Masuki Titik Jenuh, IHSG Masih Terus Terkoreksi

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 50,152 poin (1,04%) ke level 4.761,461. Sementara Indeks LQ45 jatuh 9,819 poin (1,19%) ke level 818,152. Alhasil, prestasi indeks BEI di level 4.800 mulai berakhir karena dipicu aksi ambil untung investor.

Kata analis e-Trading Securities, Andrew Argado, secara teknikal penurunan IHSG BEI awal pekan ini merupakan koreksi yang wajar dikarenakan sudah berada pada area jenuh beli (overbought), “Berikutnya, indeks BEI Selasa diproyeksikan masih akan mengalami pelemahan di kisaran 4.720-4.850 poin, beberapa saham yang dapat diperhatikan yakni Astra Agro Lestari (AALI), Indosat (ISAT), Petrosea (PTRO), “katanya di Jakarta, Senin (4/3).

Sementara analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono menambahkan indeks BEI melemah dipicu aksi ambil untung investor. Aksi ambil untung tersebut dipicu oleh bursa regional Asia yang serempak melemah. "Penurunan bursa regional Asia didorong oleh langkah China yang memperketat peraturan industri propertinya,"ujarnya.

Dia memperkirakan, IHSG BEI Selasa akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan melemah terbatas di kisaran 4.740-4.800 poin. Pada perdagangan kemarin, sembilan sektor jatuh dengan sempurna di zona merah dengan sektor finansial jatuh paling dalam gara-gara aksi jual saham-saham bank kelas berat. Hanya sektor konsumer yang bertahan di teritori positif.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 174.051 kali pada volume 6,417 miliar lembar saham senilai Rp 6,159 triliun. Sebanyak 79 saham naik, sisanya 175 saham turun, dan 103 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia mengakhiri perdagangan awal pekan dengan mixed cenderung melemah, hanya pasar saham Jepang yang bertahan di zona merah. Bursa China menukik tajam setelah pemerintahnya berencana mempeketat industri properti dalam rangka menekan pertumbuhan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 2.000 ke Rp 287.000, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.900 ke Rp 77.100, Mitra Adiperkasa (MAPI) naik Rp 400 ke Rp 7.900, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 18.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Lion Metal (LION) turun Rp 1.000 ke Rp 13.000, Mandom (TCID) turun Rp 500 ke Rp 11.500, Bank Rakyat (BBRI) turun Rp 450 ke Rp 8.750, dan Telkom (TLKM) turun Rp 350 ke Rp 10.500.

Kondisi yang sama juga terjadi pada perdagangan sesi I. Dimana indeks BEI ditutup jatuh 42,307 poin (0,88%) ke level 4.769,306. Sementara Indeks LQ45 anjlok 9,025 poin (1,09%) ke level 818,946.

Saham-saham unggulan jadi target aksi ambil untung investor. Hampir seluruh indeks sektoral terkena koreksi, rata-rata koreksinya lebih dari satu persen. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 100.335 kali pada volume 3,881 miliar lembar saham senilai Rp 3,307 triliun.

Sebanyak 75 saham naik, sisanya 142 saham turun, dan 112 saham stagnan. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 2.500 ke Rp 77.700, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 550 ke Rp 18.700, Mitra Adiperkasa (MAPI) naik Rp 200 ke Rp 7.700, dan Hero Supermarket (HERO) naik Rp 125 ke Rp 5.050.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mandom (TCID) turun Rp 500 ke Rp 11.500, Nipress (NIPS) turun Rp 450 ke Rp 6.000, Bank Rakyat (BBRI) turun Rp 400 ke Rp 8.800, dan Telkom (TLKM) turun Rp 350 ke Rp 10.500.

Sebaliknya diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 0,68 poin atau 0,01% ke posisi 4.812,30, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,17 poin (0,02%) ke level 828,14, “IHSG BEI dibuka menguat seiring sentimen positif dari penguatan bursa regional," kata analis Samuel Sekuritas Yualdo Yudoprawiro.

Dia mengemukakan, bursa Asia dibuka menguat terutama bursa Jepang, sebesar 1,5% setelah calon Gubernur Bank Sentral Jepang, Haruhiko Kuroda, kembali menyatakan komitmennya untuk melakukan stimulus moneter agar perekonomian negara itu tidak lagi mengalami deflasi.

Karena itu, dirinya memperkirakan pekan ini indeks BEI akan bergerak cenderung mendatar setelah menguat cukup signifikan di pekan sebelumnya. "Beberapa saham dari sektor properti, telekomunikasi, infrastruktur, dan perbankan diperkirakan cukup rawan aksi ambil untung," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset e-Trading Securities, Betrand Raynaldi, memprediksi perdagangan awal pekan ini indeks BEI masih akan mengalami kenaikan. Hal itu terlihat dari beberapa indikator teknikal yang menghasilkan sinyal penguatan.

Tercatat bursa regional di antaranya indeks Hang Seng, Senin awal pekan dibuka  melemah 120,52 poin (0,53%) ke level 22.759,70, indeks Nikkei-225 naik 110,02 poin (0,95%) ke level 11.716,40, Straits Times melemah 17,61 poin (0,54%) ke posisi 3.251,89. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…