Gelar RUPSLB, Gajah Tunggal Matangkan Rencana Obligasi

NERACA

Jakarta- PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) berencana untuk menerbitkan obligasi sebesar US$ 500 juta. Untuk itu perseroan perlu meminta persetujuan dari para pemegang saham terkait hal tersebut melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) kemarin. “Salah satunya ada masalah bond, tapi saya gak bisa beri komentar apa-apa sekarang.” jelas Senior Manager Investor Relations, Miquel Staal di Jakarta, Senin (14/1).

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Gajah Tunggal Tbk, Catharina Widjaja juga menegaskan, pihaknya tidak dapat menjelaskan secara lebih detil terkait rencana penerbitan obligasi tersebut. “Saya tidak mau komentar apa-apa karena kita dalam masa black out periode.” ujarnya.

Dalam keterangan yang pernah dirilis pada Desember 2012 lalu, perseroan akan menerbitkan obligasi senilai US$500 juta. Dana penerbitan obligasi itu adalah untuk pembelian kembali obligasi awal yang telah diterbitkan oleh GT 2005 Bond B.V, selaku anak perusahaan. Selain itu, juga akan digunakan untuk ekspansi usaha perseroan.

Selain itu, sisanya akan dipergunakan untuk modal kerja perseroan seperti ekspansi fasilitas produksi ban TBR, dan untuk keperluan lainnya. Suku bunga notes itu maksimum sebesar 10% per tahun. Sementara untuk jatuh tempo pembayaran bunga akan dilakukan setiap enam bulan. Adapun jaminan notes ini akan dijamin secara khusus dengan harta kekayaan perseroan yang nilai maksimum penjaminannya sebesar jumlah pokok notes.

 

Laba Tumbuh 10,8%

Sementara pada kuatal ketiga 2012, perseroan mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 10,8% atau menjadi Rp680,3 miliar dari periode yang sama tahun lali sebesar Rp572,3 miliar. Peningkatan penjualan memicu laba produsen ban kendaraan bermotor tersebut naik secara signifikan.

Dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, pada sembilan bulan pertama tahun 2012 Gajah Tunggal mencatatkan penjualan mencapai Rp9,4 triliun, naik 8% dari kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp8,7 triliun. Meski beban pokok penjualan naik tipis menjadi Rp7,7 triliun, dari Rp7,5 triliun, namun beban penjualan meningkat signikan dari Rp307 miliar menjadi Rp358 miliar.

Hal ini membuat laba kotor dan laba sebelum pajak masing-masing mencapai Rp1,7 triliun dan Rp960,1 miliar, atau naik dari kuartal ketiga 2011 masing-masing Rp1,2 triliun dan Rp734,3 miliar. Adapun total aset perseroan tercatat menjadi Rp12,3 triliun dari Rp11,6 triliun. Dari total aset tersebut, jumlah ekuitas mencapai Rp5 triliun dan sisanya utang. Hal ini meningkat dibandingkan ekuitas kuartal ketiga 2011 sebesar Rp2,7 triliun.  

Perseroan mengalokasikan belanja modal jangka panjang sebesar Rp5 triliun untuk periode 2012-2016. Adapun penggunaan belanja modal tersebut akan digunakan untuk mengembangkan produk ban truk dan ekspansi produk ban lainnya sehingga diharapkan di tahun-tahun mendatang, perseroan dapat meningkatkan omzet usahanya. (lia)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…