Catatkan Laba Terkoreksi - Kejayaan Sektor Perkebunan Telah Lewat

NERACA

Jakarta – Belum pulihnya harga komoditas dunia, tidak hanya mempengaruhi penjualan dan laba emiten di sektor tambang dan turunannya di sektor alat berat. Namun kondisi ini juga sangat jelas pengaruhi laba di sektor agrobisnis atau kelapata sawit.

Tercatat ada empat emiten perkebunan yang membukukan laba bersih sepanjang tahun 2012 dalam rapot merah. Diantaranya, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)mencatatkan laba bersih turun paling besar mencapai 42,31% pada 2012.

Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta kemarin. Disebutkan, perseroan mencatatkan laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp242,10 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp419,66 miliar.

Pendapatan perseroan naik menjadi Rp3,80 triliun pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp3,73 triliun. Laba bersih per saham dasar turun menjadi Rp45,19 pada 2012 dari periode sama sebelumnya Rp88,83.

Analis CIMB Principal Asset Management, Fadlul Imansyah pernah bilang, prospek emiten sektor perkebunan masih surah ditahun ini karena belum pulihnya harga komoditas dunia, “Investor harus lepas saham sektor ini karena masa kejayaannya sudah lewat,”ujarnya.

Penurunan laba juga dialami PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) sebesar 39,14% menjadi Rp329,20 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp540,94 miliar. Pendapatan perseroan turun 4,9% menjadi Rp2,98 triliun pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp3,14 triliun.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi 174 pada 2012 dari periode sama sebelumnya 286. Selain itu, PT BW Plantation Tbk (BWPT) mencatatkan laba bersih turun 18,16% menjadi Rp262,18 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp320,38 miliar. Pendapatan usaha perseroan naik menjadi Rp944,27 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp888,29 miliar.

Beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp373,11 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp274,29 miliar. Laba per saham dilusi turun menjadi Rp61,78 pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp77,05.

Kemudian ada PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) yang mencatatkan laba bersih turun 16,96% menjadi Rp150,48 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp181,22 miliar. Pendapatan perseroan naik tipis 5,37% menjadi Rp681,86 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp647,05 miliar.

Laba bersih per saham dasar turun menjadi 40 pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya 52. Sedangkan PT Provident Capital Tbk (PALM) membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp167,44 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp696,36 miliar. Pendapatan perseroan naik menjadi Rp599,23 miliar pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya Rp399,57 miliar. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…