Produk Kreatif Jadi Andalan Industri Kecil

NERACA

Jakarta - Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Euis Saedah, menilai produk industri kreatif akan menjadi andalan IKM karena Indonesia memiliki banyak menghasilkan barang yang unik di berbagai daerah.

“Untuk meningkatkan kualitas produk, diperlukan pembenahan standar produk, terutama produk perhiasan. Saat ini, pemerintah akan melakukan pembenahan agar daya saing UKM meningkat,” kata Euis di Jakarta, Selasa (26/3).

Di Indonesia, menurut Euis, produk perhiasan yang terbuat dari logam, emas, perak atau batu-batuan belum memiliki ukuran standar yang tetap, padahal untuk memudahkan transaksi dengan luar negeri seharusnya ada standar ukuran yang pasti.

“Produk IKM harus terintegrasi dan tidak terpisah-pisah agar produksi yang dilakukan lebih efisien. Inovasi juga perlu dilakukan agar produknya disukai oleh masyarakat, seperti produk fashion dari Sumatera Barat, dan beberapa wilayah telah disiapkan menjadi basis produksi IKM, seperti Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Yogyakarta serta yang akan menjadi penggerak IKM di daerah-daerah lain,” paparnya.

Selama ini, lanjut Euis, mayoritas IKM industri kreatif masih terpusat di Pulau Jawa. Padahal di luar Jawa, potensi IKM sangat besar terutama untuk produk kreatif. “Pembentukan basis produksi di luar Jawa sangat penting. Salah satu kendala yang dihadapi dalam mencapai pertumbuhan yang tinggi adalah sulitnya bahan baku terutama untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT),” ujarnya.

Sedangkan Menteri Perindustrian M.S Hidayat menambahkan, sebagai dasar pengembangan industri kreatif di Indonesia, masyarakat dituntut untuk menggali dan mengembangkan keunikan budaya lokal. Industri kreatif sendiri menjadi salah satu sektor yang terus didorong untuk memasuki masyarakat ekonomi Asean.

“Industri kreatif bisa menghasilkan produk unik dengan nilai seni tinggi dan dapat bersaing di pasar. Selain itu, industri kreatif mampu menyerap tenaga kerja yang banyak,” tandasnya.

Sementara itu,Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengincar Arab Saudi sebagai pasar produk kreatif. Pasalnya, produk kreatif seperti seni budaya, film, kerajinan tangan, dan produk-produk kreatif lainnya termasuk seni rupa dan kriya Indonesia sangat diminati masyarakat Arab Saudi.

Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Nilai Seni dan Budaya, Kemenparekraf, Ahman Sya mengatakan pertumbuhan industri kreatif hendaknya bisa menjadi salah satu pilar penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Produk industri kreatif di Indonesia masih membuka pasar yang lebar bagi pertumbuhan ekonomi. \"Pasar produk kreatif perlu diperluas. Salah satunya Arab Saudi yang kebanyakan masyarakatnya tertarik dengan produk kreatif Indonesia,\" kata Ahman Sya.

Beberapa waktu lalu, dalam kunjungan ke Arab Saudi mewakili Menparekraf menghadiri peresmian Madinah sebagai pusat Budaya Islam dunia 2013, Arab Saudi dinilai tertarik dengan produk-produk kreatif Indonesia. \"Walaupun wisatawan Saudi Arabia ke Indonesia kurang dari 100 ribu per tahun (85 ribu) tapi seni budaya, film, dan produk-produk kreatif lainya termasuk seni rupa dan kriya Indonesia sangat diminati orang sana,\" katanya.

Maka dari itu, menurut dia, diperlukan langkah-langkah strategis untuk menjadikan Arab Saudi sebagai pasar produk-produk kreatif. Meskipun saat ini Indonesia terkalahkan oleh China, Jepang, Korea, dan India. Namun, ia yakin Indonesia mampu menyaingi negara lainnya dalam hal produk industri kreatif.

\"Kita perlu melibatkan orang-orang Indonesia yang ada di sana, yang berangkat ibadah haji dan umroh, serta perwakilan resmi negara, untuk menjadi agen-agen produk kreatif Indonesia. Jadi kita perlu kerja sama antarinstitusi yang lebih kuat lagi. Misalnya dari Kementerian Agama dan Kemenparekraf,\" katanya.

Ia menambahkan, Kemenparekraf berharap ekspor produk-produk ekonomi kreatif bias lebih ditingkatkan pada 2013. Saat ini, ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia masih didominasi fashion, kriya, dan kuliner. Kemenparekraf pun memberikan perhatian khusus pada produk fashion dan handy craft (kerajinan tangan).

\"Untuk produk Fashion, kriya, dan kuliner merupakan tiga produk besar yang paling banyak diminati,\" katanya.

Beberapa bisnis ekonomi kreatif yang sangat berpotensi untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekspor, yaitu jasa digital content animasi, dan sebagainya. [iwan]

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…