Bappenas Akui Pembebasan Lahan Penghambat Pembangunan

NERACA

Bengkulu - Deputi Bidang Sarana Prasarana Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Dedy Supriadi Priatna, mengakui jika pembebasan lahan sering menjadi kendala dalam mempercepat pembangunan di daerah. \"Hasil evaluasi secara nasional menunjukkan beberapa proyek tidak dapat dikerjakan karena terkendala pembebasan lahan,\" katanya di Bengkulu, Rabu (3/4).

Saat pemaparan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Bengkulu, dirinya meminta para kepala daerah dan pihak terkait agar tidak menyepelekan persoalan pembebasan lahan. Dedy lalu mencontohkan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Batang Jawa Tengah dimana pemerintah berkomitmen membebaskan 10 hektare per minggu sehingga proyek itu mulai berjalan.

\"Pembebasan lahan menjadi penentu pembangunan proyek itu sehingga Gubernur dan semua pihak terkait, termasuk Kejaksaan turun tangan mempercepat pembebasan lahan,\" papar dia. Dedy pun mengharapkan percepatan pembangunan di Bengkulu tidak terkendala dengan pembebasan lahan.

Apalagi sejumlah proyek sudah diusulkan ke pusat, seperti pelurusan jalan dari Kota Bengkulu menuju Curup yang berbatasan dengan Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan. \"Kalaupun proyek ini disetujui anggaran pembangunannya oleh pemerintah pusat, tapi kalau pembebasan lahan mengalami hambatan maka tidak akan lancar,\" katanya.

Sementara Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu, Edy Waluyo, mengatakan sejumlah pembangunan yang membutuhkan pembebasan lahan antara lain pengembangan kawasan Bandar Udara Fatmawati Bengkulu. \"Pengembangan bandara membutuhkan lahan seluas 27 hektare milik masyarakat dan pembebasan lahannya dalam proses,\" terang dia.

Sedangkan pembangunan gardu induk PLN untuk menarik daya dari PLTA Musi sudah tuntas dimana proses pembebasan lahan juga menjadi kendala pembangunan tersebut. Awalnya, lokasi pembangunan gardu direncanakan di kawasan Airsebakul Kota Bengkulu. Namun karena bermasalah dengan pemilik lahan, pemerintah daerah memfasilitasi pembebasan lahan di Kabupaten Bengkulu Tengah.

\"Lahan pengganti sudah ada dan tidak ada masalah lagi, pembangunan gardu segera bisa dilaksanakan,\" ujar dia. Dengan pembangunan gardu induk tersebut daya PLTA Musi sebesar 210 megawatt (MW) dapat didistribusikan ke Kota Bengkulu dan sekitarnya dengan sistem interkoneksi. [ardi/ant]

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…