Pilih SMRA, BSDE atau BKSL? - Saham Properti Melesat Di Atas IHSG

NERACA

Jakarta- Secara umum sektor properti termasuk saham unggulan yang mendorong pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan, pada penutupan perdagangan di akhir pekan kemarin, IHSG berhasil naik tipis 3.457 poin (0,07%) ke level 4,926.068 berkat penguatan sektor properti yang naik lebih dari 1% disusul dengan sektor finance.

Ke depan, sektor inipun diproyeksikan masih akan tetap cemerlang. “Untuk kinerja saham properti secara overall masih akan baik, terutama untuk properti yang sudah punya nama besar.” kata analis saham dari Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta akhir pekan kemarin. 

Menurutnya, kondisi saat ini tidak merefleksikan akan terjadinya koreksi signifikan pada sektor properti. Selama Bank Indonesia tidak membuat kebijakan yang dapat menghambat perbankan untuk menumbuhkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan tidak terlalu berlebihan terhadap bubble properti maka industri ini masih akan mengalami pertumbuhan.

Industri properti saat ini, kata dia, cukup kompetitif. Oleh karena itu, nama besar emiten properti akan ikut menentukan besarnya minat untuk melakukan pembelian yang secara otomatis akan mendorong kinerja emiten tersebut. “Secara riil di lapangan orang beli properti selain melihat lokasi lokasi dan lokasi juga memperhatikan siapa pengembangnya baru diikuti dengan harga, desain, dan sebagainya.” tuturnya.

Kinerja Saham

Dia menilai, untuk pergerakan saham properti seperti SMRA, BSDE, dan BKSL di tahun ini berada dalam tren positif. Hal ini dapat dilihat dari sisi fundamental yang kuat, terlebih jika emiten memiliki cadangan lahan (landbank) yang prospektif untuk pengembangan usaha perseroan. Namun, untuk pilihan saham, dia lebih menjagokan saham BSDE sebagai saham yang dinilai lebih menarik. “Kalau SMRA dan BKSL sementara ini hanya cocok untuk trading.” ujarnya

Dari laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan emiten, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk per Desember 2012 meningkat 52,95% menjadi Rp1.28 triliun atau Rp73,50 per saham, dibandingkan periode Desember 2011 sebesar Rp840,78 miliar atau Rp48,05 per saham. Pada perdagangan akhir pekan kemarin BSDE dibuka di 1.610 dan harga terakhirnya di 1.640.

Sementara PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan pendapatan meningkat dari Rp1,047 triliun menjadi Rp1,591 triliun pada 2012. Kenaikan pendapatan ini menggiring laba perseroan meningkat menjadi Rp1,010 triliun pada 2012 dari tahun sebelumnya sebesar Rp564,474 miliar. Pada perdagangan akhir pekan kemarin SMRA dibuka di 2.200 dan harga  terakhirnya di 2.250.

Adapun PT Sentul City Tbk (BKSL) mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 36% menjadi Rp623 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp458 miliar. Laba bersih perseroan naik 63,1% menjadi Rp221 miliar pada 2012 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp136 miliar. Pada perdagangan akhir pekan kemarin BKSL dibuka di 285 dan kembali ditutup di angka tersebut setelah sempat menyentuh level terendahnya di 275 dan level tertinggi di 295.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…