Awal Pekan, IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan

NERACA

Jakarta – Dalam sepekan kemarin, penguatan indeks harga saham akhirnya menembus rekor tertinggi ke level 4.800. Derasnya perburuan investor asing terhadap saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memicu indeks harga saham gabungan (IHSG) terus melesat tajam.

Kata analis e-Trading Securities Andrew Argado, secara teknikal kenaikan IHSG BEI berhasil menembus level psikologis 4.800 poin, “Didorong aksi beli yang dilakukan investor asing. Indeks kembali menembus rekor tertingginya sepanjang sejarah di level 4.811, “katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Berikutnya, indeks BEI Senin awal pekan ini diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatan. Dimana indeks akan mengalami kenaikan di kisaran 4.750-4,850 poin. Sebagaimana diketahui, mengakhiri perdagangan Jum’at akhir pekan kemarin. IHSG ditutup ditutup bertambah 15,824 poin (0,33%) ke level 4.811,613. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 3,227 poin (0,39%) ke level 827,971.

Menurut Andrew Argado, pelaku pasar asing yang masih mengambil posisi beli saham sehingga mencatatkan "net buy" di pasar reguler sebesar Rp851 miliar menjadi salah satu pendorong indeks BEI.

Selain itu, data inflasi Februari 2013 mencapai 0,75% yang dirilis Badan Pusat Statistik, memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja indeks BEI. Meski IHSG sudah lama masuk area jenuh beli, namun investor tetap semangat beli saham. Banyak sentimen positif yang datang dari dalam negeri, seperti kinerja emiten yang kinclong dan tingkat inflasi yang terkendali.

Asal tahu saja, rekor baru IHSG akhir pekan terpecahkan. Sedangkan level tertinggi sepanjang masa IHSG sebelumnya ada di level 4.795,789 pada penutupan perdagangan Kamis kemarin setelah melompat 79,374 poin (1,68%).

Saham-saham lapis dua punya andil besar dalam pencetakan rekor IHSG. Sedangkan saham-saham unggulan malah terkena aksi ambil untung dan menghambat laju penguatan IHSG. Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 88.087 kali pada volume 4,042 miliar lembar saham senilai Rp 3,536 triliun. Sebanyak 106 saham naik, sisanya 107 saham turun, dan 110 saham stagnan.

Volume dan nilai transaksi melambung tinggi berkat aksi tutup sendiri saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) senilai Rp 1,2 triliun di pasar negosiasi. Transaksi ini difasilitasi oleh broker Ciptadana Securities (KI). Hal ini juga mempengaruhi transaksi investor asing yang melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 2,111 triliun di seluruh pasar.

Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan mixed dan cenderung melemah. Pasar saham yang berhasil menguat hanya Jepang dan Indonesia. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.650 ke Rp 49.950, Fast Food (FAST) naik Rp 900 ke Rp 11.400, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 800 ke Rp 18.150, dan Indocement (INTP) naik Rp 750 ke Rp 22.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Sarana Menara (TOWR) turun Rp 600 ke Rp 26.500, Mayora (MYOR) turun Rp 450 ke Rp 24.550, Mitra Adiperkasa (MAPI) turun Rp 300 ke Rp 7.500, dan BCA (BBCA) turun Rp 300 ke Rp 10.700.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup naik tipis 0,668 poin (0,01%) ke level 4.796,457. Sementara Indeks LQ45 bertambah 0,024 poin (0,01%) ke level 824,768. Aksi ambil untung yang dilakukan investor lokal sempat menjegal indeks sampai jatuh ke zona merah. Sampai di posisi terendahnya di 4.777,975, indeks langsung kembali menguat secara perlahan.

Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 88.087 kali pada volume 4,042 miliar lembar saham senilai Rp 3,536 triliun. Sebanyak 106 saham naik, sisanya 107 saham turun, dan 110 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.550 ke Rp 49.850, United Tractor (UNTR) naik Rp 350 ke Rp 19.650, Indocement (INTP) naik Rp 300 ke Rp 22.250, dan Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 250 ke Rp 17.600.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Sarana Menara (TOWR) turun Rp 600 ke Rp 26.500, BCA (BBCA) turun Rp 300 ke Rp 10.700, Unilever (UNVR) turun Rp 200 ke Rp 22.650, dan Jaya Real (JRPT) turun Rp 200 ke Rp 4.400.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 2,70 poin atau 0,06% ke posisi 4.798,49. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,68 poin (0,08%) ke level 825,42, “Awal perdagangan, IHSG BEI bergerak berkonsolidasi. Secara teknikal, indeks BEI akan menguji level 4.800 poin," kata Kepala Riset e-Trading Securities, Betrand Raynaldi.

Sementara Analis Samuel Sekuritas, Adrianus Bias mengatakan IHSG BEI cukup rawan aksi ambil untung pada akhir pekan setelah sebelumnya menguat cukup signifikan dan menembus level tertinggi baru.

Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 65,85 poin (0,29%) ke level 22.954,42, indeks Nikkei-225 turun 21,67 poin (0,19%) ke level 11.537,69, Straits Times melemah 2,79 poin (0,09%) ke posisi 3.267,16. (bani)



BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…