Tingginya  impor produk asal China ke Indonesia juga bisa dilihat dari serbuan produk mainan anak-anak di beberapa pasar penyedia mainan di Jakarta. Pasalnya, pemintaan pada produk mainan secara umum memang tinggi. Apalagi pasar Indonesia memiliki kecenderungan dengan menyenangi produk asal China. Alasannya, harga yang dipatok untuk produk-produk asal China itu lebih murah.

Seperti pantauan yang klami lakukan di Pasar Gembrong Jakarta Timur, di pasar itu mayoritas mainan yang dijual adalah impor asal China. Dengan kata lain pasar ini, telah menjadi surganya produk mainan asal China.

Ya,  Anda yang sempat mengunjungi pasar ini, tentunya akan menemukan sejumlah produk mainan, seperti action figure, die cast, sekuter, perangkat portable game, sampai perlengkapan anak sekolah, tersedia di pasar Gembrong.

Soleh, salah satu pedagang di sana mengakui kalau sebagian besar mainan yang ada di pasar Gembrong merupakan produk impor asal China. \"Semua kebanyakan dari China, hampir 70% lah,” sebut dia.

Tingginya permintaan akan produk China sebetulnya lebih dikarenakan minimnya kompetensi produsen mainan asal Indonesia. Ya, beberapa produsen mainan asal Indonesia memang terbukti masih kalah kualitas dan harga dari produk mainan asal China.

Bahkan, sesungguhnya bukan hanya dari segi mainan saja China menguasai pasar Indonesia. Mereka juga menjadi penguasa pada segmen pasar sepatu, tekstil. Indonesia sendiri menjadi sasaran empuk produk-produk asal China.

Alasannya, tak lain dan tak bukan, disebabkan karena negara ini sangat minim kontribusi untuk pasar lokal. Akibatnya, negara itu sedang mengalami permasalahan ekspor dan pendistribusian produknya. Indonesia menjadi sasaran utama masuknya produk yang tidak terpakai di China masuk ke

Sangat Menghawatirkan

Serbuan produk asal China belakangan ini sudah sangat mengkhawatirkan, selain itu juga berpotensi menjadi ancaman bagi pengusaha nasional. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah pusat bisa tegas dalam membatasi masuknya produk Cina.

Untuk itu, pemerintah Indonesia diminta tegas untuk merevisi perjanjian perdagangan Indonesia-China yang pernah dibuat di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Karena buktinya saat ini Indonesia sangat dirugikan dengan banjirnya barang dari China.

Kalau tidak demikian, maka Indonesia di[pastikan hanya akan menjadi pasar bagi negera-negara macam China. Padahal, kalau pemerintah mau melakukan suatu perbaikan dalam mendukung para produsen lokal, tentu hal itu tidak akan terjadi.

Meski demikian, kenyataannya banyak kalangan pesimistis jika Indonesia akan memenangi \'pertarungan\' dengan produk China. Sebab, kondisi manufaktur di China berjalan baik, mulai dari hulu hingga hilirnya jalan, akibatnya biaya logistiknya pun murah, dan produksinya juga lebih murah. Dan yang pasti harga jualnya pun akan lebih murah. Itu yang menjadikan produk-produk mereka mampu bersaing dengan produk manapun.