Tips Membangun Rumah di Lahan Miring

Sekarang, orang membangun rumah tidak lagi memperhatikan posisi lahannya. Sebab, dengan alasan harga tanah yang mahal, pilihan kondisi lokasi pun kadang menjadi nomor dua, yang penting masih ada sejengkal tanah yang masih bisa dihuni.

Tanah hunian yang tanpa pilihan itu kadang di luar harapan, misalnya tanahnya tak rata, miring, berada di bibir tebing. Apa boleh buat. Kalangan perencana bangunan memberikan sedikit petunjuk buat mereka.  

Berikan data dan gambar tentang kondisi lahannya, posisi jalan untuk menentukan komposisi rumah dan tata ruang, luas lahan, ketinggian dan kemiringan tanah. Apakah ada bangunan di sekitar lahan yang akan dibangun.  

Setelah data tentang lahan miring itu lengkap, barulah dibuat gambar desain rumah yang memperhatikan tata letaknya, misalnya menghadap ke mana, berapa panjang dan lebarnya, memanjang atau melebar, di mana posisi carport, taman, sumur resapan. Dengan lahan miring, kebanyakan ahli bangunan menyarankan agar rumah dibuat bertingkat.

Dengan struktur bertingkat, tentu akan menghemat ongkos pengurukan. Kalaupun ada yang harus dikeruk untuk meratakan, tentu hanya sebagian kecil saja.

Jika elevasi kemiringannya tak besar, perbedaan tinggi permukaan ruang satu dengan lainnya dapat dihubungkan dengan tangga landai. Sedangkan jika elevasinya tajam, ada bagian yang harus dikeruk dan bagian lain diuruk.

“Letak seninya ada pada naik turun atau tinggi rendahnya ruangan yang dibuat. Beda ketinggian itulah yang menyebabkan rumah itu disarankan tingkat. Bahkan bisa tiga lantai,” kata Edy Haryono, seorang pengembang yang tinggal di kawasan Depok.

Di bawah tangga, pasti aka nada ruang yang atasnya miring, tak cocok untuk ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, apalagi ruang tidur. Yang pas di tempat itu adalah kamar mandi atau gudang atau untuk menempatkan rak atau lemari yang senbgaja dibuat mengikuti kemiringan tangga. Di situ dapat disimpan berbagai perkakas atau barang-barang tumah tangga seperti pecah belah dan alat memasak.

Namun, menurut Edy, jika si pemilik proyek rumah tinggal itu ngotot tidak ingin rumah bertingkat, tentu harus mengeluarkan dana lebih untuk menguruk agar lahannya menjadi datar. Selain itu, tentu saja juga membutuhkan waktu sampai tanah tersebut padat hingga bisa dimulai pembuatan pondasinya. Jika buru-buru, dikhawatirkan bangunan akan ambles, atau retak-retak dalam waktu tak lama.   

Pada bagian yang ditimbun, kata dia, perlu dipasang bronjong atau model terasering, yaitu berundak. Model itu, kata Edy, cukup ampuh untuk mencegah tanah longsor atau bergeser.   “Seharusnya, biaya material urukan dan ongkos pengurukannya bisa dialihkan untuk pekerjaan lain hingga menghemat biaya membangun rumah,” ujarnya.  (saksono)

BERITA TERKAIT

Toshiba Kenalkan Produk Small Cooking Appliances

  NERACA Jakarta – Potensi pasar yang sangat besar di produk cooking appliances, membuat Toshiba meluncurkan beberapa produk teranyarnya di…

Makin Ekspansif, DAIKIN Proshop Showroom Hadir di Medan

  Makin Ekspansif, DAIKIN Proshop Showroom Hadir di Medan NERACA Jakarta - Menapak penghujung kuartal pertama tahun ini, PT. Daikin…

Ratusan Agen Hadir Siap Sukseskan Penjualan Properti Damai Putra Group

NERACA Jakarta - Setelah sukses bermitra dengan puluhan bank dan mendorong generasi milenial untuk berinvestasi dalam properti dengan tagar #SaatnyaBeliProperty,…

BERITA LAINNYA DI Hunian

Toshiba Kenalkan Produk Small Cooking Appliances

  NERACA Jakarta – Potensi pasar yang sangat besar di produk cooking appliances, membuat Toshiba meluncurkan beberapa produk teranyarnya di…

Makin Ekspansif, DAIKIN Proshop Showroom Hadir di Medan

  Makin Ekspansif, DAIKIN Proshop Showroom Hadir di Medan NERACA Jakarta - Menapak penghujung kuartal pertama tahun ini, PT. Daikin…

Ratusan Agen Hadir Siap Sukseskan Penjualan Properti Damai Putra Group

NERACA Jakarta - Setelah sukses bermitra dengan puluhan bank dan mendorong generasi milenial untuk berinvestasi dalam properti dengan tagar #SaatnyaBeliProperty,…