BNP Gandeng BRI Terbitkan Kartu Kredit co-Branding

NERACA

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Nusa Parahyangan Tbk menjalin kerja sama kartu kredit co-branding guna meningkatkan akuisisi nasabah baru serta memperkuat eksistensi di daerah. “Bagi BRI, co-branding ini selain untuk menambah channel akuisisi, juga dalam rangka meningkatkan jumlah kartu dan outstanding kartu kredit BRI,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI, Muhamad Ali di Jakarta, Rabu.

Dia berharap, melalui kerja sama ini akan mempercepat akuisisi pemegang kartu kredit BRI di daerah, khususnya wilayah Jawa Barat. BNP sendiri, kata Ali, merupakan bank ritel di Jawa Barat yang berkembang cukup pesat. “Kita memiliki sistem yang cukup besar. Ini memungkinkan banyak sekali kerja sama dan harus dioptimalkan. Syarat kerja sama co-branding adalah memiliki visi dan karakter yang sama dengan BRI,” terangnya.

Sementara Bank Nusa Parahyangan membidik 40 ribu-45 ribu nasabah khusus atau premium untuk bisnis kartu kredit dengan BRI. Tahun ini, pihaknya menargetkan bisa menerbitkan lima ribu kartu kredit, dengan jumlah nasabah BNP yang totalnya mencapai 140 ribu rekening.

Selain itu, BNP juga menargetkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 25% di tahun 2013. Khusus untuk kredit, perseroan masih fokus membidik segmen ritel atau usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Kredit dan DPK tumbuh 25% dalam RBB (rencana bisnis bank). Pada 2012, bagus di atas 20%, kredit 22%,” ujar Direktur Bisnis BNP, Budi T Halim, kemarin.

Dia menjelaskan, BNP tetap fokus menyalurkan kredit ke segmen ritel, dengan porsi mencapai 50%-60% dari total kredit. Sementara sisanya terbagi untuk segmen komersial dan korporasi. Kucuran kredit perseroan, kata Budi, sekitar Rp5,8 triliun (belum diaudit) pada akhir tahun 2012.

“Segmen kredit kita di ritel, hampir semua produktif. Kita kan belum besar di konsumtif. Tahun ini masih di ritel. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di bawah 1%, net NPL 0,5%,” tuturnya. Sementara untuk DPK, porsi terbesar masih di deposito sebesar 65% dari total DPK, dan sisanya sebesar 35% terbagi antara giro dan tabungan.

Menurut Budi, pada akhir tahun 2012, total DPK BNP sekitar Rp7 triliun. Senior Vice President Business Development Division Head BNP, Bonny Wahyudi menambahkan, untuk mendukung perkembangan bisnis, perseroan berencana membuka 20 kantor cabang pada tahun ini. Adapun, lima di antaranya merupakan lanjutan dari RBB tahun lalu yang belum terlaksana.

“Jaringan setahun rata-rata 20 kantor. Tahun ini ada yang carry over tahun lalu itu lima kantor, yang baru 15 kantor. Sehingga 20 kantor untuk tahun ini. Investasi kantor beda-beda, tergantung wilayah dan size. Rata-rata Rp1 miliar sampai Rp1,5 miliar untuk renovasi, karena biasanya kita sewa,” tandas Bonny. [ardi]

BERITA TERKAIT

Intervensi Bank Sentral, Rupiah Sedikit Menguat

NERACA Jakarta  - Nilai tukar rupiah pada Senin (24/6) sore, bergerak di area positif atau menguat sebesar 62 poin menjadi…

Mandiri Dukung Wirausaha Kampus

NERACA Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk menggelar National Lecturer Series (NLS), yakni sebuah program kuliah umum yang ditujukan untuk…

OJK Resmi Cabut Izin Usaha AJN

NERACA Jakarta - Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) secara resmi mencabut izin usaha PT Asuransi Jiwa Nusantara (AJN)…

BERITA LAINNYA DI

Intervensi Bank Sentral, Rupiah Sedikit Menguat

NERACA Jakarta  - Nilai tukar rupiah pada Senin (24/6) sore, bergerak di area positif atau menguat sebesar 62 poin menjadi…

Mandiri Dukung Wirausaha Kampus

NERACA Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk menggelar National Lecturer Series (NLS), yakni sebuah program kuliah umum yang ditujukan untuk…

OJK Resmi Cabut Izin Usaha AJN

NERACA Jakarta - Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) secara resmi mencabut izin usaha PT Asuransi Jiwa Nusantara (AJN)…