Permintaan Penanaman Modal Terus Meningkat - Kemenperin: Pemilu Tak Ganggu Investasi

NERACA

 

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai permintaan investasi menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014 terus meningkat baik dari dalam negeri maupun dari pihak asing. “Untuk minat investor lokal dan asing dalam menanamkan modalnya di dalam negeri pada tahun ini masih tinggi walaupun terdapat kekhawatiran iklim politik memanas menjelang Pemilu 2014. Namun, tahun ini investor banyak berinvestasi di Indonesia,” kata Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Industri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Haris Munandar di Jakarta, Jumat (8/3).

Selain investasi di Indonesia, menurut Harsi, beberapa perusahaan baru akan menambah investasi dan mendirikan unit usahanya. Jika melihat kondisi pada tahun-tahun sebelumnya menjelang pemilu, investasi di dalam negeri masih berjalan dengan baik, walaupun sejumlah pemilihan kepala daerah diwarnai keributan. “Jika dilihat pada 2004 dan 2009, semuanya berjalan dengan baik, tidak ada gangguan keamanan seperti yang dikhawatirkan oleh investor,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperlihatkan total investasi asing pada tahun lalu naik 26% menjadi US$24,5 miliar.

Sementara itu,Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan ada ketertarikan dari Ferrostaal GmbH untuk berinvestasi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Nilai investasinya mencapai US$1,9 juta. \"Ferrostaal akan berinvestasi petrochemical di Papua. Nilainya US$1,9 juta,\" kata  Hatta Rajasa.

Sebagaimana diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sela-sela kunjungan kenegaraan ke Jerman telah melakukan pertemuan dengan Direktur dari Ferrostaal GmbH Dr Klaus Lesker di Berlin, Senin (4/3).

Sesaat sebelum pertemuan, Klaus Lesker bersama dengan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto disaksikan Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Kepala BKPM Chatib Basri telah menandatangani kesepakatan awal (letter of intent) terkait kerja sama pembangunan pabrik petrokimia tersebut.

Pembangunan pabrik metanol propilen dan polipropilen dari gas bumi beserta infrastruktur pendukungnya itu diperkirakan membutuhkan total investasi senilai US$2 juta. Dalam proyek tersebut, Ferrostaal berperan sebagai pengembang dan investor.

Sekadar informasi, polipropilen dan polietilen ialah bahan sintetik terpenting kedua di seluruh dunia. Di Indonesia bahan ini secara primer digunakan di industri plastik untuk memproduksi semisal kotak kemasan serta industri otomotif dan mebel.

Gas Dijamin

MS Hidayat pun menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menjamin pasokan gas untuk Ferrostaal yang akan diambil dari Blok Tangguh. Hasil kunjungan Presiden SBY ke Jerman juga menghasilkan niatan raksasa otomotif Jerman Volkswagen (VW) dan raksasa telekomunikasi Siemens untuk berinvestasi. Siemens selama ini sudah berinvestasi di Indonesia dan akan meningkatkannya lagi.

Diakuinya, VW akan membuat basis produksi di Indonesia. \"Kelihatannya menunjukkan ke arah itu,\" tambah Hatta. Tidak hanya itu,Kepala Badan Penanaman Modal Daerah,Sri Jumiadatin mengatakan pihaknya membutuhkan tenaga penerjemah Bahasa Mandarin. Mengingat saat ini investor yang berpotensi dari Tiongkok akan berinvestasi di Kalbar. 

“Saat ini Kalbar, banyak dilirik beberapa investasi dari luar. Karena itu, kami perlu penerjemah yang bisa menjelaskan potensi investasi di Kalbar. Saat ini kami baru punya satu penerjemah Bahasa Inggris dan masih perlu yang Bahasa Mandarin,” kata Sri Jumiadatin.

Menurutnya, pihaknya akan mengevaluasi untuk penanaman modal asing. Dari mana saja yang berminat untuk berinvestasi di Kalbar. “Untuk meningkatkan investasi di Kalbar kami tak hanya siapkan prasarana saja. Selain itu orang yang bisa berkomunikasi langsung juga dibutuhkan. Memang di BPMD saat ini sudah punya satu orang penerjemah, padahal harusnya 2 hingga 3 orang,” ujarnya.

Ia mengakui selama ini ada investor dari negara lain yang datang sendiri. Lebih baiknya kalau dari Tiongkok yang komunikasi juga Bahasa Mandarin. Sehingga apa yang diinginkan dan yang ada di sini sinkron.

“Kami dalam penjajakan investasi ke Kalbar selalu melibatkan dinas-dinas terkait. Misalnya ada calon investor karet melibatkan perkebunan. Kemarin itu juga bertemu dari investor Australia berkenaan dengan sumber daya listrik dari air atau mikrohidro mengajak Dinas Pekerjaan Umum,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…