Asing Masih Nyaman "Tanam Dananya" di Pasar Modal

NERACA

Jakarta – Melesatnya pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di level  4.900 yang ditopang derasnya aksi beli investor asing, menjadi gambaran jelas bila industri pasar modal dalam negeri masih memiliki peluang besar untuk tumbuh lebih besar lagi.

Kata analis pasar saham Reza Priyambada, dana investor asing yang terus meningkat nilainya di pasar modal Indonesia seiring dengan ekonomi domestik yang cukup stabil, “Investor asing cukup memahami bahwa Indonesia juga merupakan salah satu tujuan untuk investasi,”katanya di Jakarta kemarin.

Dia menambahka, kinerja emiten domestik yang positif juga diperkirakan menjadi salah satu pendorong investor asing untuk menempatkan dananya di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total aksi beli bersih investor asing mencapai Rp20 triliun hingga 8 Maret 2013. Jumlah itu meningkat tajam dibandingkan aksi beli bersih asing selama 2012 sekitar Rp15,44 triliun.

Sementara berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, nilai kepemilikan saham investor asing periode Januari-Februari 2013 senilai Rp1.704,79 triliun atau sebesar 59,15 persen dari total nilai saham di dalam negeri. Sementara kepemilikan saham investor domestik hanya sebesar 40,85 persen atau senilai Rp1.177,19 triliun.

Sementara Presiden Direktur PT Valbury Asia Securities, Johanes Soetikno menambahkan, derasnya aliran dana asing pada dua bulan pertama di 2013 menyebabkan porsi kepemilikan investor lokal cenderung turun.

Menurut dia, kondisi itu dipicu dari dana yang dibawa investor asing lebih besar dibandingkan investor lokal, di sisi lain partisipasi investor lokal di pasar saham domestik jumlahnya tidak meningkat signifikan.

Meski demikian, dia mengatakan nilai kepemilikan investor lokal tergolong tinggi dan mengalami kenaikan sejak empat bulan terakhir. Faktor utama pendorong meningkatnya nilai investor lokal yakni tetap tumbuhnya ekonomi Indonesia sebesar 6,3% dan pendapatan masyarakat yang meningkat.

Dia mengharapkan otoritas Bursa Efek Indonesia dapat lebih agresif lagi untuk melakukan edukasi kepada masyarakat untuk berinvestasi saham. Sebelumnya, analis pasar modal Pardomoan Sihombing pernah bilang, pergerakan indeks BEI kedepan akan menembus level 5.000- 5.300 dengan dipicu sentimen positif pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat yang bagus, inflasi yang terjaga dan rating investment grade yang didapat pemerintah Indonesia di level BBB+,”Beberapa saham yang direkomendasikan di sektor properti, perbankan, infrastruktur dan sektor konsumsi,”ungkapnya.

Sebaliknya, analis PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, IHSG dinilai masih dibayangi pelemahan yang perlu cermati, terlebih setelah kuartal pertama berakhir. \"IHSG naik dikarenakan pas momen “earning season”. Setelah earning season berakhir, atau kuartal pertama, maka perlu diperhatikan level 4.585-4.715,”paparnya. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…