RESPON KEBIJAKAN GUBERNUR JAWA BARAT PNS Pakai Seragam Batik Peroleh Dukungan Positif

 

 

Cirebon –  Rencana Gubernur Jawa Barat “membatikan” pakaian seragam bagi setiap PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Jawa Barat yang dipakai dua kali dalam sepekan, mendapat respon positif dari para pelaku dan perajin batik di sejumlah daerah. Mereka menilai, kebijakan itu tepat dalam rangka memajukan perajin batik di Jawa Barat dan melestarikan warisan budaya.

 

NERACA

.        

Kepala Dinas Industri dan Perdagangan (Kadis Indag) Kabupaten Cirebon, Haki mengakui, pasca turunnya surat edaran tersebut, tidak berselang lama pihaknya langsung membuat surat edaran yang sama, dan ditanda tangani Sekda setempat.

 

“Kita mungkin yang tercepat melaksanakan program Gubernur ini. Program yang sangat bagus, karena akan lebih mencintai produk lokal sendiri. Disamping itu, potensi industri batik sepatu lokal akan terangkat. Ini akan membuat iklim investasi Kabupaten Cirebon semakin bagus,” kata Haki kepada Harian Ekonomi Neraca, (13/6).

 

Namun kata Haki, pemakaian batik ternyata sudah jauh-jauh hari dilaksanakan, sebelum turunnya surat edaran dari Gubernur Jabar. Namun, dulu hanya dilaksanakan hari Kamis saja. Pihaknya mengaku, turunnya surat edaran dari Gubernur tertanggal 13 April 2011, segera ditindak lanjuti.

 

“Untuk pakaian batik, memang kita sudah jauh-jauh hari memakainya, tapi sebatas hari Kamis saja. Untuk sepatu, kita sudah edarkan suratnya ke setiap SKPD, Namun belum semua memakai sepatu lokal, karena memang industri sepatu di sini hanya satu. Intinya, sekarang setiap hari Kamis dan Jumat, hampir semua pegawai pemkab Cirebon memakai pakaian batik,” ucap Haki.

 

Hal senada dikatakan Kadis Koperasi Kabupaten Cirebon, Dedi Nurul. Menurutnya, saat ini produk batik memang sudah dipakai hampir seluruh pegawai di Pemkab Cirebon. Namun untuk motif, hingga saat ini masih belum seragam karena menunggu keputusan Bupati, tentang motif apa yang nantinya akan dipakai, sehingga edaran Gubernur Jabar akan selaras.

 

“Bisa jadi batik trusmi dengan motif mega mendung. Ini masih menjadi pembahasan. Namun yang pasti, kami mendukung sepenuhnya edaran Gubernur Jabar untuk memakai sepatu lokal dan pakaian batik di semua pegawai Pemkab Cirebon. Ini akan lebih mengembangkan lagi potensi industri daerah,” tukas Dedi.

 

Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon, hingga tahun 2010 menyebutkan, ada sekitar 323 unit usaha Batik. Usaha tersebut tersebar di beberapa sentra,  yaitu sentra Trusmi, Kalibaru, Kalitengah, Panembahan serta sentra Ciwaringin. Namun karena sentra Batik terbesar memang berada di Wilayah Trsumi, Batik Cirebon lalu lebih dikenal dengan istilah Batik Trusmi.

 

Data tersebut mencakup 160 unit usaha berada di sentra pengrajin Batik Terusmi, dan sisanya tersebar di sentra-sentra batik yang ada. Dari segi tenaga kerja, industri kerajinan Batik Trusmi ini memang cukup besar. Ada sekitar 3.518 tenaga kerja, yang setiap hari menggantungkan nasibnya pada insdustri kerajinan ini. Nilai investasinyapun cukup tinggi, yaitu sekitar Rp. 10.455.250,-, dengan nilai produksi yang mencapai pada kisaran angka Rp. 63.111.213,-. Sementara itu, kapasitas produksi mencapai 19.521 kodi/tahunnya.

 

Tercatat, saat ini ada sekitar 400 lebih motif batik yang dimilki industri pengrajin Batik Trusmi. Namun, motif Kraton serta motif Pesisiran, tetap menjadi ciri khas Batik Trusmi. Beberapa pecinta seni menilai, Batik Trusmi mempunyai nilai estotika serta goresan seni Filosofi tingkat tinggi. Namun, Batik Tulis Trusmi tetap menjadi primadona pecinta Batik, karena nilai seninya yang lumayan tinggi.

 

Cianjur Siap

Koperasi Batik Beasan Cianjur menyatakan kesiapannya untuk memenuhi kebutuhan baju batik bagi setiap PNS di Jawa Barat. Baju dan desain batik Beasan khas Cianjur sudah dirancang dalam beberapa jenis dan motif batik untuk dipilih dan diproduksi secara massal.

 

“Kami siap untuk memproduksi kain batik khas Beasan Cianjur untuk dijadikan baju seragam bagi setiap PNS di Jawa Barat. Kami mendukung sekali kebijakan tersebut. Insya Allah kami siap,”ujar Ketua Koperasi Beasan Cianjur, Harry Sastrakusumah kepada Neraca, Selasa  (13/6).

 

Dia mengusulkan, bagi PNS di lingkungan Pemprov Jabar memakai batik bermotif khas semua daerah secara bergilir. Sedangkan di daerah di mana memiliki produksi sendiri, PNS memakai batik khas daerah setempat. Adapun jenis batik yang digunakan adalah batik cetak dan tulis. Bukan batik print.

BERITA TERKAIT

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…