Kunci Penguasaan Bahasa Inggris - Bisa Karena Biasa

Metode penyampaian yang didukung dengan penggunaan media komunikasi yang baik, menjadikan siswa lebih mudah menguasai bahasa Inggris dan memungkinkan siswa belajar dalam struktur yang lebih nyaman. 

NERACA

Dewasa ini, bahasa Inggris masih dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai bahasa yang sulit dikuasai. Di Indonesia, orang yang fasih dalam berbahasa Inggris masih terbilang minim. Hal ini disebabkan karena kurangnya masyarakat menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar kedua, lain halnya dengan negara-negara tetangga yang sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Jika dicermati dengan seksama, orang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dan biaya yang tidak sedikit. hanya untuk menguasai bahasa Inggris, baik itu melalui pendidikan formal maupun non formal. Namun apa daya? Setelah menempuh waktu yang cukup panjang, hasil yang diperoleh dirasa masih belum maksimal. Tingkat keberhasilan tergolong minim.

Mengapa setelah menghabiskan waktu selama sekurang-kurangnya 6 tahun (di sekolah) untuk belajar Bahasa Inggris atau setelah kursus dilembaga kursus bahasa Inggris yang sifatnya konvensional, namun tetap saja tidak bisa berbahasa Inggris (ngomong inggris)? Apa atau siapa yang salah?

Kepada Neraca, Operating Manager Daily English Hary Setyawan menuturkan, kendala yang dihadapi sebenarnya adalah metode penyampaian yang kurang efektif. Metode konvensioanal kurang begitu membawa dampak yang signifikan bagi perkembangan siswa. Selain itu, kebiasaan juga menjadi factor utama yang menentukan seseorang untuk lancar dalam berbahasa Inggris.

“Inilah yang menyebabkan kenapa selama ini bahasa Inggris sulit untuk dikuasai dengan baik dan benar. Kita sulit untuk berbicara dengan spontan dan kebiasaan berbicara dengan bahasa Inggris juga masih sangat jarang” ujarnya.

Menyikapi fenomena tersebut, lembaga kursus bahasa Inggris mulai merubah metoda penyampain yang selama ini kurang membuahkan hasil. Perlahan tapi pasti, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, sejumlah lembaga kursus pun mulai meninggalkan gaya pelatihan  atau kursus Bahasa Inggris yang konvensional yang cenderung mahal dan “kaku”.

Ya, dalam hal ini, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang terbilang pesat dinilai dapat menghadapi kendala yang ada. Bagaimana tidak? kemajuan teknologi mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Tanpa mengedepankan intensitas pertemuan tatap muka, sistem pembelajaran modern semacam ini memungkinkan siswa belajar dalam struktur yang lebih nyaman.

Nah, bentuk kursus bahasa asing yang sedang nge-trend saat ini adalah belajar dengan menggunakan kecanggihan teknologi, terutama via internet atau bahkan via seluler. Dengan adanya media pembelajaran seperti ini diharapkan dapat memberikan teknik pembelajaran yang komunikatif yang mengutamakan pada orientasi dan dapat memberikan motivasi kepada siswa.

Hary mengatakan, proses belajar mengajar bukan hanya dilakukan di ruangan tetapi juga dapat menggunakan media-media teknologi agar dapat membantu mahasiswa di luar kelas. Apalagi bagi mereka yang memiliki waktu yang sangat padat. Tentunya dengan menggunakan media seperti seluler, dimanapun mereka berada jarak tidak menjadi masalah.

“Bila kita memiliki waktu yang cukup padat, tidak ada waktu untuk mengikuti kelas bahasa Inggris, kita bisa berkomunikasi bahasa Inggris by phone. Waktu dan tempat tinggal disesuaikan dengan kondisi kita. Inilah yang coba ditawarkan oleh Daily English,“ kata pria yang meyakini kursus via seluler lebih efektif ketimbang via online ini.

Lebih lanjut Hary memaparkan, berbeda dengan lembaga kursus bahasa Inggris yang lain, yang biasanya belajar bahasa Inggris di dalam kelas dengan waktu 2-3 jam/minggu dalam dua kali pertemuan atau melalui kursus online, Daily English menawarkan hal yang berbeda dari yang lain, yaitu belajar berkomunikasi bahasa Inggris melalui telepon.

Program yang menjadi fokus di Daily English adalah conversation. Peserta diharuskan menelepon tutor setiap hari dari Senin sampai Sabtu untuk berkomunikasi langsung dalam bahasa Inggris. Dalam satu hari dijatahkan berbicara dengan tutor 20 sampai 30 menit.

Bila kita ingin lancar berbahasa Inggris, lanjut dia, maka seringlah berbicara dengan bahasa Inggris. Dengan sering berbicara dengan bahasa Inggris, kita bisa mendapatkan banyak pelajaran sekaligus vocabulary, grammar dan terbiasanya telinga untuk mendengar kata-kata dalam bahasa Inggris. Inilah yang coba dibangun oleh Daily English: terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Seperti namanya, Daily English yang berarti berbahasa Inggris setiap hari.

“Jadi, intinya kebiasaan lah yang menjadi faktor utama seseorang untuk lancar dalam bahasa apapun. Jika seseorang ingin lancar dalam bahasa Inggris, ya harus sering berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Inti dari belajar bahasa adalah pengucapannya bukan hanya sekedar bisa menulis dan paham grammar,” tutup dia. 

 

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…