NERACA
Jakarta- PT Intraco Penta Tbk (INTA) optimistis targetkan penjualan alat berat sebesar 15-20% seiring keseriusan pihak manajemen untuk melakukan diversifikasi usaha di bidang agribisnis dan infrastruktur.
Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk Fred Manibog mengatakan, diversifikasi yang dilakukan pada kedua bidang tersebut karena memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan, “Ke depan, kita tidak hanya fokus pada sektor pertambangan,”katanya di Jakarta kemarin.
Menurutnya, penjualan untuk sektor pertambangan di tahun 2013 ditekan diangka 60%. Sementara sepanjang 2012, penjualan alat berat INTA mencapai 1.028 unit, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 1.163 unit. Meskipun demikian, dia berharap diversifikasi usaha akan berjalan semakin baik.
Terkait prospek sektor pertambangan, Fred optimistis, industri pertambangan akan kembali stabil. Oleh karena itu, meskipun sempat tertunda pada tahun lalu, perseroan masih berminat untuk melakukan akuisisi. “Ada untungnya, kami menunda akuisisi batu bara tahun lalu. Tetapi rencana masih tetap ada karena batu bara sangat penting dalam jangka panjang,” jelasnya.
Menurut Fred, pihaknya tidak hanya melirik batu bara saja, tetapi juga komoditas lain seperti emas, nikel, dan bauksit. Selain itu, perseroan juga masih terus menjajaki penawaran perdana saham anak usahanya, PT IBF yang bergerak di perusahaan pembiayaan.
Terbitkan Surat Utang
Untuk menunjang usaha IBF, menurut Fred, pihaknya tengah mempertimbangkan penerbitan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes/MTN) senilai Rp100-200 miliar. Penerbitan surat utang tersebut untuk mendanai rencana akuisisi salah satu tambang batu bara di Kalimantan Timur. Namun saat ini, selain menunggu waktu yang tepat, pihaknya juga menantikan aset IBF menjadi besar. Dengan demikian, dapat melakukan penawaran perdana saham.
Dia mengakui, rencana akuisisi tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Terbatas (RUPST). INTA sendiri langsung membentuk satu anak usaha yang bergerak khusus di bidang pertambangan batubara, PT INTA Resources.
Pada kesempatan yang sama, Investor Relation PT Intraco Penta Tbk, Imam Liyanto mengatakan, pihaknya menganggarkan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sebesar US$ 30 juta. Rencananya, dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk perluasan cabang dan pengembangan usaha unit rental. Sumber pendanaannya, lanjut dia berasal dari kas internal dan pinjaman bank. “Kemungkinan mayoritas belanja modal dari perbankan,” ujarnya.
Dia menambahkan, sepanjang 2012, perseroan telah merealisasikan belanja modal sekitar US$20 juta pada 2012, antara lain untuk pertambahan unit alat rental dan pembukaan cabang di Kendari, Palu, dan Luwak. Sementara hingga kuartal ketiga 2012, pendapatan perseroan mencapai Rp2,07 triliun, meningkat tipis dari Rp 2,06 triliun di periode yang sama. Namun, laba bersih perusahaan tercatat mengalami penurunan menjadi Rp 31,7 miliar dari Rp 68,1 miliar. Terjadinya penurunan laba bersih tersebu t diklaim karena adanya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.(lia)
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…