Pembiayaan Syariah Topang Penjualan Motor

NERACA

 

Jakarta - Kebijakan Down Payment (DP/uang muka) yang diterapkan pada 2012 membuat penjualan sepeda motor menjadi terganggu. Akan tetapi penerapan DP pada saat itu belum menyentuh untuk produk-produk syariah sehingga penjualan motor telah ditopang dari adanya DP syariah tersebut.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menilai kebijakan DP syariah yang belum diterapkan telah meringkankan konsumen dalam membeli kendaraan bermotor. "Tahun lalu, lalu penjualan motor di pasar domestik mencapai 7,14 juta unit, turun 11% dibandingkan realisasi pada 2011 sebesar 8,01 juta unit. Pada awal 2012, kami perkirakan penjualan sepeda motor hanya 6,7 juta unit seiring penerapan kebijakan uang muka kredit kendaraan bermotor pada 15 Juni 2012," kata Ketua Bidang Komersil Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, di Jakarta, Kamis (10/1).

Pencapaian penjualan sepeda motor tahun lalu, menurut Sigit, ditopang skema pembiayaan syariah. "Penjualan sepeda motor hingga 7,14 juta unit pada 2012 tertolong melalui skema pembayaran syariah menggantikan jalur pembelian kendaraan melalui pembiayaan konvensional," paparnya.

Peraturan Bank Indonesia menyebutkan kredit kendaraan bermotor untuk kendaraan roda empat non produktif yang disalurkan perbankan minimal sebesar 30% dan untuk roda dua minimal 25%. Sementara aturan Kementerian Keuangan mengharuskan kredit kendaraan bermotor dari perusahaan pembiayaan untuk kendaraan roda empat non produktif minimal sebesar 25% dan untuk roda dua minimal 20%.

Penjualan sepeda motor tahun lalu masih didominasi segmen skutik yang mencapai 65%, disusul segmen underbone atau bebek sebesar 30% dan sisanya, 5% berasal dari penjualan sepeda motor sport. PT Astra Honda Motor, agen pemegang merek (APM) sepeda motor Honda, menguasai sekitar 57% pangsa pasar dengan angka penjualan sebanyak 4,09 juta unit. PT Yamaha Motor Indonesia sebagai pesaing utama mampu menguasai 34,07% pangsa pasar dengan penjualan 2,43 juta dan PT Suzuki Indomobil Sales sebesar 6,52% dengan penjualan 465 ribu unit.

Sebelumnya, Ekonom senior UGM Tony Prasetiantono menilai sektor otomotif tidak perlu khawatir terperosoknya penjualan sepeda motor karena penerapan DP. Menurutnya, konsumen menengah ke bawah sesungguhnya hanya sedang mengumpulkan modal untuk membayar uang muka. Kinerja penjualan mobil yang mencetak rekor tahun 2012 sebagai salah satu indikator aturan DP hanya mempengaruhi kelompok masyarakat berdaya beli rendah. "Saya kira penjualan hanya akan sedikit surut 2 bulan sampai 3 bulan, akan cepat pemulihannya di sektor otomotif," ujarnya saat ditemui usai seminar Investment Focus Indonesia di Gedung Bank Indonesia, akhir tahun lalu.

Tony mempercayai itu karena tren konsumsi domestik masih akan tinggi tahun depan. Sektor utama seperti otomotif dan perumahan akan tetap terkerek. Pengusaha diminta untuk bersabar jika ada imbas negatif pada penjualan kuartal awal 2013. Aturan BI soal DP sebetulnya bertujuan untuk menghindarkan kredit macet karena debitur yang hobi menunggak. "Kalau meminjamkan dana ke debitur rawan nunggak, ya gimana, itu salah satu manajemen risiko. Aturan BI kan semangatnya agar tidak terjadi goncangan," paparnya.

Masih Ada Harapan

Akan tetapi, prediksi pesimis pada 2013 terhadap penjualan bisa berubah seiring rencana penerapan sistem plat nomor ganjil-genap dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo."Saya pikir sistem ganjil genap akan menjadi pemicu sepeda motor dibeli masyarakat. Sebab (warga Jakarta) tidak punya alternatif transportasi massal yang memadai," ujarnya Ketua AISI Gunadi Sindhuwinata.

Perkiraan Gunadi, pengendara mobil di Jakarta tidak akan mau repot dan pilih mengendarai motor saat hari mobilnya tidak bisa melintas. Apalagi sepeda motor masih tetap populer sebagai moda transportasi utama di perkotaan sampai 10 juta sampai 15 tahun ke depan. Dengan kondisi tersebut, AISI menargetkan penjualan motor tahun depan lebih tinggi dari 2012, mencapai 10 juta unit. "Siapa sih senang bermacet-macet ria, tapi lebih baik macet daripada berdesak-desakan di kereta atau bus," kata Gunadi.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…