Eco Driving - Super Hemat BBM Hingga 40%

Di saat kondisi ekonomi sedang krisis, kita harus pandai-pandai berhemat. Salah satunya hemat ongkos BBM bagi yang membawa mengendarai mobil sendiri. Apalagi, bagi mobil ber-CC tinggi kini disarankan menggunakan BBM non bersubsidi. Kita masih bisa menurunkan ongkos BBM. Menggunakan Pertamax, biaya Premium.

Untuk kali kedua, saya telah membuktikan, eco driving ternyata mampu menghemat bahan bakar hingga 40-50%. Saat  Idul Fitri beberapa tahun silam, kami sekeluarga mudik ke Yogya, naik mobil Toyota Corolla keluaran 1991an. Berangkat hari Sabtu pukul 09.30 WIB, lewat jalur selatan: Cimanggis, tol Cipularang- Purbalenyi - Garut-Tasikmalaya-Banyumas-Kebumen-Yogyakarta. Di Yogya, jalan-jalan ke famili maupun wisata ke pantai di Bantul.

Balik ke Jakarta, Kamis dari pukul 22.30 WIB dengan rute: Yogya-Kebumen- Wadaslintang- Wonosobo- Parakan- Weleri- Pekalongan- Cirebon-Indramayu- Cikampek- Cikunir- Cimanggis. Jalur itu sangat panjang untuk mengindari kemacetan parah di ruas Kebumen – Banyumas- Bumiayu. Tiba di Cimanggis, Senin, pukul 06.00 WIB.

Jarak tempuh perjalanan waktu itu sekitar 300 km Yang terakhir kemarin, untuk menghindari macet total di Kebumen, lalu melambung ke atas, kalau dilihat di peta, memutar arah lewat Wadaslintang, Wonosobo, Parakan.

Mudik sebelumnya, ongkos  premium sekitar Rp 1.200.000, lima kali mengisi dan sampai di rumah masih tersisa satu strip di bawah. Untuk kondisi saat ini, ongkos sebesar itu sangatlah boros, karena setelah menjalani uji emisi, tak lolos. Sementara itu, setelah menggunakan pola eco driving, dalam keadaan mesin tak lolos uji emisi, hanya butuh Rp 640.000 (empat kali isi) dengan jarak tempuh yang lebih jauh. Hemat Rp 540.000. Jika usia mobil makin muda dan telah lulus uji emisi, eco driving bisa makin menghemat lagi belanja BBM.

Tes Eco Driving yang pertama, jarak 30 km dari Mega Kuningan- TMII bo-lak-balik, dalam keadaan setengah macet. Kebutuhan premium 20 km/-liter. Sebelumnya hanya 11 km/liter. Itu dalam keadaan AC hidup. Saat ini banyak mobil keluaran 2000 ke sini yang makin hemat bahan bakar. Jika menerapkan eco driving, tentu akan makin hemat lagi pengeluaran kita untuk membeli BBM.  Ketika itu dipandu oleh tim dari Honda dan WWF.

Sebenarnya, apa itu Eco Driving? Tak lain adalah cara mengemudi yang baik, hemat energi, dan ramah lingkungan. Caranya gampang:

Pertama, usahakan putaran mesin 2.000 – 3.000 RPM, kecuali  untuk kecepatan tinggi. Lalu, ganti gigi disesuaikan dengan kecepatan, tiap kecepatan 10 km/jam, ganti gigi. Kecepatan 10   km/jam gigi1. Kecepatan 20 km/ jam gigi 2, 30 km/jam gigi 3, sampai gigi 5 untuk 50 km /jam. Gigi maksimal untuk kecepatan tinggi. Jika macet, atau berhenti, upayakan sesering mungkin gigi netral/0. Jangan   injak kopling kecuali oper gigi. Ganti oli tidak harus setiap 3.000 km, tapi  pada 5.000 km hingga 7.000 km. Terakhir, usahakan jangan sampai knalpot bocor.

Hemat Gaya CR-Z

Bagaimana dengan mobil matik? Mobil sport keluaran Honda, yaitu CR-Z, baik transmisi otomatis dengan teknologi Continuously Variable Transmission (CVT) dan transmisi manual 6 percepatan (6 MT), telah memiliki piranti khusus agar kita bisa berhemat bahan bakar sekaligus berwawasan lingkungan. Ada tiga pilihan fitur yang ditunjukkan 3D Ambient Meter yang terdapat di depan setir. Pilihan itu adalah Sport, Norman, dan Econ. Jika kita pilih Econ, mobil akan menyesuaikan kecepatannya hingga memperoleh posisi mesin yang mampu menghemat bahan bakar, hingga 20 km/liter.

Posisi Econ ditunjukkan dengan tampilan warna hijau dan ditandai dengan banyaknya gambar daun di dasboard. Penghematan bahan bakar pada CR-Z, demikian kata Marketing and Aftersales Service Director PT Honda Prospect motor (HPM) Jonfis Fandy, karena ditunjang teknologi hybrid.  Mobil hybrid adalah memadukan mesin bertenaga bahan bahan dan ditunjang tenaga sel kering atau baterei.

CR-Z bermesin SOHC i-VTEC 1,5 liter (VTEC + DBW + TBR) + Integrated Motor Assist (IMA), serta dilengkapi teknologi auto idle stop. IMA berperan sebagai dynamo starter, untuk menyalakan mesin saat distarter. Di saat mobil berhenti di lampu merah atau saat lalu lintas macet, otomatis mesin mati, tapi AC tetap menyala karena daya disuplai dari baterei. Di saat pengereman pun, IMA menyimpan energi ke dalam baterei. Mesin kembali menyala ketika pedal gas kita injak.  

Teknologi hemat bahan bakar tentu juga dikembangkan di mobil lainnya. Kendati demikian, ingin hemat bahan bakar dan ramah lingkungan, atau tidak, itu adalah pilihan antara kebutuhan, gaya hidup, dan tuntutan lingkungan. Eco driving dapat diterapkan bagi mobil dan sepeda motor. (saksono)

 

BERITA TERKAIT

Suzuki Indonesia Resmikan Jimny 3-Door

NERACA Jakarta – Masih tingginya pasar SUV (sport utility vehicle) di Indonesia maka produsen otomotif terus melakukan inovasi dalam memperoduksi mobil…

Daihatsu Tutup Kuartal I 2024 Dengan Kenaikan Penjualan Bulanan 17,1%

NERACA Jakarta – Menutup Kuartal I 2024, Daihatsu kembali catatkan raihan penjualan positif sejalan dengan kenaikan pasar otomotif nasional. Secara…

Hino Ranger Solusi Optimal untuk Pengangkutan Efisien

NERACA Jakarta – Hino Ranger telah lama menjadi pilihan utama dalam industri pengangkutan berat, terkenal karena kinerja andal dan desain…

BERITA LAINNYA DI Otomotif

Suzuki Indonesia Resmikan Jimny 3-Door

NERACA Jakarta – Masih tingginya pasar SUV (sport utility vehicle) di Indonesia maka produsen otomotif terus melakukan inovasi dalam memperoduksi mobil…

Daihatsu Tutup Kuartal I 2024 Dengan Kenaikan Penjualan Bulanan 17,1%

NERACA Jakarta – Menutup Kuartal I 2024, Daihatsu kembali catatkan raihan penjualan positif sejalan dengan kenaikan pasar otomotif nasional. Secara…

Hino Ranger Solusi Optimal untuk Pengangkutan Efisien

NERACA Jakarta – Hino Ranger telah lama menjadi pilihan utama dalam industri pengangkutan berat, terkenal karena kinerja andal dan desain…