Rawan Terkoreksi, IHSG Bergerak Konsolidasi

NERACA

Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang akhir pekan kemarin masuk berada di zona hijau. Bahkan diakhir perdagangan, indeks BEI ini berhasil menguat tiga poin setelah aksi beli investor memburu saham lapis dua.

Menurut analis Milenium Danatama Sekuritas, Abidin, indeks BEI pada akhir pekan cenderung stabil. Dimana pelaku pasar mengambil posisi \'wait and see\' dan menahan transaksinya menyusul pertanyaan pelaku pasar terhadap harga BBM naik atau tetap, “Indeks menguat tipis kemarin, karena investor masih wait and see,”katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Kata Abidin, jika harga BBM naik maka cukup berpengaruh terhadap kinerja emiten tahun ini karena akan membuat beban meningkat dan mempengaruhi pendapatan perusahaan.

Selain itu, melemahnya mayoritas bursa regional juga menjadi salah satu penahan indeks BEI untuk terus melanjutkan penguatan,”Sentimen negatif dari ketegangan Korut dan Korsel di semenanjung Korea masih memberi imbas terhadap bursa regional,”ujarnya.

Berikutnya, indeks BEI Senin awal pekan diproyeksikan akan bergerak dalam kisaran terbatas di 4.860-4.950 poin. Sementara itu, analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan, indeks BEI awal pekan bakal bergeral di level 4.860--4.909 untuk batas bawah dan 4.985--5.050 poin untuk level batas atas.

Menurutnya, pada petupan akhir pekan kemarin, secara indeks menunjukkan kegagalan pencapaian menembus rekor baru.\"Kondisi itu menyebabkan IHSG BEI terperangkap ke dalam formasi konsolidasi jangka pendek antara 4.985--4.900 poin,\"tandasnya.

Sebagai informasi, indeks perdagangan akhir pekan kemarin berhasil naik 3,457 poin (0,07%) ke level 4.926,007. Sementara Indeks LQ45 naik 0,529 poin (0,06%) ke level 830,661. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 154.150 kali pada volume 5,27 miliar lembar saham senilai Rp 5,4 triliun. Sebanyak 130 saham naik, sisanya 134 saham turun, dan 103 saham stagnan.

Pasar saham Jepang yang diawal anjlok, sebaliknya diakhir malah melonjak tinggi didorong bank sentral Jepang yang memberi sinyal atas tambahan stimulus. Bursa-bursa Asia lainnya, selain China, Hong Kong dan Taiwan ditutup di zona merah, walaupun libur.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Lionmesh Prima (LSMH) naik Rp 2.800 ke Rp 16.800, Mayora (MYOR) naik Rp 1.500 ke Rp 29.500, Supreme Cabel (SCCO) naik Rp 450 ke Rp 5.650, dan Indotambang (ITMG) naik Rp 450 ke Rp 38.850.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 500 ke Rp 18.700, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 350 ke Rp 25.600, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 300 ke Rp 15.050, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 300 ke Rp 51.650.

Pada perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup naik 12,972 poin (0,26%) ke level 4.935,583. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,960 poin (0,36%) ke level 833,092. Tujuh indeks sektoral di lantai bursa berhasil menguat, dipimpin oleh saham-saham sektor konstruksi. Tiga sektor lainnya masih terkoreksi, paling dalam sektor aneka industri.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 84.378 kali pada volume 2,759 miliar lembar saham senilai Rp 2,449 triliun. Sebanyak 132 saham naik, sisanya 90 saham turun, dan 115 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Lion Metal (LION) naik Rp 2.000 ke Rp 16.000, Mayora (MYOR) naik Rp 1.500 ke Rp 29.500, Indofood CBP (ICBP) naik Rp 550 ke Rp 10.550, dan Unilever (UNVR) naik Rp 200 ke Rp 22.950.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 300 ke Rp 18.900, Indosat (ISAT) turun Rp 300 ke Rp 6.550, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 250 ke Rp 15.100, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 250 ke Rp 38.150.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka menguat sebesar 9,59 poin atau 0,19% didorong oleh faktor teknikal ke posisi 4.932,21. Sementara itu indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,40 poin (0,29%) ke level 832,54.

Analis  pasar modal, Yuganur Widjanarko pernah bilang, setelah indeks BEI mengalami koreksi cukup signifikan pada perdagangan kemarin, pelaku pasar kembali mengambil posisi beli sehingga mengangkat IHSG BEI.\"Koreksi dibutuhkan untuk meredam gejala jenuh beli, sehingga terciptakan skenario optimis untuk kembali menguat,\" katanya.

Kemudian analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung menambahkan IHSG BEI berpotensi menguat seiring dengan beberapa sektor saham yang telah melemah cukup signifikan seperti perbankan, otomotif, infrastruktur dan properti.\"Saham sektor itu diproyeksikan mengalami penguatan secara teknikal. Sementara sentimen pelemahan nilai tukar yen Jepang diperkirakan berpengaruh positif pada saham Perusahaan Gas Negara (PGAS),\"ungkapnya.

Bursa regional di antaranya indeks Hang Seng Jum’at akhir pekan kemarin, dibuka melemah 383,89 poin (1,72%) ke level 21.953,60, indeks Nikkei-225 naik 473,06 poin (3,46%) ke level 13.071,60, Straits Times melemah 9,66 poin (0,29%) ke posisi 3.298,14. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…