Belajar Berinvestasi: - Keberanian Memilih Tambang Emas

Berinvestasi adalah ibarat menanam sesuatu benih atau terutama sejumlah dana cadangan yang pada suatu saat tertentu kita akan memetik sebagian demi sebagian atau memanen sekaligus dalam jumlah yang berlipat.  Tujuan berinvestai adalah untuk mencukupi kebutuhan atau sebagai bekal dalam perjalanan hidup dalam kurun waktu tertentu.

Para manajer investasi, menasihati agar kita rajin mempelajari secara seksama apa sajakah peluang investasi yang aman dan sudah pasti menguntungkan.  Citi Asia Pacific yang menerbitkan ‘Managing Your Wealth’ mengibaratkan investasi itu ibarat hendak menempuh perjalanan jauh. Karenanya kita harus mempersiapkan segala sesuatunya agar perjalanan itu dapat ditempuh secara mudah dan bahkan menyenangkan.

Setidaknya ada empat hal yang harus ditntukan sebelum menempuh perjalanan tersebut. Pertama, rute mana yang akan ditempuh. Misalnya, dari Jakarta hendak ke Bandung, akan lewat Puncak-Cianjur atau langsung masuk jalan tol Cikampek-Cipularang-Purbalenyi?

Kedua, bekal apa yang harus dibawa. Ketiga, perhitungkan kemungkinan hambatan atau kerugiannya jika menempuh salah satu rute itu sekaligus terhadap bekal yang harus dibawa. Keempat, persiapkan panduan selama perjalanan, agar tidak tersesat atau mengalami hambatan.  Panduan itu juga bisa berupa nasihat dari para ahli atau yang sudah berpengalaman, yaitu yang sudah pernah melakukan perjalanan itu.

Tujuan Investasi 

Berinvestasi, biasanya mengharapkan sekumpulan dana dalam jumlah besar. Dana tersebut kita perlukan untuk memenuhi kebutuhan besar seperti membeli atau membangun rumah, atau untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari setelah pensiun, juga untuk membiayai kuliah anak-anak hingga lulus. Jika demikian, harus kita rencanakan, dalam bentuk apa hasil investasi itu kita terima. Dana besar di akhir masa investasi atau dividen yang kita terima setiap tahun.

Selanjutnya, bagaimanakah situasi keuangan kita saat ini? Siapa saja yang mengandalkan gaji kita?  Masih adakah kewajiban utang yang harus kita cicil? Adakah pendapatan sekunder? Atau mempunyai kekayaan warisan? Jawaban atas semua pertanyaan itu akan membantu Anda menggambar peta investasi Anda sendiri. Jadi, siapkah Anda untuk memulai berinvestasi?

Persoalan berikutnya adalah bagaimana caranya agar rencana investasi itu tidak mengganggu kewajiban rutin bulanan.  Lalu, apakah ada jaminan bahwa investasi yang kita rencanakan dijamin aman dan mendatangkan untung?  Berikut ini ada beberapa bentuk investasi dan perhitungan untung ruginya.

Tabungan, menyimpan uang di bank. Keuntungannya, dapat diambil kapan saja. Kerugiannya, jika tak terkontrol, tabungan itu akan habis atau berkurang karena dapat diambil sewaktu-waktu. Bunga simpanan kecil. 

Deposito. Bentuk investasi ini adalah menyimpan uang dengan masa waktu simpan dalam jangka tertentu. Sebelum jatuh tempo, uang itu tak bisa diambil. Jika terpaksa harus diambil, akan terkena pinalti atau denda.  Keuntungannya, besaran bunga atau bagi hasil yang kita terima lebih besar dari besar bunga tabungan biasa.

Reksadana, adalah tempat menghimpun dana secara kolektif. Dana yang terkumpul akan dikelola oleh manajer ivestasi. Sang manajer akan meninvestasikan dana tersebut untuk berbagai produk investasi. Keuntungannya akan dibagi secara proporsional. Keuntungan reksadana adalah karena dana diinvestasikan ke banyak tempat dan produk yang berbeda, potensi keuntungannya beragam, keuntungan di satu tempat bisa menutup kerugian di investasi di tempat lain. Kelemahan dari reksadana adalah karena dana tidak dikelola sendiri, maka kita tidak bisa secara langsung mengarahkan agar sang manajer melakukan investasi di bidang tertentu yang menurut kita menguntungkan. Selain bagi hasil, pengelola juga akan mendapat penghasilan dari biaya administrasi.

Obligasi. Seorang praktisi bisnis, Zaenal Fanani menjelaskan, obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan perusahaan atau pemerintah sebagai bukti bahwa kita telah meminjami utang kepada mereka. Pihak yang berutang akan memberikan imbalan dalam jangka waktu tertentu. Yang paling aman adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara atau pemerintah.

Keuntunganya adalah bunga obligasi lebih lebih besar dari deposito. Sedangkan kelemahannya, jangka waktu ditetapkan sekurang-kuranganya 1 tahun, dengan demikian tak bisa dicairkan sewaktu-waktu untuk berinvestasi di tempat lain. Jika pihak yang berutang bangkrut, risikonya jangankan bagi hasil atau keuntungan bunga, utang itu juga bisa tidak dikembalikan.

Saham. Memiliki saham, kata dia, berarti memiliki sebagian dari sebuah perusahaan. Uang yang kita belikan saham, akan dijadikan modal dan pengembangan usaha perusahaan tersebut. Perusahaan akan memberikan keuntungan selama setahun dalam bentuk dividen. Nilai saham bisa naik dan turun. Jika kondisi perusahaan bagus, nilai saham juga akan naik.

Jika saham sewaktu-waktu kita jual saat harga naik, maka kita akan menikmati keuntungan sebesar selisih harga saat kita beli dan saat dijual  dikalikan jumlah lembar saham yang kita miliki. Itu keuntungannya. Sedangkan, kerugiannya, jika nilai saham turun, kalau kita jual pasti rugi. Saham kita beli melalui perusahaan sekuritas atau pialang. Mereka akan mengenakan biaya administrasi dan transaksi.

Tambang Emas. Sejak zaman dulu, di era Nabi Muhammad SAW, satu dinar, mata uang emas di dunia Arab, dapat untuk membeli seekor kambing atau domba. Satu dinar sama dengan 4,25 gram emas murni. Sekarang, ratusan tahu kemudian, nilai satu dinar masih sama dengan harga satu ekor kambing.  Jadi, keuntungan memiliki emas, baik batangan maupun dalam bentuk dinar, harganya dari tahun ke tahun selalu naik, bahkan melebihi harga komoditas lainnya. Sebagai ilustrasi, seekor kambing enam tahun lalu seharga Rp 600 ribu, sekarang sudah mencapai Rp 1,4 juta. Kelemahannya, tapi hal ini bukan karena aspek ekonomisnya, ada risiko hilang dicuri. Untuk mengantisipasinya, kita ada bank atau Pegadaian yang mau menerima penitipan emas.

Properti. Bisa dibayangkan, betapa menggiurkannya sektor properti. Pada 1999, sebidang tanah ukuran 200 meter persegi harganya Rp 26 juta sudah termasuk biaya balik nama. Tahun 2013, harga tanah sudah mencapai Rp 1juta. Jadi 200 meter persegi bisa seharga Rp 200 juta.  Itulah keuntungan yang bisa kita peroleh. Kelemahannya, untuk sektor ini membutuhkan dana yang tak sedikit, sedangkan untuk menjualnya membutuhkan waktu banyak.    

Keputusan ada pada kita. Faktor keberanian mengambil risiko adalah awal dari kesuksesan kita dalam berinvestasi. Tentu saja, keberanian harus diimbangi pengetahuan yang cukup dan setelah belajar dari mereka yang sudah berpengalaman. (saksono)

 

 

BERITA TERKAIT

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…

BERITA LAINNYA DI Peluang Usaha

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…