Pembangunan Infrastruktur Topang Industri Konstruksi

NERACA

 

Jakarta – Industri yang bergerak di sektor jasa Konstruksi menunjukan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat pergerakannya dari tahun ketahun semakin moncer saja, seiring program pemerintah untuk membangun infrastruktur.

Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI) memperkirakan belanja sektor konstruksi nasional pada kuartal I tahun ini mencapai Rp72 triliun atau 18% dari target hingga akhir tahun sebesar Rp400 triliun karena belum seluruh proyek infrastruktur dijalankan.

“Diproyeksikan belanja sektor kontruksi pada kurtal I-2013 mencapai 18% atau setara Rp72 triliun. Namun, penyerapannya masih rendah karena beberapa proyek pemerintah, swasta, maupun badan usaha milik negara dan daerah (BUMN/BUMD) belum sepenuhnya selesai dilelang,” kata Ketua Umum AKI, Sudarto, di Jakarta, Kamis (4/4).

Peningkatan belanja konstruksi, menurut Sudarto, mulai meningkat pada kuartal II tahun ini karena adanya beberapa proyek yang sudah mulai konstruksi.“Tahun ini, belanja konstruksi nasional sebesar Rp400 triliun atau naik 20% dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp330 triliun. Perkiraan belanja konstruksi tahun ini berasal dari proyek konstruksi yang dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar Rp93 triliun, APBD Rp40 triliun, BUMN/BUMD Rp97 triliun, dan swasta Rp170 triliun,” paparnya.

Sektor konstruksi, lanjut Sudarto, menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan negara. Hal itu diperlihatkan melalui konstribusi sektor konstruksi sebesar 8% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2011 dan pada 2012 sebesar 10%.

“Tahun ini diperkirakan kontribusi PDB terhadap sektor kontruksi mencapai 12%. Namun, keberpihakan pemerintah masih kurang, terutama mengenai pengenaan pajak penghasilan (PPh) final yang ditetapkan 3%,” ujarnya.

Sudarto menyatakan di luar negeri pengenaan pajak tidak ada dan dari sisi suku bunga, masih terlalu tinggi yang mencapai 12,5% per tahun. “Kami juga masih harus berkompetisi dengan kontraktor asing yang masuk ke Indonesia dengan dukungan bank dari negeri mereka. Suku bunga juga rendah sekitar 3-4%,” tandasnya.

Industri Berkelanjutan

Di tempat berbeda,Menteri Pekerjaan Umum (PU),  Djoko Kirmanto memaparkan kalau Indonesia memerlukan industri konstruksi pertambangan maupun material yang berkelanjutan. Karena itu investasi serta kemampuan yang telah terbukti dari para pengusaha asing diterima dengan tangan terbuka.  \"Ini merupakan industri baru bagi Indonesia, tetapi telah mendapatkan komitmen dari pemerintah dan menarik perhatian para investor,\" kata  Djoko Kirmanto.

Menurut Djokir-panggilan akrabnya, investasi tersebut dengan harapan dapat membangun kerjasama dan jaringan yang kuat dalam pembangunan konstruksi yang berkelanjutan serta menjajaki berbagai kemungkinan kerjasama lainnya.

Saat ini, ada sekitar 7 negara mengadakan forum bisnis di bidang infrastruktur, yakni khusus alat berat, mesin-mesin, kendaraan, produk dan teknologi konstruksi, gedung dan proyek pertambangan. Ketujuh negara tersebut yakni China, Jerman, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, dan Singapura yang meramaikan pameran dagang ConBuild Mining Indonesia dan Renewables Indonesia 2012. Tujuannya, diharapkan memberikan dukungan bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia serta negara-negara tetangga.

Lebih jauh Djoko menambahkan kehadiran perusahaan-perusahaan negara tetangga mengindikasikan saat ini Indonesia merupakan negara yang sedang mengalami transformasi secara cepat dan positif.

Menurutnya, kondisi perekonomian selama tahun-tahun terakhir terjaga secara konsisten, bahkan pada saat negara lain mengalami resesi.  \"Saya turut mendorong kehadiran para pengusaha lokal maupun internasional dalam bidang konstruksi, pertambangan, gedung, peralatan dan material untuk hadir dan memanfaatkan kegiatan Conbuild Mining Indonesia dan Renewables Indonesia 2012 mulai 2-5 Mei,\" ungkapnya.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) tertarik untuk berinvestasi di Indonesia terutama sektor infrastruktur. Hal itu dinyatakan Duta Besar AS Scot Marciel dan 90 delegasi pengusaha AS ketika berkunjung ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahjana mengatakan, AS menilai kondisi perekonomian Indonesia cukup baik sehingga ingin memperbesar investasinya. \"Mereka (AS) sudah bersedia untuk melakukan kerjasama dengan Kemenperin membangun pendukung-pendukung infrastruktur,” kata Agus.

Agus menyebutkan, investor AS lain yang baru menyatakan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia adalah produsen pesawat, Lockheed Martin. Dia menambahkan, AS akan mengirimkan delegasinya pada 26 Juli mendatang untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut. \"AS sangat berminat dan mereka berjanji akan mengirim delegasi untuk bidang infrastruktur nanti pada 26 Juli. Saya kira itu yang sangat menarik. Kita bicara mengenai masalah-masalah itu,\" jelasnya.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…