Masih Banyak Jumlah Orang Miskin Di Indonesia

Masih Banyak Jumlah Orang Miskin Di Indonesia

 Jakarta – Jumlah orang miskin di Indonesia saat ini masih tinggi. Bahkan diperkirakan  mencapai 17% dari total penduduk di Indonesia. Hal ini lebih disebabkan karena  lemahnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam dan sumber ekonomi.

“Dalam bidang pertanian, banyaknya konversi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan yang tidak terkontrol mengakibatkan akses petani terhadap lahan pertanian menjadi sulit,” kata Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Said Tuhuleley dalam siaran pers, Rabu (18/5)

 Menurut Said, banyak petani yang tidak memiliki lahan pertanian karena lahan tersebut banyak dikonversi menjadi kawasan perumahan, pabrik, dan berbagai peruntukan lainnya. “"Akibatnya, petani berlahan sempit semakin terdesak sehingga semakin menyengsarakan rakyat yang terus menerus mengalami proses pemiskinan," tambahnya

 Konversi lahan dan luas kepemilikan yang tidak terkontrol mengakibatkan akses petani kecil terhadap lahan pertanian menjadi sangat sulit. Hal ini juga menyulitkan sebuah negara untuk mencapai pertanian mandiri apabila lahan bagi pelaku sektor pertanian, khususnya pedesaan, nyaris tidak ada. Akibatnya, petani berlahan sempit pun semakin terdesak.

 "Mereka yang miskin atau dimiskinkan ini umumnya adalah petani, buruh, dan pekerja di berbagai sektor informal lainnya. Faktor utama penyebab kemiskinan kelompok masyarakat tersebut adalah lemahnya akses terhadap sumberdaya alam dan sumber ekonomi lainnya," tutur Said.

 Di sektor pertanian, Said mengungkapkan kualitas tanah relatif mengalami penurunan drastis. Pada gilirannya, penurunan kualitas tanah dan air menyebabkan penurunan produktivitas hasil pertanian.

 "Penurunan mutu terjadi karena pengelolaan sumberdaya tanah dan air yang buruk dan ditambah dengan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi tanah tanpa sama sekali mempertimbangkan perlunya keseimbangan ekosistem," terang Said.

 Selain itu, kegiatan industri, terutama di sektor perkebunan, pertanian, dan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan raksasa dan transnasional menjadi salah satu penyebab pemanasan global dan penghancurahan lahan-lahan produktif masyarakat.

 "Belum lagi akibat langsung yang ditimbulkan karena perubahan iklim yang drastis seperti kekeringan yang berkepanjangan, banjir yang terjadi hampir setiap tahun, longsor, badai. Semuanya menyengsarakan rakyat yang terus menerus mengalami proses pemiskinan," ungkap Said. **cahyo

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…