Kepemilikan Obligasi Negara oleh Bank Syariah Meningkat

NERACA

Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (DJPU) mencatat kepemilikan surat berharga negara (SBN) dalam bentuk obligasi negara yang dapat diperdagangkan oleh bank syariah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Data DJPU yang diperoleh di Jakarta, Jumat (5/4) pekan lalu, menyebutkan pada Juni 2012, bank-bank syariah hanya memiliki SBN sebesar Rp3,77 triliun, jumlah tersebut meningkat menjadi Rp4,83 triliun per Desember 2012.

Per Maret 2013, kepemilikan SBN oleh bank-bank syariah mencapai Rp5,17 triliun, per 1 April 2013 mencapai Rp5,18 triliun, per 2 April 2013 mencapai Rp5,26 triliun dan per 3 April 2013 mencapai Rp5,38 triliun. Peningkatan kepemilikan SBN oleh bank-bank syariah itu seiring dengan adanya lelang sukuk negara atau surat berharga syariah negara (SBSN) oleh pemerintah.

Terakhir pemerintah menjual lima seri SBSN melalui lelang pada 2 April 2013 dan menyerap dana sebesar Rp645 miliar dari penawaran yang masuk sebesar Rp1,86 triliun. Jumlah kepemilikan sebesar Rp5,38 triliun per 3 April 2013 merupakan bagian dari SBN yang dapat diperdagangkan yang dimiliki oleh pihak perbankan sebesar Rp317,04 triliun.

Selain dimiliki oleh bank-bank syariah, jumlah tersebut dimiliki oleh Bank BUMN Rekap, Bank Swasta Rekap, Bank Non Rekap, dan BPD Rekap. Belum ada rincian kepemilikan oleh kelompok pemilik tersebut untuk periode 3 April 2013.

Jumlah SBN yang dapat diperdagangkan per 3 April 2013 mencapai Rp861,43 triliun. Selain dimiliki oleh pihak perbankan sebesar Rp317,04 triliun, jumlah Rp861,43 triliun juga dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) sebesar Rp4,23 triliun dan pihak nonperbankan sebesar Rp540,15 triliun.

Kepemilikan oleh pihak nonperbankan terdiri dari kepemilikan oleh perusahaan reksadana sebesar Rp41,77 triliun, asuransi sebesar Rp120,73 triliun, pihak asing Rp280,33 triliun, dana pensiun Rp27,77 triliun, sekuritas Rp0,86 triliun, individu Rp27,36 triliun, lain-lain Rp41,34 triliun.

DJPU mengungkapkan termasuk dalam kepemilikan oleh pihak asing sebesar Rp280,33 triliun adalah kepemilikan oleh bank sentral negara asing sebesar Rp51,17 triliun. Per Februari 2013 kepemilikan SBN oleh bank sentral negara lain mencapai Rp50,87 triliun, per Maret 2013 sebesar Rp51,04 triliun. [ardi]

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…