Tiga Tugas Menanti Menkeu Baru

NERACA

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo akan segera mengakhiri jabatannya pada Mei mendatang. Agus berpesan pada Menteri Keuangan yang baru untuk menitikberatkan tugasnya pada tiga hal. “Tugas Menkeu ke depan adalah mengoptimalisasi penerimaan negara, memperbaiki penyerapan serta kualitas anggaran, dan melanjutkan reformasi birokrasi,” kata Agus dalam acara pelantikan 49 eselon II di kantor Kementerian Keuangan, belum lama ini.

Dalam sambutannya, Agus mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus dikoreksi adalah suatu hal yang wajar dan terjadi di hampir seluruh negara. “Kita melihat ekonomi dunia, Eropa, Amerika, itu semua apa yang diprediksi ternyata semua dikoreksi turun. Kita hanya melihat bahwa China dan India saja yang ada kenaikan,” jelas dia.

Di awal tahun, lanjut Agus, pertumbuhan ekonomi diprediksi 6,8%. Lalu dikoreksi menjadi antara 6,6% dan 6,8%. Sekarang pertumbuhan ekonomi diperkirakan 6,5%-6,8%. Jadi range semakin melebar. “Diperkirakan pertumbuhan kita tidak seperti prediksi tahun lalu bahwa 2013 ini akan tumbuh di kisaran 6,8%. Ini pengaruhnya karena ekonomi dunia berdampak ke ekonomi Indonesia, harga komoditi banyak yang cukup rendah dan negara-negara yang beli hasil ekspor Indonesia semakin lemah. Itu berdampak pada penerimaan Indonesia dan ekonomi Indonesia. Kita harus semakin waspada,” jelas Agus.

Di fiskal kita ada kekuatiran terkait penerimaan negara dan kekuatiran di pengelolaan belanja khususnya belanja subsidi. Dan ini harus kita sikapi. Kita tahu bahwa dari sisi fiskal bukan hanya fiskal yang harus diperhatikan, tapi juga neraca pembayaran dan neraca berjalan kita semua menunjukkan kondisi yg harus diwaspadai. Kita harus komitmen kerja lebih baik lagi, lebih cerdas, lebih keras lagi karena tantangan semakin besar. Persiapkan kebijakan dengan baik,” ucap dia.

Sinergi harus, kata Agus, bukan hanya di intra eselon satu tapi juga ekstra eselon satu, bahkan di mitra kerja di luar Kementerian Keuangan. Kalau kita lakukan sinergi dan pelayanan tentu ini bukan hanya sesuatu yang didiamkan. Harus dikontrol, harus diukur. “Reformasi birokrasi sudah kita canangkan sejak 2007 supaya mendapatkan lingkungan kerja yang bersih, kompeten, dan melayani. Kita bangga bahwa di beberapa tahun ini menunjukkan perbaikan.

Laporan Keuangan 2011 bisa meningkat menjadi opini wajar tanpa pengecualian. Di tahun kemarin, laporan kinerja meningkat menjadi peringkat A. Saya lihat peningkatan kualitas laporan keuangan, laporan kinerja itu harus kita capai,” kata dia. Agus tidak mengajukan siapa yang pantas untuk menggantikannya menjadi Menteri Keuangan. “Saya tidak bisa menyampaikan karena yang menetapkan itu presiden. Saya yakin presiden akan memilih calon Menkeu yang baik. Dan saya juga meyakini bahwa calon Menkeu itu akan ada seorang figur profesional yang juga bisa muncul dari teknokrat, dari birokrasi, atau akademisi. Jd memang kita akan menunggu apa keputusan presiden,” pungkas dia. [iqbal]

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…