Hindari Spekulasi Saham - BEI Diminta Selektif Terima Emiten

NERACA

Jakarta- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) diminta agar lebih selektif menerima emiten baru yang akan masuk di bursa seiring dengan maraknya perusahaan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Kata Analis Trust Securities, Reza Priyambada, hal ini dimaksudkan agar emiten yang masuk ke lantai bursa tidak hanya sekedar menjadi saham gorengan, “Penambahan emiten juga perlu dilihat. Kalau marketnya kecil dan tidak memiliki banyak pengaruh, paling hanya akan dijadikan saham-saham spekulasi,”ujarnya di Jakarta, Selasa (26/3).

Menurutnya, kinerja saham beberapa emiten yang baru melantai di bursa tidak semuanya memiliki kinerja yang cukup positif saat melaksanakan IPO. Namun, hal itu tidak terlepas dari pengaruh kondisi pasar. “Kebetulan marketnya tidak mendukung, di mana saat itu terimbas profit taking.” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pencatatan saham emiten ketujuh yang dilakukan oleh PT Dyandra Media Internasional (DYAN) dapat memberikan kinerja positif ke depan. Pasalnya, selain dinilai memiliki industri prospektif, kinerja saham tersebut masih positif. Pada perdagangan kemarin dibuka di harga Rp385 dan ditutup di harga Rp395.

Sementara pada saat IPO, harga saham DYAN dibuka naik sebesar 42,85% menuju level Rp 500 per saham dari harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp 350 per saham. Selain DYAN, ada enam emiten lain yang mencatatkan sahamnya di awal kuartal ini antara lain PT Bina Buana Raya (BBRM), PT Saraswati Griya Lestari (HOTL), PT Sarana Meditama Metropolitan (SAME), PT Multi Agro Gemilang (MAGP), PT Trans Power Marine (TPMA), PT Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP). Dari keenam emiten tersebut, tidak semua kinerja sahamnya mencatatkan sukses.

Catat saja saham berkode SAME, yang sempat disuspensi karena mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Pada 25 Januari saham SAME mengalami peningkatan sebesar 138% ke Rp 690 per lembar dari sebelumnya Rp 500, kemudian pada 8 Februari terus melonjak hingga mencapai Rp 1.190 per lembar.

Oleh karena itu, pihak otoritas menghentikan sahamnya dalam rangka cooling down. Saham SAME kemudian dibuka kembali di pasar reguler dan pasar tunai mulai perdagangaan sesi I tanggal 12 Februari 2013. Pada saat pelaksanaan IPO, perdagangan saham SAME dibuka dengan harga Rp600 yang merupakan titik tertinggi dan terendah pada posisi Rp460 per lembar. Sementara pada perdagangan kemarin, saham SAME dibuka di harga Rp1700 dan harga terakhirnya Rp1690.

Sementara untuk BBRM, di hari pertama perdagangannya dibuka di harga Rp280 dan ditutup di harga Rp230 atau melemah 17,86%. Namun, dibandingkan harga IPO, BBRM masih mencatatkan kenaikan 24,32%. Pada perdagangan kemarin BBRM tercatat dibuka diharga Rp199 dan ditutup di harga yang sama. Kemudian HOTL, pada hari pertama perdagangannya dibuka di harga Rp230 dan tutup di harga Rp200 atau melemah 13,04%. Kemarin, saham HOTL dibuka di harga Rp176 dan harga terakhirnya Rp177.

Adapun MAGP, saat awal diperdagangankan berada di harga Rp112 dan ditutup di harga Rp96 atau melemah 14,29%. Kemarin saham tersebut dibuka di harga Rp128 dan harga terakhir Rp130. (lia)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…