Ekonomi Indonesia Diprediksi Cuma Tumbuh 6%

Kajian Indef Sampai 2025

 Ekonomi Indonesia Diprediksi Cuma Tumbuh 6%

 Jakarta—Pertumbuhan ekonomi Asia yang pesat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun berdasarkan kajian perekonomian Indonesia hingga 2025 diperkirakan tumbuh minimal 6%. .Alasanya sejak krisis keuangan global  2009, maka peta perekonomian dunia mengalami pergeseran. “Indonesia seharusnya bisa tumbuh minimal 6%, dengan catatan tidak ada krisis ekonomi global ditengah-tengah,” kata Direktur eksekutif Indef Ahmad Erani Yustika kepada wartawan di Jakarta,18/5

 Berdasarkan pengalaman, menurut Erani, biasanya krisis terjadi dan muncul sekitar 5 tahun atau tujuh tahun sekali. “Karena biasanya itu, ada siklus krisis yang muncul 5-7 tahun sekali,”tambahnya.

 Lebih jauh kata Guru Besar Universitas Brawijaya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat baik hingga 2025 mendatang. Adapun alasan dan pertimbangannya ada, Pertama, daya beli masyarakat yang diukur dari pendapatan perkapita semakin meningkat dari waktu kewaktu. “Itu diiringi dengan size masyarakat yang besar, sehingga dari kombinasi itu menandakan konsumsi rumah tangga yang akan kian besar, itu menjadi kuat,” terangnya.

 Aspek kedua, kata Erani lahi, pertumbuhan ekspor yang significant meskipun juga diiringi dengan peningkatan impor yang dratis. Ekspor selalu dipandang sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang penting. Aspek Ketiga, hingga saat ini Indonesia masih tergolong negara yang ‘menggoda’ bagi investasi. “Dengan beberapa pertimbangan tersebut saya rasa wajar apabila Bank Dunia ataupun IMF menilai aspek pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin tinggi,” paparnya.

 Merskipun kondisi ekonomi Indonesia diprediksi membaik, tetap ada catatan dalam laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang perlu dibenahi. Struktur pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih dipandang rapuh lantaran masih bertumpu pada non-tradable.  Erani memandang, kondisi tersebut belum akan berubah dalam waktu dekat. Alasannya, orientasi kebijakan pemerintah belum ada yang secara eksplisit menunjukan keberpihakan kepada tradable sector.

 Namun, Erani mengakui bahwa tentu akan ada risiko-risiko yang muncul dalam laju pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, menurutnya, yang paling penting adalah bagaimana bisa memperkuat ekonomi domestik. “Salah satunya dengan penguatan iklim investasi, salah satunya dengan perbaikan infrastruktur, birokrasi semakin baik, pembebasan lahan, kepastian hukum. Itu saya rasa hal-hal penting yang harus dilakukan pemerintah yang akan berkesinambungan dalam jangka panjang,” tandasnya.

 Sebelumnya, Kepala Biro Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI), Sugeng justru optimis pertumbuhan ekonomi dapat melampaui 7%dalam jangka menengah pada 2011 ini. "Pertumbuhan ekonomi 2011 diperkirakan 6-6,5 persen, dan dapat melampaui tujuh persen dalam jangka menengah," ujarnya.

Dijelaskan Sugeng, pertumbuhan itu akan ditopang dari investasi, ekspor, serta konsumsi. "Investasi akan menonjol, mungkin sudah akan di atas 10 persen (9,6-10 persen), ekspor akan mendukung pertumbuhan akan bagus, konsumsi akan cukup bagus pada 2011 ini, dengan adanya kenaikan gaji," ungkapnya.

 Namun dalam peningkatan kinerja perekonomian tersebut, juga mengandung tekanan dan risiko. "Masih derasnya aliran modal asing dan tingginya harga komoditi global, tekanan inflasi dalam negeri akan lebih tinggi dan juga ekses likuiditas perbankan yang masih besar, dan risiko pembalikan modal asing yang juga meningkat," bebernya.

 Oleh karena itu BI akan berkoordinasi dengan pemerintah yang juga diperkuat baik dalam pengendalian inflasi maupun dalam pengelolaan aliran modal asing dan mendorong terciptanya stabilitas keuangan.     **cahyo

BERITA TERKAIT

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…