Soal Sekolah - Stop Diskriminasi Anak Terdampak AIDS

Bersikap diskriminatif terhadap anak yang terdampak Human immunodeficiency virus infection / acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) merupakan tindakan tidak terpuji. Mengapa? karena anak terdampak Human Immudodeficiency Virus  HIV/AIDS hanya merupakan korban turunan dari orangtuanya yang mengidap atau positif terkena HIV/AIDS. Mereka seharusnya mendapatkan motivasi dari lingkungan sekitarnya.

Karena minimnya pengetahuan tentang HIV/AIDS, umumnya masyarakat masih takut anak-anaknya bergaul dengan anak terdampak HIV/AIDS. Masyarakat masih mengira jika anaknya bergaul dengan anak terdampak HIV/AIDS, bisa tertular. Padahal penularan bisa terjadi, antara lain melalui penggunaan jarum suntik, serta berhubungan seks,

Jika ini dibiarkan, seorang anak yang menderita akan mengalami kesulitan akses dalam dunia pendidikan. Seperti yang pernah dialami oleh seorang bocah 5 tahun penderita asal Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunungkidul yang harus menerima kenyataan pahit, dua kali mendaftar taman kanak-kanak, dua kali pula dia ditolak orang tua murid.

Mendekati tahun ajaran baru sekolah tahun ajaran 2013/2014, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendesak sekolah-sekolah agar dapat menerima yang terdeteksi sebagai orang dengan HIV/Aids.

Sekretaris KPA-DIY Riswanto mengatakan bahwa pihaknya berharap anak-anak yang terinveksi HIV/AIDS atau orang dengan HIV/AIDS (Odha) tetap diterima sekolah seperti siswa yang lainnya tanpa ada diskriminasi.

\"KPA-DIY juga meminta agar anak-anak yang berasal dari keluarga penyandang HIV/AIDS tetap diterima untuk belajar di berbagai jenjang sekolah. Pada sisi lain masyarakat juga tidak mengucilkan anak-anak maupun mereka yang terdeteksi sebagai penderita HIV/AIDS,\"  tutur dia.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga  (Disdikpora) DIY untuk menggalakkan sosialisasi tentang HIV/AIDS sejak dini melalui materi pelajaran di semua jenjang, mulai pertengahan 2013.

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…