Banting Stir Jadi Karyawan - Martina Danuningrat, VP Head of Corporate Secretary & Communication BNI Life

Sukses di satu bidang tertentu memang tak melulu membuat orang itu puas akan pencapaiannya, ada kalanya seseorang merasa jemu berada di zona nyaman, dan akhirnya memutuskan untuk hijrah ke hal-hal baru yang lebih menantang.

NERACA

Martina Danungingrat salah satunya, walaupun sempat keluar sebagai pemenag kontes kecantikan Putri Ayu dan None Jakarta 1995. Ia mencoba hal baru yang lebih menantang, yakni berkarir sebagai pekerja di sebuah bank swasta.

“Saya merasa itu bukan bidang saya, karena saya terlahir dari keluarga pekerja bukan dari keluarga seniman, makanya saya putuskan untuk menekuni dunia keuangan sesuai dengan kuliah yang dulu saya ambil,” ujar Martina.

Walaupun, ia harus memulainya dari “nol”, menanggalkan predikat Putri Ayu dan None Jakarta yang sempat ia menangkan beberapa tahun silam. Toh, ia tetap rela menjalani itu semua. Rasanya, tidak ada orang yang mau meninggalkan kepopulreannya dan memilih bekerja sebagai karyawan outsource di sebuah bank asing seperti Citybank.

Maklum saja, seharusnya Martina yang sempat menjadi pemenang ajang Putri Ayu dan None Jakarta  itu, kebanjiran job usai memenangkan kontes wanita tercantik di Indonesia. Sebut saja rekannya yang memenangi ajang Putri Indonesia dan None Jakarta, Alya Rohali, dia sukses mengukir namanya di dunia seni tanah air. “Ya itu tadi, saya merasa itu bukan bidang saya,” cetus wanita lulusan STEKPI Jakarta itu.

Ya, dia menyatakan tak mengapa meninggalkan dunia seni yang sempat membesarkan namanya dan terjun ke dunia perbankan walaupun hanya sebagai karyawan outsource kala itu, karena baginya soal rezeki itu sudah diatur oleh Allah. Makanya, tak terbersit sedikitpun kehawatiran di dadanya.

Dengan keyakinan serta kerja kerasnya, Martina kemudian berhasil menaklukkan dunia perbankan. karirnya tahun demi tahun terus menanjak. Karena prestasi apik yang ia tampilkan saat di dunia perbankan. Kini ia di tunjuk menjabat sebagai Vice President Head of Corporate Secretary & Communication BNI Life.

“Berbeda sih, dulu kan karyawan bank sekarang asuransi makanya harus banyak belajar lagi. Intinya saya mulai karir di industri keuangan dari bawah. Mulai dari staff, lalu naik menjadi officer, lalu naik lagi menjadi  assistance manager, dan terus naik hingga sekarang menjadi VP,” tegas dia.

Mengenai asuransi, memang hal baru bagi Martina, tetapi itu tak mengurangi sedikitpun minatnya untuk belajar. Tak heran, meski baru beberapa tahun belakangan ini ia mempelajari ilmu asuransi kemampuannya di bidang itu terbilang cukup mumpuni. “Enggak lah, masih harus banyak belajar lagi,” ujarnya merendah.  

Menurutnya, ketertarikannya mendalami bidang asuransi dikarenakan ia mengalami suatu kejadian, dimana saat itu, seorang kerabat yang menjadi tulang punggung keluarga meningal dunia. Sementara istrinya hanyalah ibu rumah tangga biasa, terbersit dalam hatinya waktu itu, pasti istri kerabatnya itu akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya pasca kematian sang suami. Dari situ dia tertarik akan asuransi.

Tetapi, program asuransi di masyarakat Indonesia saat ini masih kurang diprioritaskan. mereka masih berfikir konvensional, untuk apa sih mempersiapkan kematian, nanti saja ikut asuransinya dan banyak pertimbangan lainnya yang membuat asuransi itu kurang diminati masyarakat. Nah semua itu, kata Martina, dikarenakan satu hal, yaitu pengetahuan mereka sangat minim soal asuransi.

Untuk itu, Martina merasa dirinya harus memberikan edukasi mengenai asuransi kepada masyarakat Indonesia. Tujuannya satu, agar kejadian yang menimpa kerabatnya beberapa waktu lalu tak lagi terjadi dalam keidupan masyarakat. “Saya ingin yang saya lakukan bermanfaat bagi orang lain, itu saja,” sebuat ibu beranak dua ini.

Tanamkan Kemandirian Anak

Sebagai wanita karir dan ibu dari dua orang anak, Martina pada awalnya hawatir jika pekerjaannya itu akan mengganggu keharmonisan keluarganya. Maklum, banyak anak yang terlantar akibat ibunya juga sibuk berkarir. Untung, anak-anaknya itu mengerti dan malah menjadi lebih mandiri tanpa ibunya. “Kalau saya perhatikan anak-anak jadi lebih mandiri,” sebut dia.

Meski demikian, ia menyarankan kepada para ibu rumah tangga yang sekaligus tetap ingin menjadi menjadi wanita karir. Semua itu dapat berlangsung dengan baik kalau dalam keluarga itu terlebih dahulu ditanamkan pendidikan agama sebagai pondasi keluarga. “Ya, bagi saya pendidikan agama adalah nomor satu,” cetus ibu dari Disha dan Shanella.

Selain itu, ia juga menerapkan komunikasi dua arah kepada anak-anaknya. Karena anak zaman sekarang berbeda dengan anak-anak zaman dulu. Kalau dulu, orangtua bilang A ya anak juga harus A, kalau orangtua bilang B ya anak juga harus B. Tetapi sekarang tidak bisa seperti itu, anak malah akan berontak jika orangtua seperti itu.

“Dulu ibu saya galak, tetapi saya kini bersyukur, karena dia galak saya bisa seperti ini. Saya juga seperti itu, saya cukup tegas pada anak-anak, tetapi bedanya saya melakukannya dengan komuniasi 2 arah. Karena, anak zaman sekarang itu butuh penjelasan,” jelas wanita penggemar olahraga basket. (ahmad)

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…