Kembangkan Proyek Migas - Medco Catatkan Penjualan US$909,05 Juta

NERACA

Jakarta- PT Medco Energi Internasional Tbk mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar US$909,05 juta di tahun 2012, meningkat 11,2% dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 817,72 juta.

Kenaikan penjualan tersebut dinilai mendapatkan kontribusi terbesar dari peningkatan penjualan dan pendapatan minyak dan gas yang diupayakan perseroan, “Melihat pencapaian pengembangan proyek utama hingga saat ini, kami sangat optimis akan kinerja perseroan di tahun-tahun mendatang. Kami berharap untuk menjaga tingkat produksi minyak dan gas yang sama sampai dengan proyek utama pertama kami yang beroperasi yaitu Senoro Upstream dan DSLNG di akhir tahun 2014.”kata Direktur Utama Medco energi, Lukman Mahfoedz di Jakarta, Rabu (20/3).

Menurutnya, penjualan dan pendapatan migas mengalami pertumbuhan sebesar 9,1% dari US$800,5 juta di tahun 2011 menjadi US$873,03 juta di tahun 2012. Terjadinya peningkatan penjualan dan pendapatan migas ini didorong oleh harga minyak yang lebih tinggi di tahun 2012 yaitu sebesar US$115,6 per barel dibandingkan AS$ 113,7 per barel di tahun 2011.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan adanya renegosiasi kontrak gas dengan harga gas yang lebih tinggi dengan harga rata-rata harga gas sebesar US$4,03/MMBTU atau lebih besar dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 3,8/MMBTU di tahun 2011.

Strategi usaha yang dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan usaha non-minyak dan gas (nonmigas), kata dia, yang dilakukan yaitu mendivestasikan dua unit usaha melalui kemitraan strategis, yaitu ketenagalistrikan (Medco Power Indonesia/MPI) sebesar 51% kepemilikan ke Saratoga Power, dan usaha penyimpanan dan pendistribusian bahan bakar (Medco Sarana Kalibaru/MSK) sebesar 63,88% kepemilikan di Puma energi.

Dengan divestasi ini, lanjut dia, perseroan tidak lagi mengkonsolidasi penjualan dan pendapatan MPI dan MSK ke dalam buku perseroan. Sementara dari unit usaha pertambangan batu bara telah memberikan kontribusi pendapatan kepada perseroan sebesar US$9,09 juta.

Unit usaha jasa pengeboran juga mencatat tambahan angka pendapatan yang signifikan menjadi US$ 17,8 juta dibandingkan US$8,7 juta di tahun 2011. Oleh karena itu, sepanjang tahun 2012, jumlah penjualan dan pendapatan kegiatan usaha nonmigas mencapai US$36,0 juta, atau naik 109% dari tahun 2011 sebesar US$ 17,2 juta.

Dia mengatakan, beberapa proyek yang telah dikerjakan antara lain, pekerjaan EPC Senoro Upstream yang telah dimulai September 2012, Proyek DSLNG yang telah mencapai penyelesaian EPC sebesar 71%, dan Blok A sedang melakukan finalisasi kontrak EPC dan negosiasi harga gas yang lebih tinggi dengan pembeli gas (PIM dan PLN).

Namun, meski penjualan dan pendapatan usaha perseroan tercatat mengalami peningkatan menjadi US$909,04 juta, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi US$12,59 juta pada 2012 dari periode sama sebelumnya US$90,93 juta. Beban pokok penjualan dan biaya langsung lainnya naik menjadi US$512,81 juta pada 2012 dari periode sama sebelumnya US$466,83 juta. (lia)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…