Permintaan Meningkat - Teh Impor Banjiri Pasar Lokal

NERACA

 

Jakarta - Sebagai pemain besar produsen teh dunia, Indonesia malah terus meningkat impor teh sejak 2010. Paling tidak impor telah mencapai 20.000 ton per tahun. Kementerian Perdagangan mensinyalir kondisi ini terjadi lantaran permintaan teh berkualitas di dalam negeri meningkat.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan bakal mengeluarkan kebijakan pembedaan skema impor, agar industri teh dalam negeri tidak tergerus. Paling tidak, untuk bahan baku atau bahan penolong produk teh, pemerintah akan memberikan kemudahan. Sementara, khusus produk olahan teh kemungkinan bakal dikenakan tambahan bea masuk.

"Importasi yang lebih ke bahan baku dan produk setengah jadi akan lebih mudah dibanding impor produk akhir, sehingga impor produk akhir tidak bersaing dengan produk dalam negeri secara tidak sehat," ujarnya di Jakarta, Rabu (9/1).

Saat ini, bea masuk untuk semua jenis produk impor teh ditetapkan sebesar 5 %. Bayu ingin ada pembedaan kebijakan terhadap bahan baku dengan produk jadi karena dalam industri teh, mustahil daun teh lokal menjadi satu-satunya bahan baku.

Contohnya teh celup. Sebagai salah satu olahan teh premium, produk itu hampir pasti memakai tambahan teh dari luar negeri. "Tujuan kita bukan melarang impor. Produksi teh-teh nasional dalam setiap sachet-nya itu ada komponen impor, makanya enak, justru karena dicampur," ungkapnya.

Bayu belum tahu berapa kisaran peningkatan bea masuk untuk impor produk olahan teh. Dia berharap beleid untuk itu bisa selesai tahun ini. Indonesia tahun lalu memproduksi 120.000 ton daun teh. Permintaan dalam negeri sekarang mencapai 50 % dari total produksi, sehingga impor harus dilakukan, karena biasanya 60 % teh lokal diekspor.

Produksi Turun

Sementara itu,Ketua Umum Dewan Teh Indonesia Rachmat Badruddin mengungkapkan produksi teh Indonesia sepuluh tahun lalu berada pada peringkat lima besar penghasil teh dunia, terus merosot sekarang pada posisi tujuh besar dan kalah dengan produksi Negara Vietnam dan Turki. “Merosotnya produksi komoditas teh ini salah satunya disebabkan banyak perkebunan teh rakyat yang dibabat digantikan tanaman lain seperti sayur-sayuran, karet dan lain-lain," kata Rachmat.

Rachmat mengatakan dalam sepuluh tahun terakhir kebun teh rakyat yang dibabat ada sekitar 30.000 hektare dan sekarang ini lahan kebun teh secara keseluruhan tinggal 120.000 hektare, tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra, dengan produksi sekitar 130 ton/tahun.

"Kebun-kebun teh yang ada sekarang sebagian besar di kelola oleh badan usaha milik negara (BUMN) dan perusahaan-perusahaan swasta, sementara untuk kebun teh rakyat tinggal sedikit," katanya.

Perkebunan teh rakyat sekarang ini perlu kembali digalakkan, karena disamping menyerap tenaga kerja yang banyak, juga bisa menahan erosi. "Teh itu bisa hidup di dataran tinggi, kalau lahan itu tehnya dibabat habis jelas akan terjadi erosi dan banjir juga tidak bisa dielekkan. Anda bisa membayangkan sendiri kalau didataran tinggi itu semua ditanami sayur apa yang akan terjadi kalau pada musim penghujan banjir pasti itu," katanya.

Dikatakan untuk kembali membangkitkan semangat teh rakyat Dewan teh Indonesia juga telah mendapatkan bantuan dana dari WHO sebesar US$ 1,2 juta. Dana itu untuk mengembangkan tanaman teh rakyat seluas 800 hektare di daerah Jawa Barat.

"Kami juga sudah melaporkan kondisi teh Indonesia kepada kementerian terkait agar ada perhatian mengenai masalah teh rakyat itu. Ya kalau dari WHO saja perhatian ini masak untuk kita tidak ada perhatian sama sekali ini kan terlalu," katanya.

Rachmat mengatakan, dengan merosotnya produksi teh dalam negeri, sekarang ini banyak teh-teh dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, padahal semestinya itu semua bisa dipenuhi sendiri kalau tidak kebun teh itu dibabat.

Hal senada diungkapkan Rachmad Gunadi, Direktur Utama PT Pagilaran, mengatakan, akibat cuaca yang tak mendukung di sebagian besar wilayah Indonesia, produksi teh di kuartal I-2012 hanya mencapai 80%-95% dari target kuartalan. Pagilaran menargetkan produksi teh kuartal I-2012 sebanyak 2.400 ton. Rachmad menjelaskan, sebagian besar lahan perkebunan milik perusahaannya berada di lahan terbuka. "Perkebunan teh yang paling terkena dampaknya berada di lereng perbukitan," katanya.

Namun untuk kuartal selanjutnya, Rachmad optimistis produktivitas teh Pagilaran akan meningkat. Apalagi melihat kondisi cuaca yang semakin membaik belakangan ini. "Pada Mei nanti curah hujan sedikit," katanya.

Penurunan produksi teh yang dialami Pagilaran kemungkinan juga dialami perusahaan perkebunan teh lain di Indonesia. Atik Darmadi, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Teh Indonesia (ATI) mengatakan, tren produksi teh di awal tahun memang lebih rendah. "Musim hujan dan angin berpengaruh pada seluruh kinerja tanaman teh," katanya.

Atik memperkirakan, produksi akan mengalami recovery pada akhir April mendatang. Sebab saat April nanti curah hujan mulai berkurang dan sinar matahari sudah mulai meninggi intensitasnya.

Berdasarkan data ATI, produksi teh nasional pada tahun lalu mencapai 124.000 ton. Walau mengalami tren penurunan di awal tahun, Atik optimis produksi teh keseluruhan tahun 2012 akan peningkatan 5%-10%, atau menjadi 136.400 ton. "Pencapaian target juga tergantung cuaca," kata Atik.

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…