Menjaga Daya Saing Unggul

 

Oleh : Prof. Firmanzah Ph.D

Guru Besar Fakultas Ekonomi UI 

Laporan Global Competitiveness Index (GCI) dari World Economic Forum (WEF) terakhir menunjukkan peringkat Indonesia di posisi 44 dari 139 negara. Peringkat Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya berada di posisi 54. Peringkat kali ini menempatkan daya saing Indonesia berada pada urutan ke-5 ASEAN dan ke-10 di kelompok negara G-20. Dari sejumlah indikator yang dinilai, kriteria besarnya pasar domestik (market size) berada pada peringkat tertinggi yaitu ke-15 dari 139 negara yang di survei. Peningkatan daya saing nasional menjadi modal dalam melakukan akselerasi pembangunan dan pemerataan ekonomi nasional.

Di tingkat ASEAN, peringkat Indonesia berpotensi bisa menjadi lebih baik dan dapat di atas Brunei dan Thailand, namun sejumlah tantangan seperti infrastruktur, kesiapan teknologi dan pemenuhan listrik masih menjadi persoalan serius yang perlu segera dibenahi. 

Untuk menciptakan daya saing yang unggul, maka necessary-condition berupa sarana dan prasarana fisik serta regulasi industri yang menyertainya perlu pembenahan. Kita juga dituntut untuk segera melakukan penyederhanaan perijinan usaha yang seringkali dikeluhkan oleh dunia usaha. Koordinasi lintas kementerian/lembaga dan pusat-daerah sangat diperlukan untuk mengurai kerumitan sistem dan prosedur birokrasi izin usaha. 

Daya saing yang unggul adalah daya saing yang berkelanjutan (sustainable). Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia perlu dipersiapkan untuk menghadapi persaingan baik di tingkat regional ataupun global.

Dinamika ekonomi merupakan refleksi dari proses produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja yang terdapat di dalam sistem perekonomian. Sehingga sufficient-condition terkait dengan kualitas tenaga kerja di Indonesia perlu mendapatkan prioritas nasional. Terlebih lagi dalam Asean Economy Community (AEC) yang akan efektif diterapkan pada 2015 menjamin mobilitas bagi skilled-worker di kawasan ASEAN. Perlu segera desain untuk membuat unskilled menjadi skilled bagi tenaga kerja Indonesia agar lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang dapat memanfaatkan kesepakatan di kawasan ASEAN.

Selain itu juga, desain peningkatan kualitas SDM dalam negeri perlu disesuaikan dengan desain pembangunan industri nasional. Hal ini ditujukan agar proses industrialisasi didukung oleh sistem pendidikan nasional yang menghasilkan SDM berkualitas dan searah dengan kebutuhan industri. Mismatch antara desain pendidikan nasional dengan kebutuhan industri membuat pembangunan ekonomi nasional tidak optimal.

Singapura, misalnya, merupakan salah satu contoh bagaimana di tahun 1980 berhasil mentranformasikan sistem ekonomi berbasis industri dan manufaktur menjadi kluster industri kreatif. Salah satu kunci keberhasilan Singapura terletak pada saling dukung antara desain industri dengan proses sistem pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan industri.

Daya saing yang unggul membutuhkan partisipasi dari semua pihak. Pekerjaan membangun daya saing juga membutuhkan biaya, energy dan fokus dari para pengambil kebijakan nasional. Selain itu juga, faktor-faktor non-ekonomi seperti stabilitas politik dan keamanan, sosial, budaya dan ketahanan nasional perlu dijaga untuk menjaga dan meningkatkan daya saing nasional. Terlebih lagi dalam persaingan yang semakin tinggi (hypercompetition) maka aspek kecepatan dalam melakukan perbaikan di setiap bidang menjadi variabel yang menentukan apakah suatu negara memiliki daya saing baik atau tidak.      

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…