Lagi, Dua Emiten Nakal Terancam Didelisting

NERACA

Jakarta- Menyusul didelistingnya PT Amstelco Indonesia Tbk (INCF) lantaran telah lama disuspensi, kini PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kembali mendelisting dua emiten lagi yaitu PT Optima Securities dan PT Jakarta Invesment Management yang juga telah lama disuspensi.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, pihaknya telah memproses penyelesaian kasus dua perusahaan sekuritas, “Proses penyelesaiannya masih berlangsung,”katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Dia menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan untuk menyelesaikan kasus tersebut. Sejauh ini sejumlah nasabah telah melakukan klaim dan bagi setiap nasabah yang melakukan klaim tersebut harus memiliki bukti pendukung. "Nasabah mengajukan klaim, kita verifikasi dan klarifikasi mulai dari KPEI, KSEI, dan BEI. Apakah nasabah itu tidak berafiliasi, Lalu kami pergi ke OJK,” jelasnya.

Menurut Uriep, proses penyelesaian klaim nasabah PT Optima Securities ini hingga batch 9. Manajemen BEI telah melakukan suspensi PT Optima Securities sejak 23 Oktober 2009. Suspensi tersebut dilakukan lantaran kasus penyelewengan dana nasabah.

Sementara Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen mengatakan, pihaknya telah memberikan peringatan kepada kedua emiten tersebut untuk segera meyakinkan BEI terkait proses restrukturisasi yang dilakukannya.

Asal tahu saja, dalam hal ini Optima Securities dinilai telah melanggar peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.1 tentang persetujuan tertulis pengawas atas pembukaan rekening nasabah dan peraturan Bapepam-LK Nomor III.C.7 tentang sub rekening efek pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian.

Untuk PT Jakarta Securities, lanjut dia masih dalam  tahap pemeriksaan. Manajemen BEI telah melakukan suspensi terhadap PT Jakarta Securities sejak 10 November 2011 dikarenakan masih ada kasus hukum yang berkaitan dengan PT Jakarta Investment Management terkait penyelewengan dana investasi PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
Selain kedua perusahaan sekuritas tersebut, manajemen BEI telah mensuspensi beberapa emiten,  antara lain PT Siwani Makmur Tbk (SIMA), PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO), PT Panca Wiratama Sakti Tbk (PWSI), PT Buana Listya Tama Tbk (BULL), dan PT Indo Setu Bara Resources Tbk (CPDW). Jika perusahaan tidak kunjung memberikan kejelasan terkait keberlangsungan usahanya maka manajemen BEI akan mencabut keanggotaan emiten terkait (delisting).

Asal tahu saja, sebelumnya BEI menginformasikan secara resmi mencabut keanggotaan PT Amstelco Indonesia Tbk (INCF) sebagai perusahaan tercatat yang mencatatkan sahamnya di lantai bursa pada 19 Februari 2013. Hal tersebut merujuk pada ketentuan III.3.1 Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa.

Proses penghapusan pencatatan efek perseroan ditetapkan dengan tindakan perdagangan efek di pasar negosiasi selama 20 hari bursa per tanggal 21 Januari 2013 sampai dengan 18 Februari 2013 dengan efek delisting per 19 Februari 2013. (lia)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…