Indonesia Tertinggal di Tiga Target MDGs

NERACA

Jakarta – Dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan dunia internasional, Indonesia kalah dalam tiga hal, yaitu angka kematian ibu yang tidak kunjung turun, penanggulangan HIV/AIDS, dan penanganan akses air bersih. Hal tersebut disampaikan Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs Nila Moeloek di Jakarta, Kamis (10/1).

Namun demikian, menurut Sekretaris Eksekutif Sekretariat MDGs Bappenas Arum Atmawikarta, Indonesia masih cukup bagus dalam pencapaian MDGs. “Kalau dibanding dengan rata-rata pencapaian di ASEAN, kita di atas rata-rata,” kata Arum kepada Neraca.

Untuk diketahui, delapan target MDGs adalah menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyakit menular (HIV/AIDS, malaria, dan lain-lain), memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan membangun kemitraan global untuk pembangunan.

Angka kematian ibu, kata Nila, tidak bergeming dari tahun ke tahun, yaitu 228 kematian ibu dalam setiap 100 ribu kelahiran.

Namun menurut Arum, persoalan ibu meninggal ini memang pelik. “Variabelnya banyak sekali. Bukan hanya kesehatan, tetapi juga siapa yang mengambil keputusan di keluarga, sampai siapa yang membawa si ibu hamil ke tempat melahirkan. Belum lagi masalah fasilitas. Misalkan, sudah disediakan puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar). SDM-nya sudah dilatih, tetapi alatnya tidak ada. Juga, ternyata memutasi satu tenaga dari satu puskemas ke puskesmas lain itu luar biasa sulit,” jelas Arum.

Pelayanan pasca persalinan juga menghadapi banyak tantangan. “Pemerintah memang sudah memberikan Jampersal (Jaminan Persalinan), tetapi bertabrakan dengan peraturan daerah. Misalnya tarif Jampersal Rp 580 ribu, tetapi di dalam perda hanya Rp 300 ribu,” ujar Arum.

Persoalan kedua adalah HIV/AIDS. Nila menjelaskan, HIV-nya sebenarnya terdeteksi ada peningkatan hasil. “AIDS-nya juga menurun karena sudah diberikan obat retroviral yang gratis dari pemerintah. Kalau mau periksa lebih dini, ketahuan HIV nya, setelah diobati, dia tidak bisa jatuh ke AIDS,” kata Nila. Namun demikian, memang capaian untuk pengurangan HIV/AIDS masih harus digenjot lagi.

Untuk penyakit menular selain HIV/AIDS, sudah cukup teratasi. “Demam berdarah dan malaria sudah cukup baik teratasi,” kata Nila.

Persoalan ketiga adalah akses air bersih dari pipa dan sanitasi. “PU (Kementerian Pekerjaan Umum) sudah mencoba meningkatkan akses air bersih dengan Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat). Tetapi sumur yang tidak terlindungi itu jumlahnya meningkat di daerah Indonesia Timur,” jelas Nila.

Insentif untuk Provinsi

Arum mengatakan, ke depannya, daerah-daerah yang mengejar capaian MDGs dengan serius akan mendapatkan insentif dari pemerintah pusat. “Kita ingin mendukung program-program yang memang mempercepat pencapaian MDGs. Sekarang, 33 provinsi sudah menyusun rencana aksi daerah. Kita mau lihat, dilaksanakan nyata lewat APBD nya atau tidak. Bagi yang sudah melaksanakan akan mendapat insentif fiskal dan non-fiskal,” jelas Arum.

Sayangnya, pengucuran insentif ini tersendat di DPR. “Yang perlu perjuangan itu adalah meyakinkan DPR. Meskipun itu sudah instruksi presiden, bahwa pada daerah yang menunjukkan kinerja baik, akan diberikan insentif fiskal dan non-fiskal. Tapi ternyata prioritas DPR mungkin lain,” ujar Arum.

 

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…