Indeks BEI Mencoba Balik Arah Ke Zona Hijau

NERACA

Jakarta –  Penguatan indeks BEI akhirnya kembali terkoreksi diawal perdagangan Senin kemarin.  Pasalnya, indeks sudah masuk tren melemah lantaran posisinya yang sudah tinggi ditambah libur Nyepi kemarin memicu investor giat melakukan aksi ambil untung.

Asal tahu saja, mengakhiri perdagangan Senin awal pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah 20,183 poin (0,41%) ke level 4.854,312. Sementara Indeks LQ45 ditutup turun 5,576 poin (0,67%) ke level 831,708.

Kata analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono, IHSG BEI ditutup terkoreksi menyusul aksi ambil untung yang dilakukan investor, kondisi itu dipicu lembaga pemeringkat Fitch yang menurunkan peringkat Italia,”Obligasi pemerintah Italia diturunkan ke level BBB+ (triple B plus) dari sebelumnya A- (A minus) dengan outlook negatif,\" katanya.

Dia menambahkan, pelaku pasar saham juga masih menanti pertemuan antara pemimpin Uni Eropa terkait penyelesaian krisis hutang yang masih melanda beberapa negara di benua tersebut.

Sementara Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan kecenderungan pola indeks BEI menurun setelah menyentuh level tertinggi pada pekan lalu kondisi itu mendorong beberapa investor mengambil posisi aksi ambil untung.

Dia mengatakan, bursa saham Asia bergerak bervarisi terkait dengan berbagai sentimen yang ada seperti China akan mulai melakukan rencana pengetatan terhadap pengajuan properti yang dikhawatirkan dapat melemahkan sektor perumahan dan data-data manufaktur China yang melemah.

Lalu, lanjut dia, kabar negatif dari Australia yang merilis kenaikan defisit perdagangannya dan berita pemangkasan pekerja. Berikutnya, indeks BEI Rabu diproyeksikan masih bergerak konsolidasi dengan kecenderungan kembali menguat.

Sebagai informasi, indeks BEI sudah berkali-kali mencetak rekor tertingginya, terakhir kali di akhir pekan lalu. Posisi indeks sudah terlalu tinggi, sehingga wajar jika terjadi koreksi. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 147.121 kali pada volume 6,49 miliar lembar saham senilai Rp 5,267 triliun. Sebanyak 118 saham naik, sisanya 130 saham turun, dan 108 saham stagnan.

Tercatat bursa-bursa di Asia menutup perdagangan awal pekan kemarin dengan bergerak mixed. Meski ada sentimen positif dari Wall Street yang kembali mencetak rekor tertingginya, rata-rata bursa di Asia terkena koreksi gara-gara posisinya yang sudah terlalu tinggi.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 17.000 ke Rp 920.000, Lionmesh (LMSH) naik Rp 900 ke Rp 14.500, Mayora (MYOR) naik Rp 500 ke Rp 27.500, dan Duta Pertiwi (DUTI) naik Rp 450 ke Rp 3.550.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.200 ke Rp 76.200, United Tractor (UNTR) turun Rp 550 ke Rp 19.700, Plaza Indonesia (PLIN) turun Rp 525 ke Rp 2.075, dan Fast Food (FAST) turun Rp 500 ke Rp 11.000.

Pada perdagangan sesi I, indeks BEI juga ikut terkoreksi tipis 4,438 poin (0,09%) ke level 4.870,057. Sementara Indeks LQ45 berkurang 2,341 poin (0,28%) ke level 834,943. Aksi ambil untung mulai menekan sehingga IHSG labil dan naik-turun antara zona hijau dan merah.

Tiga indeks sektoral masih mencoba menahan indeks di zona hijau, yaitu indeks sektor industri dasar, konstruksi dan finansial. Saham-saham unggulan terkena aksi ambil untung dan terkoreksi cukup dalam, seperti saham-saham berbasis komoditas dan konsumer. Aksi jual banyak dilakukan investor lokal.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 86.515 kali pada volume 3,594 miliar lembar saham senilai Rp 2,873 triliun. Sebanyak 119 saham naik, sisanya 115 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Lionmesh (LMSH) naik Rp 400 ke Rp 14.000, Japfa (JPFA) naik Rp 350 ke Rp 9.050, Spreme Cable (SCCO) naik Rp 225 ke Rp 5.100, Samudera Indonesia (SMDR) naik Rp 200 ke Rp 4.025.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 3.000 ke Rp 900.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 550 ke Rp 39.850, United Tractor (UNTR) turun Rp 450 ke Rp 19.800, dan Unilever (UNVR) turun Rp 200 ke Rp 22.800.

Sebaliknya, diawal perdagangan indeks BEI dibuka naik 4,62 poin atau 0,10% ke posisi 4.879,36. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,24 poin (0,03%) ke level 837,52. Analis Samuel Sekuritas, Adrianus Bias mengatakan, bursa Asia termasuk indeks BEI dibuka menguat memfaktorkan sentimen positif dari data pengangguran AS yang lebih baik dari ekspektasi.

Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng menguat 94,48 poin (0,41%) ke level 23.186,43, indeks Nikkei-225 naik 315,54 poin (2,64%) ke level 12.283,62, Straits Times melemah 9,01 poin (0,27%) ke posisi 3.289,53. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…