Strategi Licik PT KCJ


Membaca berita soal rencana pengoperasian KRL Commuter Line atau Single Operation mulai 2 Juli 2011 oleh PT KAI CommuterJabodetabek (KCJ), menurut hemat kami lebih baik dibatalkan saja. Sebab, ini strategi licik manajemen PT KCJ/KAI dengan modus hanya mengganti istilah menggunakan bahasa Inggris dan menghilangkan operasional KRL AC Ekspres, dan ketentuan baru menaikkan tarif KRL menjadi Rp 8.000 dari semula Rp 4.500 untuk rute Bekasi-Jakarta, dan menjadi Rp 9.000 dari semula Rp 5.500 untuk rute Bogor-Jakarta. Padahal sistem operasinya sama dengan KRL AC Ekonomi, cuma nanti pakai bahasa Inggris menjadi "KRL Commuter Line/Single Operation", yang berhenti di setiap stasiun yang dilewati kereta tersebut. 

Sebelumnya penumpang mempunyai alternatif pilihan, yaitu menggunakan KRL AC Ekonomi atau KRL AC Ekspres. Dengan cara ini sebenarnya  KRL AC Ekspres memang tarifnya  Rp 9.000 (Bekasi-Jakarta) dan KRL Ekspres Pakuan Rp 11.000 dengan waktu tempuh relatif lebih cepat dari KRL AC Ekonomi. Penumpang selama ini sudah merasakan "kenyamanan" menggunakan KRL AC Ekspres walau belum optimal. Nah, sekarang tiba-tiba KRL AC Ekspres mulai 2 Juli 2011 dihapuskan, digantikan oleh KRL Commuter Line yang identik sama dengan KRL AC Ekonomi, namun tarifnya meningkat hingga 40% yang tentu sangat memberatkan penumpang.
Kami meminta Menko Perekonomian dan Kementerian Perhubungan supaya tidak menyetujui program KRL Commuter Line karena mengandung strategi licik dengan membohongi publik melalui narasi "memperbaiki pelayanan transportasi KRL Jabodetabek", padahal terselubung menaikkan harga karcis KRL AC Ekonomi tanpa memperhatikan beban ekonomi masyarakat yang memprihatinkan belakangan ini.
 
Kebijakan PT KCJ/KAI tersebut juga melanggar kaidah bahasa Indonesia, dimana pemakaian istilah "KRL Commuter Line" tidak lain untuk mengaburkan pengertian sebenarnya yaitu KRL AC Ekonomi. Padahal istilah KRL AC Ekonomi dan KRL AC Ekspres sudah cocok sesuai kebutuhan penumpang Indonesia yang wajib menggunakan bahasa Indonesia di negeri sendiri.
J. Kusuma, Bekasi Timur

BERITA TERKAIT

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…

BERITA LAINNYA DI Opini

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…