Permintaan Meningkat 10% - Industri Semen Tambah Kapasitas Produksi

NERACA

 

Jakarta - Meningkatnya permintaan semen sebesar 10% per tahun membuat beberapa investor menambah kapasitas produksi dan membangun pabrik baru di Indonesia. “Investor terus meningkatkan investasi pada sektor industri semen di dalam negeri karena pertumbuhan permintaan di atas 10% per tahun. Tren pertumbuhan akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan, setidaknya hingga 2017 sampai dengan 2018,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto, di Jakarta, Senin (1/4).

Pada 2010, menurut Panggah, kebutuhan semen nasional mencapai 40,77 juta ton dengan produksi di dalam negeri 40,72 juta ton. Permintaan untuk 2011 naik menjadi 47,99 juta ton, dengan produksi nasional hanya 45,43 juta ton.

“Untuk tahun lalu, kebutuhan semen sebesar 55,16 juta ton dan kapasitas produksi industri pada 2010 sebanyak 53,01 juta ton dan 2011 turun menjadi 52,94 juta ton, namun kemudian meningkat menjadi 60,47 juta ton pada 2012,” paparnya.

Indonesia, lanjut Panggah, menjadi tujuan investasi semen yang menarik bagi investor dari dalam negeri maupun investor asing karena memiliki kekayaan batu kapur dan tanah liat yang melimpah sebagai bahan baku utama semen. Selain itu, batubara untuk pasokan energi yang murah dan mudah didapatkan.

“Permintaan semen yang terus meningkat di Tanah Air juga ditunjang pertumbuhan properti, serta program pembangunan infrastruktur yang terus didorong pemerintah hingga beberapa tahun ke depan. Proyek pemerintah membutuhkan banyak pasokan semen dan meningkat setiap tahunnya, terutama dengan adanya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),” ujarnya.

Tercatat 12 investor siap menggelontorkan dana sekitar US$6,68 miliar (Rp 65,03 triliun) untuk membangun pabrik semen di Indonesia pada 2013 sampai dengan 2017. Investasi tersebut akan melambungkan kapasitas produksi semen di dalam negeri menjadi 108,77 juta ton, atau bertambah 48,3 juta ton dari akhir 2012 sebanyak 60,47 juta ton.

Sementara itu,Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso memprediksi industri semen akan tumbuh 10% tahun ini. Pertumbuhan ini lebih rendah daripada kinerja industri semen pada 2012 yang mencapai 14,5%. \"Konsumsi akan naik sekitar 5 juta tahun ini,\" katanya.

Total konsumsi semen pada 2012 mencapai 55 juta ton. Dengan kenaikan 15%, konsumsi tahun ini diperkirakan mencapai 60 juta ton. Peningkatan konsumsi semen tahun ini, kata Widodo, didukung oleh proyek infrastruktur dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) serta pembangunan sektor properti oleh swasta.

Widodo memprediksi masih akan banyak pengembang yang membangun apartemen dan rumah. Penyebabnya, kelas menengah di Indonesia terus berkembang dan mencapai jumlah yang besar. \"Jadi sebenarnya banyak penduduk yang membangun rumah, ditambah lagi dengan banyaknya pembangunan infrastruktur,\" katanya.

Konsumsi domestik itu, kata Widodo, akan dipenuhi oleh industri domestik. ASI mengatakan kapasitas produksi semen tahun ini akan meningkat, khususnya dengan beberapa investasi baru di Tanah Air. Investasi yang dimaksud adalah pembangunan pabrik baru dari Semen Padang, Bosowa, Anhui, Siam Cement Group dengan tambahan produksi 1,7 juta ton, serta Semen Merah Putih dengan tambahan produksi 2 juta ton. Dengan tambahan investasi ini, kapasitas produksi 2013 diperkirakan mencapai 67 juta ton.

Beberapa realisasi pembangunan dalam industri semen pada 2012 yang mulai beroperasi pada 2013 antara lain unit pengantongan semen di Sorong, Papua Barat oleh PT Semen Gresik. Unit ini direncanakan beroperasi pada 2013. PT Semen Tonasa juga akan mengoperasikan pabrik baru di Pangkep, Sulawesi Selatan pada awal 2013 dengan kapasitas 2,5 juta ton. PT Semen Bosowa juga akan membangun unit penggilingan semen di Banyuwangi dengan kapasitas 1,2 juta ton per tahun. Pembangunan diperkirakan selesai pada 2013.

Terkait hal ini, belum lama, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) melalui anak perusahaannya, PT SGG Prima Beton (SGGPB) menargetkan hingga akhir tahun 2013 akan memiliki sepuluh batching plant, setelah batching plant Serpong beroperasi, makan akan menyusul dibangun pabrik di Cikarang Bekasi dan Balajara Tangerang pada Maret 2013. Ekspansi pabrik batching plant dari SGG Prima Beton merupakan bagian dari penguatan distribution channel dalam strategi pemasaran dan penjualan semen Indonesia.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…