Sempat Tertahan, Penguatan Indeks BEI Berlanjut

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil balik arah ke zona positif. Dimana indeks BEI ditutup menguat tipis 2,066 poin (0,04%) ke level 4.899,587. Sementara Indeks LQ45 ditutup menguat tipis 1,762 poin (0,21%) ke level 827,225.

Analis Milenium Danatama Sekuritas, Abidin mengatakan, aksi ambil untung pelaku pasar menahan indeks menguat lebih agresif lagi, “Sentimen bagi pasar saham sedang minim, kondisi itu mendorong pelaku pasar asing cenderung melepas sahamnya. Namun, investor domestik menahan pelemahan indeks BEI karena masih aktif mengambil posisi beli saham,”katanya di Jakarta, Selasa (9/4).

Dia mengemukakan, pelaku pasar saham asing mencatatkan jual bersih saham (net sell) senilai Rp400,586 miliar pada perdagangan Selasa. Sementara bursa Eropa yang bergerak dalam area positif menjadi salah satu pendorong IHSG BEI bergerak menguat.

Kata analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, IHSG BEI ditutup menguat tipis setelah sempat bergerak negatif sepanjang sesi dua perdagangan, “Kenaikan IHSG menjelang penutupan didorong oleh menguatnya pembukaan bursa regional Eropa menyusul ekspektasi laporan keuangan korporasi di Amerika Serikat akan melampaui ekspetasi,”ujarnya.

Dari dalam negeri, menurut dia, investor masih menunggu hasil rapat dewan Gubernur (RDG) BI terkait suku bunga acuan (BI Rate). Selain itu isu-isu mengenai bahan bakar minak (BBM) yang menyebabkan neraca perdagangan defisit dan cadangan devisa menyusut masih menjadi perhatian investor.

Berikutnya, indeks BEI Rabu diproyeksikan akan bergerak menguat dengan posisi indeks BEI di level 4.899-4.920. Pada perdagangan kemarin, saham-saham lapis dua paling banyak terkena koreksi akibat aksi ambil untung. Beberapa saham unggulan juga jadi sasaran, seperti di sektor agrikultur dan pertambangan.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 161.926 kali pada volume 5,262 miliar lembar saham senilai Rp 5,666 triliun. Sebanyak 112 saham naik, sisanya 148 saham turun, dan 105 saham stagnan. Bursa saham Jepang melemah tipis menutup perdagangan setelah reli beberapa hari berkat paket stimulus moneter. Bursa-bursa regional lainnya berhasil bertahan di zona hijau.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Mayora (MYOR) naik Rp 400 ke Rp 30.500, Telkom (TLKM) naik Rp 300 ke Rp 10.800, Supreme Cable (SCCO) naik Rp 300 ke Rp 7.050, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 250 ke Rp 39.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Lionmesh (LMSH) turun Rp 1.750 ke Rp 15.050, Garda Tujuh (GBTO) turun Rp 450 ke Rp 5.250, Nippon Indosari (ROTI) turun Rp 300 ke Rp 7.250, dan Japfa (JPFA) turun Rp 300 ke Rp 9.100.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup naik 14,312 poin (0,29%) ke level 4.911,833. Sementara Indeks LQ45 menguat 3,319 poin (0,40%) ke level 828,782. Tujuh sektor berhasil menguat, dipimpin oleh sektor infrastruktur. Tiga sektor lainnya masih terjebak di zona merah akibat aksi ambil untung, yaitu sektor tambang, aneka industri, dan manufaktur.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 95.968 kali pada volume 2,733 miliar lembar saham senilai Rp 2,695 triliun. Sebanyak 136 saham naik, sisanya 105 saham turun dan 98 saham stagnan.

 

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Telkom (TLKM) naik Rp 250 ke Rp 10.750, Bank Mandiri (BMRI) naik Rp 250 ke Rp 10.250, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 200 ke Rp 17.950, dan Bukit Asam (PTBA) naik Rp 200 ke Rp 15.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Lionmesh (LMSH) turun Rp 1.750 ke Rp 15.050, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.650 ke Rp 82.500, Mayora (MYOR) turun Rp 900 ke Rp 29.200, dan Nippon Indosari (ROTI) turun Rp 300 ke Rp 7.250.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka menguat 12,41 poin atau 0,25% ke posisi 4.909,93, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 3,11 poin (0,38%) ke level 828,57, “Sinyal penguatan datang dari bursa saham AS dan Eropa sehingga bursa Asia termasuk indeks BEI mendapat imbas positif,\" kata analis Trust Securities, Reza Priyambada.

Dia menambahkan, bursa Eropa berhasil menguat setelah harga kontrak tembaga mengalami kenaikan. Sementara bursa saham AS cenderung mengikuti laju bursa saham Eropa.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan tekanan jual saham-saham domestik pada perdagangan kemarin tidak dikhawatirkan sebagai ancaman serius untuk mengubah tren indeks BEI kembali menguat.

Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 260,29 poin (1,20%) ke level 21.978,34, indeks Nikkei-225 naik 57,62 poin (0,44%) ke level 13.250,21, Straits Times menguat 16,53 poin (0,50%) ke posisi 3.301,14.  (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…