sebesar Rp7.040 per kilogram.

Data dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), yang menjadi sumber pasokan beras ke berbagai wilayah di Indonesia, stok beras selama bulan Juni 2011 tercatat sebanyak 22.512 ton atau turun 3,2% dibanding bulan sebelumnya

Ancaman Dari China dan Philipina

Dalam kesempatan itu, Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mengaku, Pemerintah khawatir tingginya permintaan beras dari negara tetangga akan mempengaruhi harga internasional, yang imbasnya akan mempengaruhi stok dan harga beras dalam negeri. Permintaan beras yang besar adatang dari Philipina dan China.

Menurut Mendag, kewaspadaan ini harus harus diperhatikan dari sekarang walaupun stok beras internasional terbilang cukup karena harga pangan internasional masih terbilang stabil. "Stok luar negeri relatif aman dapat dilihat dari harga internasional," ujarnya.

Negara-negara pengekspor beras seperti Vietnam dan Thailand, imbuh Mendag, masih memiliki stok beras yang mencukupi. Jadi, Indonesia tidak perlu khawatir lagi apabila harus mengimpor beras karena stok kedua negara tersebut masih terbilang banyak.

"Varietas beras Vietnam dan Thiland lebih dari cukup. Bilamana kita perlu impor barangnya ada karena kita sudah punya perjanjian dengan Thailand dan Vietnam kalau mau impor,” kata Mendag.

Pengadaan Bulog

Sementara itu, Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Sutarto Alimoeso menyatakan, pengadaan beras dalam negeri selama Januari 2011 hingga saat ini mencapai 1,2 juta ton. Jika dihitung dengan seluruh kontrak maka keseluruhan serapan mencapai 1,3 juta ton beras.

Menurutnya, penyerapan beras terbesar didapat dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, disusul dari Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat.

Sutarto menyebut, saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog sebesar 1,65 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 170 ribu ton merupakan beras dengan kualitas premium.

Meskipun demikian Sutarto mengakui dari beberapa kali mengunjungi daerah banyak ditemui gangguan produksi pada tanaman padi, seperti di Solo, Lamongan, dan Bojonegoro.

Dia menambahkan, hal itu berdampak pada sebagian besar mitra Bulog untuk penyerapan beras banyak yang berhenti dengan alasan kesulitan mendapatkan gabah dari petani akibat kekurangan produksi.

Sementara itu untuk menambah cadangan pemerintah, Sutarto mengaku siap menyerap seluruh beras dari program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) yang dilakukan sejumlah BUMN. Sejumlah BUMN yang terlibat, antara lain PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri (SHS) yang bertugas menyediakan benih unggul.

Selain itu, Holding Pupuk Sriwidjaja yang menyediakan pupuk serta Perum Jasa Tirta I dan II untuk pengairan, sedangkan Perum Perhutani dan PT Inhutani yang menyediakan lahan. Sedangkan PT Berdikari siap menyerap produksi untuk komoditas jagung dan Bulog untuk beras.

"Lahan untuk beras yang akan digarap sekitar 500 ribu hektare. Kalau produktivitasnya 3 ton per hektare berarti produksi 1,5 juta ton. Kami siap serap semuanya," ujar Sutarto.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…