Perdagangan Otomotif - Awal Tahun, Penjualan Motor Stagnan

NERACA

 

Jakarta - Kenaikan uang muka kredit pembelian motor pertengahan 2012 betul-betul menjadi momok bagi pabrikan otomotif roda dua. Bila penjualan di kuartal satu selalu menunjukkan tren pertumbuhan positif antara 7%-10% dari kuartal serupa tahun sebelumnya, kali ini diprediksi malah stagnan.

Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersil Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan total penjualan sepeda motor di kuartal I 2013 sekitar 1,9 juta unit. Hasil ini tak jauh berbeda dengan penjualan di kuartal I 2012 yang mencapai 1,95 juta unit.

Sementara, penjualan motor Februari 2013 sebesar 653.357 unit atau naik 0,52% dari penjualan Januari 2012 yang mencapai 649.983 unit. Secara total, penjualan motor Januari - Februari 2013 mencapai 1,3 juta unit, turun 1,51% dari total penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 1,32 juta unit.

Gunadi Sindhuwinata, Ketua Umum AISI menambahkan masih adanya penjualan di awal tahun ini lantaran banyak konsumen yang menunda membeli motor di akhir tahun 2012. Dari total penjualan Februari 2013, PT Astra Honda Motor (AHM) menguasai sekitar 61,4% dengan berhasil melego sebanyak 401.103 unit. Penjualan AHM ini naik tipis 0,63% dari penjualan Januari yang sebesar 398.608 unit.

Secara total, penjualan Astra Honda di Januari - Februari 2013 naik 8,3% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 738.401 unit. Thomas Wijaya, Deputy General Manager Sales Division AHM menyatakan kenaikan penjualan motor Honda ini berkat adanya beberapa produk baru. \"Ada tambahan penjualan dari motor baru semacam Verza di segmen motor sport dan Scoopy injeksi di segmen skutik,\" ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Adanya tambahan produk baru ini membuat Astra Honda optimistis bisa menjual sebanyak 1,2 juta unit motor di kuartal I 2013 atau naik 13,21% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu yang masih sebesar 1,06 juta unit.

Sebaliknya, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) tampaknya tidak seoptimis Astra Honda. Meski penjualan Suzuki di Februari 2013 naik 5,49% menjadi 37.720 unit dari penjualan Januari 2013 yang mencapai 35.578 unit, hasil ini tidak sebesar penjualan Februari 2012 lalu. Kala itu, Suzuki berhasil menjual 44.336 unit.

Permintaan Anjlok

Manager Pemasaran 2W PT SIS Yohan Yahya mengatakan, penurunan terjadi lantaran anjloknya permintaan pasar di Jawa dan luar Jawa. Selain imbas kenaikan uang muka kredit di lembaga pembiayaan konvensional, mulai adanya penerapan kebijakan serupa di lembaga pembiayaan syariah turut mempengaruhi penjualan motor Suzuki. \"Meski uang muka syariah belaku April, tapi ada sebagian yang sudah menerapkan secara bertahap,\" katanya.

Suzuki pun memproyeksikan penjualan sepeda motor di kuartal I 2013 hanya 100.000 unit, turun 27,36% dari total penjualan Suzuki periode yang sama tahun lalu sebesar 137.669 unit. Sedangkan, Yamaha Indonesia enggan untuk menyebut target kuartal I tahun ini. \"Kami tidak bisa memberikan target, karena penjualan bulan Maret masih berjalan,\" ungkap Zaldiansyah Perdana, Public Relation Manager PT Yamaha Motor Sales Indonesia.

Penjualan Yamaha di kuartal I tahun lalu mencapai 1,5 juta unit. Sementara di Februari 2013, Yamaha hanya melego penjualan sekitar 202.102 unit, turun 0,46% dari penjualan Januari lalu sebesar 203.051unit.

Sebelumnya, Sigit juga mengungkapkan permulaan 2013 memberi sinyal tidak terlalu cerah bagi pelaku industri sepeda motor. Penjualan kendaraan roda dua sepanjang Januari lalu hanya mencapai 649.983 unit. Sigit  menyatakan kinerja penjualan turun bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. \"Kalau dibandingkan dengan Januari 2012 itu turun 4.000 unit dari total semua merek,\" ujarnya.

Total penjualan itu meningkat dua persen dibanding akhir tahun kemarin. Namun Sigit menyatakan kondisi itu tidak terlalu menggembirakan lantaran setiap Desember penjualan sudah biasa seret. \"Karena Desember itu beberapa anggota AISI mengurangi produksi, karena konsumen kan pengennya beli motor stok 2013, yang paling baru, supaya enggak rugi,\" ungkapnya.

Sigit menilai kinerja awal tahun yang cukup buruk ini semakin meyakinkan pelaku usaha otomotif bahwa ramalan AISI tepat. Bisnis sepeda motor tahun ini akan stagnan, dengan total penjualan akhir Desember 2013 diperkirakan hanya mencapai 7,1 juta unit. Penyebab utama adalah aturan uang muka kredit minimal 30 persen yang ditetapkan Bank Indonesia untuk pembelian sepeda motor. Setelah tahun lalu hanya berpengaruh pada lembaga pembiayaan konvensional, dua bulan lagi aturan serupa diterapkan pada lembaga keuangan syariah.

Dalam periode suram ini, sepeda motor Jepang merek Honda dan Yamaha masih menguasai pasar kendaraan roda dua. Honda menjadi penguasa bulan lalu dengan penjualan 398.000 unit, disusul Yamaha sebanyak 217.000 unit.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…