Garap Bisnis Power Plant, Waskita Investasi Rp 150 Miliar

NERACA

Jakarta – Ekspansi bisnis PT Waskita Karya Tbk (WSKT) selain bisnis di jalan tol dan pembangunan pabrik beton, rupanya perseroan tengah melirik bisnis energi atau power plant, “Bila selama ini kita ikut proyek konstruksi power plant punya Perusahaan Listrik Negara, maka tahun ini kita berencana menginvestasikan sendiri bisnis energi,”kata Production General Manager and Investor Relation PT Waskita Karya Tbk, Agus Sugiono kepada Neraca di Jakarta, Senin (25/2).

Rencananya bisnis energi ini akan dibangun di Sumatera Barat dan Bengkulu dengan kerjasama pemerintah daerah. Pembangunan power plant ini memiliki kapasitas kecil 5 megawatt dengan nilai investasi Rp 150 miliar.

Kata Agus, investasi bisnis energi power plant ini sengaja kecil lantaran bisnis yang pertama dan melihat kondisi perkembangan kedepannya, “Kita tidak mau besar investasi ini, karena masih baru. Namun kedepan seiring dengan kemajuan, maka bisnis ini akan terus dikembangkan,”ungkapnya.

Selama ini, perseroan sudah aktif mengerjakan proyek power plant atau Engineering, Procurement and Construction (EPC) milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Genyem Papua dengan kapasitas 5 megawatt, PLTU Malino di Sulawesi dan PLTU Rotte.

Kemudian sepanjang tahun 2012 kemarin, perseroan mencatatkan penjualan Rp 8,7 triliun atau meleset dari target awal Rp 9 triliun. Agus menjelaskan, melesetnya penjualan 2012 dari target Rp 9 triliun disebabkan terhambat soal pembebasan lahan di proyek Bandara Djuanda Surabaya.

Realisasi Kontrak Baru

Dia juga menambahkan, perolehan laba anaudit di 2012 sebesar Rp 255 miliar atau tumbuh dibandingkan target tahun lalu Rp 250 miliar. Tercatat diawal tahun 2013 ini, kontrak proyek yang didapatkan perseroan sebesar Rp 699 miliar dari total target kontrak 2013 sebesar Rp 21 triliun.

Perolehan kontrak diawal tahun tersebut, lanjut Agus, belum termasuk kontrak proyek bandara Soekarno Hatta senilai Rp 4,7 triliun yang tendernya telah dimenangkan perseroan, “Kita belum memasukkan perolehan kontrak bandara Soekarno Hatta karena belum tandatangani kontrak,”ujarnya.

Asal tahu saja, selain proyek bandara Sokerno Hatta. Perseroan juga telah mengerjakan proyek bandara Djuanda senilai Rp 352 miliar, bandara di Samarinda senilai Rp 190 miliar dan bandara Kualanamu senilai Rp 276 miliar.

Selain itu, progress bisnis jalan tol Depok-Antasari sepajang 6 kilometer cukup pesat perkembangannya. Diakhir tahun 2013, diharapkan sudah bisa beroperasi. Pada investasi jalan tol ini, PT Waskita Karya Tbk memiliki porsi saham 12,5% dan telah menyetor modal sebesar Rp 119 miliar.

Tidak hanya itu, perseroan juga investasi jalan tol Medan-Kualanamu sepanjang 17,5 kilometer. Pada proyek jalan tol Medan-Kualanamu, perseroan membentuk konsorsium bersama dengan PT PP Tbk dan PT Jasa Marga Tbk dengan porsi kepemilikan saham masing-masing 20% dan Jasa Marga 60%. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…