Pelat Timah Targetkan Penjualan Tumbuh 40% - Bersaing Harga Impor

NERACA

Jakarta– Seiring dengan proyeksi membaiknya harga komoditas dunia tahun ini, banyak perusahaan disektor ini memasang target lebih besar dan termasuk PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) yang menargetkan volume penjualan tahun 2013 tumbuh 40% menjadi 150.000 ton dibandingkan pada 2012 sebesar 110.258 ton. 

Direktur Utama NIKL, Ardhiman T.A mengatakan, optimisme pasar komoditas bakal pulih tahun ini juga memacu perseroan menargetkan pangsa pasar pelat timah domestik menjadi 75% dari saat ini 53%, “Kebutuhan pelat timah di dalam negeri sendiri memang cukup besar dan menarik banyak produsen pelat timah asal China, Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia untuk mengekspor produknya ke Indonesia. Terlebih lagi setelah permintaan dari Eropa dan Amerika Serikat cenderung berkurang, para produsen tersebut mengalihkan ekspor produknya ke pasar Asia, khususnya Indonesia,” katanya di Jakarta, Rabu (27/3).

Dia mengatakan, pihaknya belum dapat menentukan target pendapatan penjualan bersih pada 2013. Pasalnya, sampai saat ini harga pelat timah dunia masih dimonopoli oleh tiga negara, Taiwan, Korea Selatan dan China.

Oleh karena itu, dirinya berharap pemerintah bersama negara lain dapat mengatur harga pasar pelat timah dunia karena diduga ketiga negara tersebut melakukan dumping sehingga mempengaruhi harga pelat timah dunia.

Selain itu, lanjut Ardhiman, beberapa regulasi pemerintah terkait kebijakan pemberian fasilitas bea masuk dan perjanjian perdagangan bebas dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Agreement dan ASEAN-China Free Trade Agreement mengakibatkan Indonesia dibanjiri produk pelat timah impor yang berimbas pada persaingan harga yang semakin ketat.

Alhasil, selama 2012 pendapatan penjualan bersih NIKL mengalami penurunan 10% menjadi US$ 141,55 juta dari USD144,57 juta. Hal tersebut membuat laba kotor perseroan di 2012 menurun menjadi US$ 5,02 juta dari tahun lalu US$ 9,72 juta serta terjadi kerugian bersih di tahun lalu sebesar US$ 6,46 juta.

Sebagai informasi, penurun kinerja perseroan juga dialami pada bisnis yang sama PT Timah Tbk (TINS). Dimana perusahaan milik pemerintah ini bukukan laba bersih turun 51,43% dari sebelumnya Rp 897,10 miliar menjadi Rp435,68 miliar pada 2012.

Disebutkan, penurunan disebabkan oleh pendapatan perseroan yang juga turun hingga 10,59 persen menjadi Rp7,82 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,74 triliun. Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi sebesar Rp6,49 triliun pada 2012 dibandingkan periode sebelumnya Rp6,77 triliun. Laba kotor perseroan turun menjadi Rp1,32 triliun pada 2012 dari periode sama sebelumnya Rp1,97 triliun.

Perseroan juga mencatatkan kenaikan beban umum dan administrasi naik menjadi Rp580,58 miliar pada 2012 dari periode sama sebelumnya Rp576,19 miliar. Beban keuangan perseroan naik menjadi Rp30,30 miliar pada 2012 dari periode sama sebelumnya Rp25,23 miliar. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…