Membandingkan Harga Kerangka Kayu dan Baja Ringan

Jika menyangkut bahan, saat hendak membangun atau merenovasi rumah, sudah seharusnya kita tahu berapa hitungan belanja bahan dan ongkosnya, termasuk belanja untuk membangun kerangka atap rumah.

Sebab, pemilihan bahan jelas, dari kayu atau baja ringan, jelas mempengaruhi dana yang harus disediakan. Mari kita hitung dan bandingkan. Misalnya berbentuk pelana ukuran 4x8 m2, berapa dana yang  harus disediakan untuk memasang kerangka atap berbahan kayu dan berbahan baja ringan.

Dengan atap ukuran 4x8 m2, berarti terdapat tiga kuda-kuda yang ada di dua pinggir dan satu tengah. Untuk membuat tiga kuda-kuda tersebut dibutuhkan sekurangnya 1m3 kayu balok ukuran 8/12. Harga kayu per  meter kubik sekitar Rp3 juta. Selain itu, kita perlu juga kayu kaso 4/6 dan reng 3/, dengan harga sekitar Rp2 juta. Jadi, untuk belanja bahan dan perlengkapannya sekitar Rp 5 juta. Biaya lainnya adalah untuk jasa tukang selama seminggu sekitar Rp1,5 juta.  Jadi total mencapai Rp6,5 juta.

Sedangkan jika kerangka atap itu dibuat dari bahan baja ringan, untuk ukuran 4x8 m2, dibutuhkan bahan baja ringan yang harganya sekitar Rp110 ribu – Rp160 ribu per meter persegi. Untuk bahan membutuhkan dana sebesar Rp5,12 juta. Ditambah ongkos pemasangan, selama 3-4 hari sekitar Rp1juta, jadi total anggarannya sebesar Rp6,12 juta. Dengan demikian selisihnya tak jauh berbeda.

Kendati nyaris sama ongkosnya, namun ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menjatuhkan pilihan jenis bahan tersebut. Di antaranya, dari aspek lingkungan, baja ringan jelas merupakan pilihan, karena bahannya tak merusak lingkungan. Dari tingkat  ketahanan bahannya, baja ringan di daerah perkotaan lebih dianjurkan. Sebaliknya, jika di daerah pantai, disarankan untuk memakai bahan kayu, sebab baja ringan tak dijamin bebas korosi atau karatan.  

Jika tak diserang rayap, kayu yang baik bisa mencapai umur sekitar 10 tahun atau lebih. Sebaliknya, untuk rangka baja ringan jelas bebas dari rayap, walaupun tak dijamin terhadap ancaman korosi. Harga kerangka baja ringan Rp160 ribu per meter persegi, itu termasuk harga yang paling tinggi. Sedangkan harga yang paling rendah di kisaran Rp110 ribu per m2.

Usia baja ringan tergantung dari ketelitian saat memasang dan jenis baja ringan yang dipilih. Makin berat baja itu, makin besar pula kemampuannya menahan beban berat rangka tersebut, baik saat diinjak maupun terhadap atap gentengnya.   

Mungkin jika dihitung, estimasi biaya renovasi rangka atap kayu dengan kayu, atau mengganti rangka atap kayu dengan baja ringan tak berbeda jauh. Namun keuntungan lebih bisa diperoleh setelah atap terpasang. Atap kayu bisa tahan 10tahun, jika tidak terserang rayap. Atap baja ringan bisa seumur bangunan dan bebas rayap. Jadi secara keseluruhan, rangka atap baja ringan memiliki keunggulan lebih dibandingkan rangka atap dari kayu. (saksono)

BERITA TERKAIT

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…

Okupansi Hotel Libur Lebaran Capai 80 Persen

NERACA Badung, Bali - Anggota holding BUMN InJourney, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) mencatat tingkat okupansi kamar hotel di kawasan the Nusa…

BERITA LAINNYA DI Hunian

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…

Okupansi Hotel Libur Lebaran Capai 80 Persen

NERACA Badung, Bali - Anggota holding BUMN InJourney, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) mencatat tingkat okupansi kamar hotel di kawasan the Nusa…