Lautandhana Investment Targetkan Dana Kelola Tumbuh 25% - Perbanyak Produk Baru

NERACA

Jakarta- PT Lautandhana Investment Management menargetkan dana kelola mengalami pertumbuhan sebesar 25% dari total dana kelola reksa dana yang diperoleh perusahaan saat ini. “Total dana kelola reksa dana saat ini sebesar Rp1,5 triliun. Target dana kelolaan akhir tahun diharapkan 25% dari angka tersebut.” jelas Direktur Utama PT Lautandhana Investment Management, Irvin Padmadiwiria di Jakarta, Rabu (9/1).

Pertumbuhan tersebut, menurut dia, didukung performa produk reksa dana yang sudah ada dan adanya penerbitan produk baru sekaligus optimisme pertumbuhan Harga Indeks Saham Gabungan (IHSG) tahun ini yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan 10-15%. Pihaknya mencatat, saat ini telah mengantongi lebih dari Rp25-30 miliar.

Selain itu, pihaknya juga akan mengoptimalkan pemasaran dan jalur distribusi ritel sekaligus membangun kerja sama dengan beberapa perusahaan dan agen penjual. “Dari total jumlah investor, sekitar 90% merupakan nasabah institusi, sedang selebihnya merupakan nasabah ritel. Ke depan diharapkan bisa fifty-fifty.” jelasnya.

Menurut dia, saat ini total dana kelola yang telah diperoleh perusahaan sebesar Rp3,2 triliun. Angka tersebut disumbang dari produk reksa dana dan kontrak pengelolaan dana (KPD), sedang untuk reksa dana sendiri diperkirakan sekitar Rp1,5 triliun. Dari total angka tersebut, untuk reksa dana yang jatuh tempo yaitu sebesar Rp40 miliar yang merupakan reksa dana terproteksi.

 

Produk Baru

Direktur PT Lautandhana Investment Management, Grace N Wiragesang mengatakan, saat ini perusahaan memiliki 23 produk reksa dana, yang terdiri atas reksa dana reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan proteksi. Dari 23 reksa dana tersebut, salah satu produk reksa dana yang diterbitkan perusahaan, yaitu reksa dana Lautandhana Saham Syariah. “Kita targetkan tidak banyak, targetnya 100 miliar hingga akhir tahun.” jelasnya.

Imbal hasil yang ditawarkan dari produk tersebut, menurut dia, sekitar 15-20%. Sementara untuk penempatannya diutamakan untuk sektor-sektor saham yang memiliki nilai kapitalisasi besar, seperti infrastruktur dan konsumer. Pasalnya kedua sektor tersebut menunjukkan kinerja yang cukup baik di pasar saham. “40% untuk trading aktif. ADHI dan WIKA sebagai booster yang diprediksikan bisa naik 20-25%.” jelasnya.

Selain kedua saham infrastruktur tersebut, lanjut dia, pihaknya juga tertarik untuk menempatkan dana investasinya pada saham berbasis konsumer seperti ROTI, ICBP, dan Indofood. Di samping nilai kapitalisasi, saham-saham tersebut juga termasuk kategori saham syariah.

Dia menambahkan, dengan diterbitkannya produk baru tersebut, diharapkan dapat melengkapi produk reksa dana yang telah diluncurkan, dan mampu bersaing dengan produk reksa dana saham syariah lainnya. Produk tersebut telah mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) pada 27 Desember 2012, dan secara resmi diluncurkan pada 9 Januari 2013. (lia)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…