Realisasi IPO Semen Baturaja Dinilai Masih Sulit

NERACA

Jakarta- Disetujuinya pencatatan saham bagi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Semen Baturaja tidak serta merta menjadikan proses pencatatan sahamnya di lantai bursa berjalan mulus. Pasalnya, pelepasan saham BUMN lagi-lagi harus dilakukan melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Saat ini pun PT Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menerima dokumen untuk merealisasikan rencana penawaran saham umum perdana (Initial Public Offering/IPO). “Belum ada laporan BUMN yang mau listing di BEI,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen di Jakarta, Rabu (20/2).

Dalam proses pencatatan saham, lanjut Hoesen, pihak perusahaan akan menyampaikan dokumen yang dibutuhkan, tidak terkecuali bagi perusahaan BUMN. Namun, sejauh ini IPO BUMN diperkirakan akan terkendala karena harus masuk dalam persetujuan DPR. Karena itu, membutuhkan waktu yang tidak cukup singkat untuk memperhitungkan hal-hal terkait pelepasan saham BUMN tersebut ke publik. “Proses DPR sangat sulit dan mereka punya pertimbangan sendiri,” ujarnya.

Sekretaris perusahaan PT Semen Baturaja, Zulkifli Sabli mengatakan, IPO perusahaan akan dilakukan pada Juni 2013. Dalam pelaksanaan IPO, rencananya perseroan akan melepas 20% saham ke public dengan menargetkan perolehan dana sebesar Rp 1 triliun.

Nantinya, dana yang diperoleh melalui IPO akan digunakan untuk pembangunan pabrik baru dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun. Sementara sebagai penjamin emisi, perusahaan menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.

Prospek Kinerja

Disetujui IPO PT Semen Baturaja diproyeksikan akan diapresiasi secara positif oleh pelaku pasar. Adanya program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dinilai akan mendorong kinerja perusahaan semen. Pasalnya, dengan adanya pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya untuk transportasi dan lainnya, permintaan terhadap kebutuhan semen akan meningkat.

Selain itu, dampak dari implementasi program MP3EI yang belum sepenuhnya terlaksana juga akan mendorong tingginya permintaan komoditas baja sekaligus industrinya. “Pada proyek MP3EI, ada pembangunan jalan, airport, fasilitas umum. Itu yang akan mendominasi di semen sehingga bisa dijadikan catatan Baturaja ke depan,” jelas analis saham Lucky Bayu Purnomo.

Sementara, analis PT Trust Securities, Reza Priyambada pernah bilang, prospek kinerja saham semen seiring dengan perkembangan sektor infrastruktur dan properti. “Selama proyek infrastruktur dan properti masih bertumbuh maka semen pun ikut terpengaruh.” ujarnya.

Meskipun demikian, Reza menilai, hal tersebut akan sangat bergantung dari kondisi market. Terlebih, untuk saham yang termasuk dalam kategori big cap yang biasanya paling rentan jika timbul sentimen-sentimen sehingga bisa dimungkinkan terjadi penurunan yang cukup banyak. Salah satu perusahaan semen tercatat yang mampu perform antara lain Semen Gresik, atau Semen Indonesia. (lia)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…