Waspada Kala Memilih Susu Bayi - Sebabkan Obesitas dan Penyakit Jantung

Saat ini banyak kandungan susu yang menyebabkan obesitas dan penyakit jantung. Untuk itu, semua orangtua harus bijaksana dalam memilih sebuah produk susu untuk anaknya.

NERACA

Susu dibutuhkan untuk semua tingkatan usia. Mulai anak-anak hingga manula. Perempuan hamil hingga ibu menyusui. Susu menjadi sumber protein dan kalsium, yang bisa melengkapi kebutuhan asupan nutrisi setiap harinya. Sayangnya, tak semua orang teredukasi dengan baik untuk memilih dan memilah susu dengan tepat. Terutama susu dengan gula tambahan berkadar tinggi, yang menyebabkan kegemukan.

Disini anak-anak menjadi penderita utama dari ketidakpedulian orangtua dalam menyeleksi susu. Pasalnya, anak-anak paling banyak mengasup susu. Porsinya bisa mencapai 8-10 gelas per hari. Alasan kebutuhan gizi dan melengkapi kebutuhan asupan anak yang cenderung sulit makan, mendasari orangtua yang memberikan susu berlebihan kepada anak.

Idealnya, anak mengonsumsi susu 2-3 porsi gelas per hari atau sekitar 200-300 cc per gelas. Makanan harian memang belum mencukupi kebutuhan pola gizi seimbang. Susu melengkapi kebutuhan gizi anak.

"Namun asupan susu juga perlu dikontrol, baik dari porsi mau pun pemilihan susu yang tepat sesuai usia, dan kandungan gula di dalam susu. Karenanya, penting untuk membaca label dalam susu secara mendetil," tutur Dr dr Saptawati Bardosono MSc, ahli gizi dari Departemen Nutrisi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Efek Susu Formula

Susu formula memang dapat menyebabkan bayi gemuk atau terkena obesitas. Hasil penelitian di Inggris mengungkapkan bahwa bayi yang minum susu formula bisa terkena obesitas pada usia yang masih sangat muda yakni 5 tahun.

Obesitas pada bayi gemuk ini malahan bisa memicu penyakit jantung dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Oleh sebab itu, penting untuk tidak mengandalkan hanya pada pemberian susu formula dalam tumbuh kembang sang bayi.

Ada keyakinan di kalangan para ibu bahwa buah hati yang mengkonsumsi susu formula bayi akan mempercepat pertumbuhannya, terlihat dari terus bertambahnya berat badan anak secara signifikan. Sebenarnya apa yang membuat susu formula demikian? Apakah nutrisi di dalamnya yang lebih sempurna dan lengkap dibanding air susu ibu?

Telah banyak studi yang menunjukkan bahwa air susu ibu tidak akan pernah ada gantinya. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) gencar mengkampanyekan agar ASI menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi, dan susu formula hanya sebagai alternatif sehat pengganti ASI.

Karena susu formula bayi tidak dapat menyamai tingkat nutrisi ASI dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan kesehatan pada bayi, seperti kerusakan gigi, diare, konstipasi, dan obesitas. Obesitas pada bayi yang mengkonsumsi susu formula telah umum terjadi, terutama karena penggunaan jangka panjang.

Sejumlah besar ibu-ibu di Indonesia meyakini bahwa susu cair segar dapat membuat anak menjadi lebih gemuk, sehingga susu cair segar baik untuk dikonsumsi oleh anak dalam jumlah yang banyak.

Fakta yang dikemukakan oleh para ahli dari Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), susu cair segar tidak menyebabkan kegemukan pada anak. Bahkan ada fakta ilmiah yang membuktikan bahwa ketika anak meminum lebih dari 3 gelas susu cair segar dalam sehari, maka kemungkinan besar dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan. Oleh karena itu, anjuran untuk minum susu pada anak sebaiknya tidak lebih dari 3 gelas setiap harinya.

Kemudian ingat pula bahwa memberikan susu cair pada anak setelah usianya diatas 12 bulan, karena telah diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak di umur tersebut. Manfaat susu cair segar memang tidak perlu diragukan lagi, namun jangan dikonsumsi secara berlebihan karena justru dapat berdampak tidak baik pada anak.

Beberapa faktor yang menyebabkan susu pemicu obesitas adalah.

Nutrisi Dalam Susu Formula Bayi

Studi yang dipublikasikan secara online di Journal Pediatrics menemukan bahwa bayi yang diberi beberapa jenis susu formula memiliki penambahan berat badan lebih banyak dan lebih cepat dari pada bayi lainnya yang mengkonsumsi ASI. Itu terjadi karena susu formula bayi mengandung lebih banyak asam amino bebas, serta mengandung protein terhidrolisis 35% persen lebih banyak.

Kebiasaan Bayi Menggunakan Botol Susu

Meminum susu formula bayi melalui botol lebih mudah dan nyaman untuk bayi dibanding meminum ASI langsung dari payudara ibu. Tanpa berusaha menghisap pun biasanya susu botol akan langsung mengalir ke dalam mulut bayi, dan masuk ke dalam perut bayi dalam jumlah banyak yang menyebabkan kelebihan nutrisi.

Gula Tambahan

Beberapa jenis susu formula mengandung gula tambahan yang dapat menyebabkan bayi kelebihan kalori dan memicu obesitas.

Pemilihan Susu Formula.

Beberapa jenis susu formula memiliki kandungan protein dan lemak yang terlalu tinggi, yang dapat mengganggu metabolisme dalam tubuh bayi dan memicu obesitas.

Meskipun demikian, tidak semua bayi yang mengkonsumsi susu formula terancam kegemukan. Bayi kegemukan tidak hanya dipengaruhi oleh susu formula, tetapi juga karena hal lain seperti genetik, pola pemberian nutrisi dan penyakit tertentu.

 

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…