Kredit Perbankan di Kalsel Tumbuh 25,75%

NERACA

Banjarmasin - Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Kalimantan, Maurids H Damanik, mengatakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2012 cukup menggembirakan mencapai 26,64% dengan total dana yang disalurkan sebesar Rp26,9 triliun. Jumlah tersebut terjadi peningkatan dibanding 2011 yang hanya Rp21,2 triliun atau tumbuh sekitar 25,75% dibanding 2010.

Pertumbuhan kredit ini didorong bertambahnya jumlah bank di Kalimantan Selatan selama 2012, yaitu dengan hadirnya dua bank umum baru dan dua BPR baru. "Kehadiran bank baru tersebut ternyata cukup menguntungkan bagi masyarakat, karena mereka lebih mudah mengakses dana perbankkan yang dibuktikan dengan naiknya pertumbuhan kredit tersebut," kata Maurids di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin.

Hal itu, imbuh dia, juga menunjukkan bahwa perbankan di Kalsel selalu berkomitmen untuk turut serta mengembangan perekonomian melalui pembiayaan pada sektor usaha produktif maupun untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kalsel.

Terlebih, kata Maurids, berdasarkan data BI, penyaluran kredit perbankan Kalsel sebagian besar masih untuk kredit produktif bahkan dalam setiap bullannya kredit produktif tersebut, cenderung mengalami peningkatan. Kredit produktif pada 2011 sebesar 61,43% dan pada 2012 menjadi sebesar 61,96%.

Hal lain yang cukup menggembirakan adalah bertambahnya jumlah kredit perbankan ini ternyata justru diikuti turunnya rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL). Hingga akhir 2012, NPL perbankan Kalsel tercatat 1,24%, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 1,61%.

Turunnya kerdit bermasalah ini, tambah dia, selain karena faktor kebijakan dari otoritas perbankan yang semakin hati-hati, juga didukung oleh perbankan Kalsel yang semakin berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan ke masyarakat.

"Meskipun demikian, kehati-hatian ini tidak sampai mengurangi jumlah pembiayaan yang disalurkan, sebagaimana tercermin dari rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang masih terjaga di level tinggi,” tukas dia. Dari data terkini terlihat tingkat LDR (loan to deposit ratio) perbankan di Kalsel tahun 2012 tercatatat sebesar 78,89%, atau meningkat dibandingkann tahun 2011 yang hanya sebesar 75,09%. [ardi/ant]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…