Akhir Pekan, IHSG Belum Keluar Dari Tekanan

NERACA

Jakarta- Derasnya aksi ambil untung investor asing memaksa indeks harga saham gabungan (IHSG) Kamis ditutup melemah 45 poin. Indeks pun hampir saja balik meninggalkan level psikologis 4.300.

Analis e-Trading Securities Andrew Argado mengatakan, pelaku pasar asing yang mencatatkan jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp269,59 miliar menjadi salah satu faktor pemicu indeks BEI melemah, “Saham yang paling banyak dijual diantaranya, Astra International (ASII), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Semen Indonesia (SMGR), Bank Mandiri (BMRI), dan Kalbe Farma (KLBF)," katanya di Jakarta, Kamis (10/1).

Dia menambahkan, secara teknikal penurunan IHSG BEI hari ini merupakan suatu pemenuhan (completion) dari "partial decline pattern broadening top". Berikutnya, indeks BEI Jum’at akhir pekan diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah di kisaran 4.260-4.340 poin, “Beberapa saham yang dapat diperhatikan, yakni Adaro Energy (ADRO), Indika Energy (INDY), Petrosea (PTRO),”ungkapnya.

Asal tahu saja, mengakhiri perdagangan Kamis kemarin, IHSG ditutup anjlok 45,563 poin (1,04%) ke level 4.317,365. Sementara Indeks LQ45 ditutup ambles 10,702 poin (1,44%) ke level 733,906. Dua sektor mencoba menahan indeks bertahan di zona hijau, yaitu sektor konstruksi dan infrastruktur. Sayangnya, koreksi masif di sektor agrikultur dan aneka industri membuat indeks pun menyerah dan jatuh ke teritori negatif.

Investor asing tak mau ketinggalan aksi ambil untung, transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 255,55 miliar di seluruh pasar. Sementara hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%, belum mampu menyelamatkan indeks. BI Rate 5,75% dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 141.243 kali pada volume 4,161 miliar lembar saham senilai Rp 4,824 triliun. Sebanyak 79 saham naik, sisanya 170 saham turun, dan 94 saham stagnan.

Tercatat bursa-bursa di regional masih kompak bertahan di zona hijau sampai akhir perdagangan Kamis sore. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Fast Food (FAST) naik Rp 500 ke Rp 12.500, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 350 ke Rp 16.150, Bayan (BYAN) naik Rp 300 ke Rp 9.500, dan Axiata (EXCL) naik Rp 200 ke Rp 5.650.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 10.000 ke Rp 740.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.150 ke Rp 40.550, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.150 ke Rp 52.850, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 650 ke Rp 19.550.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup terkoreksi 17,153 poin (0,39%) ke level 4.345,775. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 4,595 poin (0,62%) ke level 740,013. Investor asing secara pelan tapi pasti mulai melepas saham, berbeda dengan kondisi sepekan terakhir yang terus menanamkan dananya di saham-saham.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 78.848 kali pada volume 1,925 miliar lembar saham senilai Rp 2,209 triliun. Sebanyak 92 saham naik, sisanya 115 saham turun, dan 104 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Bukit Asam (PTBA) naik Rp 250 ke Rp 16.050, Multi Prima (LPIN) naik Rp 250 ke Rp 7.000, (IBST) naik Rp 150 ke Rp 5.350, dan (BAEK) naik Rp 150 ke Rp 1.150.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 500 ke Rp 63.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 300 ke Rp 41.400, Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 250 ke Rp 15.450, dan Indocement (INTP) turun Rp 250 ke Rp 21.650.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 5,83 poin atau 0,13% ke posisi 4.368,76. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 1,49 poin (0,20%) ke level 746,10,”Bursa Asia dibuka menguat termasuk indeks BEI seiring sentimen positif dari penguatan bursa AS," kata analis Samuel Sekuritas Benedictus Agung.

Dia mengatakan bursa AS berhasil menguat kembali (rebound) pada perdagangan  kemarin setelah terkoreksi selama dua hari terakhir memfaktorkan optimisme pelaku pasar saham pada "earning season".

Dari dalam negeri, lanjutnya, beberapa saham yang terkoreksi signifikan pada sebelumnya seperti sektor batu bara dan perbankan diperkirakan akan kembali menguat (rebound) pada Kamis ini.

Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono menambahkan, menguatnya mayoritas bursa regional menyusul ekspektasi bagusnya kinerja korporasi di AS mendorong indeks BEI menguat, “Laporan keuangan korporasi merupakan indikator penting untuk menunjukkan ekonomi suatu negara,”paparnya.

Oleh karena itu, dirinya sempat memproyeksikan, IHSG BEI masih akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah di kisaran 4.330-4.385 poin. Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng di buka menguat 117,41 poin (0,51%) ke level 23.335,88, indeks Nikkei-225 naik 52,48 poin (0,50%) ke level 10.631,05, dan Straits Times melemah 7,89 poin (0,25%) ke level 3.228,30. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…